23 February 2024

MAKAM PATIH R. ADIPATI SINDUREJO Patih R Adp Sindurejo atau R Tg Mangkuyudo II adalah Patih Kraton Kasunanan Surakarta pada masa Susuhunan Pakubuwana III. Patih Sindurejo pernah diutus Susuhunan PBIII untuk meminta RM Said pulang ke Kraton Surakarta. Ketika bertemu RM Said disamping membawa pesan dari SinuwunPBIII, beliau juga menyarankan RM Said untuk tinggal dan menempati Dalem Sindurejan bersama keluarga. Karena pada kenyataannya Patih Sindurejo masih ada hubungan famili dengan RM Said karena beliau menikah dengan RAy Sindurejo, putri dari kakak RM Said. Disamping itu Patih Sindurejo setelah menyelesaikan tugas tsb akan meletakkan jabatan sebagai Patih dan kembali ke Jumo Temanggung tempat kelahiran beliau. Patih Sindurejo adalah salah satu leluhur Trah Mangkunegaran karena putri beliau RAy Sindurejo menjadi garwa padmi KGPAA Mangkunagara II Penguasa Puro Mangkunegaran. Dan menurunkan dua putri yg kelak menurunkan KGPAA MN III dan KGPAA MN IV. Serat Nayakatama oleh Mangkunegaran menyebutkan: Radèn Adipati Sindurêja punika têrahipun Kiyai Agêng Ênis, ingkang sugêngipun kala jaman karaton nagari Dêmak, dumugi kraton Mataram, sadèrèngipun radèn adipati punika jumênêng patih, dados bupati bumija nagari Kêdhu, dêdalêmipun ugi anglênggahi ing siti wawêngkonipun, asmanipun Radèn Tumênggung Mangkuyuda. terjemahan bebas: Raden Adipati Sindurejo adalah keturunan Kyai Ageng Enis, yang hidup pada zaman Demak hingga Mataram, sebelum Raden Adipati ini menjadi patih, beliau menjadi bupati Bumija dinegeri Kedhu, tinggal di tanah kekuasaannya dengan nama Raden Tumenggung Mangkuyuda. Salah satu petilasan yang masih ada hingga saat ini adalah adanya Makam dan Masjid Adipati Sindurejo di Desa Jumo, Kabupaten Temanggung. Menurut Serat Nayakatama, Raden Tumenggung Mangkuyudo alias Adipati Sindurejo, memberikan tempat tinggalnya di Solo dikampung Kethelan untuk dijadikan kediaman Mangkunegara I sebelum kemudian Mangkunegaran membangun istananya sendiri pada zaman Mangkunegara II, kemudian rumah Mangkuyuda ini diberikan kepada patih Wignyawijaya. Dari buku ini juga disebutkan jika Raden Tumenggung Mangkuyudo ini sudah menjabat menjadi Tumenggung sejak zaman Geger Pecinan pada tahun 1740. Kemudian Tumenggung Mangkuyudo ini, menjadi patih pada zaman Pakubuwana III, menggantikan Patih Sasradiningrat, kemudian berganti gelar menjadi Patih Adipati Sindurejo. Walau hanya 2 tahun namun Adipati Sindurejo ini telah banyak berjasa bagi perdamaian 3 negara= Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran. Mangkuyudo ini adalah Mangkuyudo yang sama yang ditugaskan mencari tanah untuk istana baru yaitu Solo pada zaman pasca Kartasura dikuasai Sunan Kuning pada era Pakubuwana II pada tahun 1745.

 MAKAM PATIH R. ADIPATI SINDUREJO

Patih R Adp Sindurejo atau R Tg Mangkuyudo II adalah Patih Kraton Kasunanan Surakarta pada masa Susuhunan Pakubuwana III.



Patih Sindurejo pernah diutus Susuhunan PBIII untuk meminta RM Said pulang ke Kraton Surakarta. Ketika bertemu RM Said disamping membawa pesan dari SinuwunPBIII,  beliau juga menyarankan RM Said untuk tinggal dan menempati Dalem Sindurejan bersama keluarga. Karena pada kenyataannya Patih Sindurejo masih ada hubungan famili dengan RM Said karena beliau menikah dengan RAy Sindurejo, putri dari kakak RM Said. Disamping itu Patih Sindurejo setelah menyelesaikan tugas tsb akan meletakkan jabatan sebagai Patih dan kembali ke Jumo Temanggung tempat kelahiran beliau.


Patih Sindurejo adalah salah satu leluhur Trah Mangkunegaran karena putri beliau RAy Sindurejo menjadi garwa padmi KGPAA Mangkunagara II Penguasa Puro Mangkunegaran. Dan menurunkan dua putri yg kelak menurunkan KGPAA MN III dan KGPAA MN IV.


Serat Nayakatama oleh Mangkunegaran menyebutkan:


Radèn Adipati Sindurêja punika têrahipun Kiyai Agêng Ênis, ingkang sugêngipun kala jaman karaton nagari Dêmak, dumugi kraton Mataram, sadèrèngipun radèn adipati punika jumênêng patih, dados bupati bumija nagari Kêdhu, dêdalêmipun ugi anglênggahi ing siti wawêngkonipun, asmanipun Radèn Tumênggung Mangkuyuda.


terjemahan bebas:

Raden Adipati Sindurejo adalah keturunan Kyai Ageng Enis, yang hidup pada zaman Demak hingga Mataram, sebelum Raden Adipati ini menjadi patih, beliau menjadi bupati Bumija dinegeri Kedhu, tinggal di tanah kekuasaannya dengan nama Raden Tumenggung Mangkuyuda.


Salah satu petilasan yang masih ada hingga saat ini adalah adanya Makam dan  Masjid Adipati Sindurejo di Desa Jumo, Kabupaten Temanggung. 


Menurut Serat Nayakatama, Raden Tumenggung Mangkuyudo alias Adipati Sindurejo, memberikan tempat tinggalnya di Solo dikampung Kethelan untuk dijadikan kediaman Mangkunegara I sebelum kemudian Mangkunegaran membangun istananya sendiri pada zaman Mangkunegara II, kemudian rumah Mangkuyuda ini diberikan kepada patih Wignyawijaya.


Dari buku ini juga disebutkan jika Raden Tumenggung Mangkuyudo ini sudah menjabat menjadi Tumenggung sejak zaman Geger Pecinan pada tahun 1740. Kemudian Tumenggung Mangkuyudo ini, menjadi patih pada zaman Pakubuwana III, menggantikan Patih Sasradiningrat, kemudian berganti gelar menjadi Patih Adipati Sindurejo. Walau hanya 2 tahun namun Adipati Sindurejo ini telah banyak berjasa bagi perdamaian 3 negara= Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran. Mangkuyudo ini adalah Mangkuyudo yang sama yang ditugaskan mencari tanah untuk istana baru yaitu Solo pada zaman pasca Kartasura dikuasai Sunan Kuning pada era Pakubuwana II pada tahun 1745.

No comments:

Post a Comment