30 September 2017

GREBEG BESAR CACABAN KOTA MAGELANG

Grebeg Besar Cacaban dilaksanakan setiap tahunnya secara rutin pada Bulan Besar pada penanggalan Jawa atau Bulan Dulhidzah pada kalender Hijriah. Pada Grebeg Besar Cacaban ditampilkan sendratari “Babad Merti Kademangan Cacaban” yang menceritakan tentang awal mula dilaksanakannya Nyadran/Merti Desa Cacaban. Pada Grebeg Besar Cacaban, Lurah Cacaban mengeluarkan “Nadzar Ki Demang Cacaban” dalam bentuk 2 (dua) buah gunungan Jalu-Istri dan 2 (dua) ekor kambing hewan qurban sebagai bentuk rasa syukur warga Cacaban atas berkah dan rahmah dari Alloh SWT yang akan dikirabkan dan disemayamkan untuk kemudian akan digrebegkan keesokan harinya setelah pelaksanaan Nyadran di Kompleks Makam Kyai Tuk Songo.

Grebeg Besar Cacaban dilaksanakan pada hari Kamis, 14 September 2017 dengan rute kirab Start dari Lapangan Kwarasan - Pasar Cacaban - Perumda Cacaban - Finish di Kompleks Makam Kyai Tuk Songo Cacaban Kota Magelang 












SADRANAN KYAI TUK SONGO CACABAN KOTA MAGELANG

RIWAYAT SINGKAT KYAI TUK SONGO

Ada seorang pemuda bernama Kyai Jumadi/Abdul Salam, berasal dari Yogyakarta, tepatnya dari Kampung Nggondo Manan. Dia adalah seorang abdi dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Menurut cerita riwayat hidupnya, dia adalah seorang yang soleh. Dimasa hidupnya, mereka senang memberi pendidikan tentang ajaran agama Islam di kampungnya. Kyai Abdul Salam, selama menjadi abdi dalem Kraton, memiliki teman atau sahabat seorang putri Kraton bernama Nyai Gemuling, yang berasal dari Kedu. Mereka saling berhubungan baik sebagai seorang teman atau sahabat. Tak lama kemudian, Kyai Abdul Salam memiliki benih rasa tertarik dengan Nyai Gemuling. Tetapi Nyai Gemuling melarikan diri keluar dari abdi dalem Kraton, pulang ke daerah Kedu, tepatnya di Kampung sebelah barat Kali Progo.
Kerabat abdi dalem Kraton mengetahui bahwa Nyai Gemuling keluar Kraton dan pulang ke daerah Kedu, kemudian menyuruh Kyai Abdul Salam supaya mencari Nyai Gemuling di daerah Kedu. Setelah sampai daerah Kedu, Kyai Abdul Salam bertemu dengan Nyai Gemuling di sebuah kampung sebelah barat Kali Progo. Kyai Abdul Salam kemudian menyampaikan maksud dan tujuannya, antara lain :
1. Kyai Abdul Salam melamar Nyai Gemuling
2. Nyai Gemuling diajak kembali ke Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Akan tetapi semua kehendak Kyai Abdul Salam ditolak oleh Nyai Gemuling. Maka terjadi perselisihan dengan keluarga Nyai Gemuling. Kyai abdul Salam melarikan diri menuju sebelah timur Kali Progo dan akhirnya meninggal dunia. Kyai Abdul Salam dimakamkan di sebelah timur Kali Progo, tepatnya di lokasi Makam Kyai Tuk Songo saat ini.
Di lokasi makam Kyai Abdul Salam ini dahulu terdapat 9 (Songo=Sembilan) mata air. Mata air yang saat ini masih ada yaitu sumur yang berada di lokasi kompleks pemakaman. Oleh Sebab itu, Kyai Abdul Salam yang dikenal dengan nama “Kyai Tuk Songo”.
Tak lama kemudian Nyai Gemuling juga meninggal dunia dan dimakamkan di sebelah barat Kali Progo. Tempat dimana Nyai Gemuling dimakamkan, kemudian dijadikan sebagai nama Dusun, yaitu “Dusun Gemulung”.

RIWAYAT PERTI DESA NYADRAN KYAI TUK SONGO

Pada tahun 1942 Kelurahan Cacaban dipimpin oleh Lurah bernama “Kodri”. Pada waktu itu, terjadilah suatu bencana yang sangat mengkawatirkan, yaitu adanya wabah penyakit yang sangat ganas. Bisa dikatakan “sore sakit, paginya meninggal”. Lurah Kodri sangat cemas dan kawatir dengan penderitaan warganya. Lurah Kodri segera berusaha dan mengambil langkah-langkah bagaimana cara mengatasi keadaan seperti itu.
Tak lama kemudian, Lurahh Kodri mendatangi sesepuh. Di tempat sesepuh itulah Lurah Kodri mendapatkan pengarahan dan petunjuk, antara lain :
1. Setiap bulan “Besar” menurut Kalender Jawa, dimohon untuk mengadakan Perti Desa [Sadranan], yang tujuannya untuk mendoakan para leluhur yang sudah sumare [meninggal dunia], terutama di makam Kyai Tuk Songo.
2. Sebelum dilaksanakan “Perti Desa/Sadranan”, terlebih dahulu untuk memberikan makam.
3. Selalu dilaksanakan untuk “memule” para leluhur.
Dalam kata “memule” mempunyai 3 (tiga) pengertian yaitu :
1. Mengingat-ingat (bahasa Jawa : ngeling-eling).
2. Memperingati (bahasa Jawa : mengeti)
3. Mendo’akan (bahasa Jawa : ndongaake)
Petunjuk dari sesepuh tersebut kemudian dilaksanakan oleh Lurah Kodri, yang kemudian dilanjutkan oleh Lurah Safuan, hingga sampai sekarang.

Sadranan Kyai Tuk Songo pada hari Jum'at, 15 September 2017, jam : 06.00 WIB









22 September 2017

JANJI MANISMU

Lirik Janji Manismu - Aishah

Oh dunia ini
Penuh kepalsuan
Oh mungkinkah tiada
Keikhlasan
Apakah ini
Suatu pembalasan
Ku sedar kebesaranMu Tuhan

Aku bagai seorang
Kembara jalanan
Terumbang ambing
Di lautan gelora
Mencari kebahagiaan
Dahan untuk menumpang kasih
Mungkinkah suratan
Hidup kau selalu keseorangan

( korus 1 )
Hati membeku mengingatkan
Kata janji manismu... oh...
Ku dilambung angan-angan
Belaian kasih sayang suci darimu
Oh kejamnya

( korus 2 )
Lidah tidak bertulang
Ucapan cinta menghiris kalbu
Ku kan pergi membawa diri
Cinta di hati terkubur lagi

Tidak ku fahami
Mengapa terjadi
Peristiwa pahit mengguris hati
Jalanan hidup ini
Sudah tertulis
Kutempuhi dengan kesabaran
Kusedar kebesaranMu Tuhan...

( ulang dari korus1 )


Lirikami : http://www.liriklagumuzika.com/2008/09/lirik-janji-manismu-aishah.html#ixzz4tPdoE8oH

KUPILIH HATIMU

Kupilih Hatimu
by Ussy Sulistiyawati Feat Andhika Pratama


Ku pilih hatimu tak ada ku raguMencintamu adalah hal yang terindahDalam hidupku oh sayangKau detak jantung hatiku
Setiap nafasku hembuskan namamuSumpah mati hati ingin memilihmuDalam hidupku oh sayangKau segalanya untukku
Janganlah jangan kau sakiti cinta iniSampai nanti di saat ragakuSudah tidak bernyawa lagiDan menutup mata ini untuk yang terakhir
Setiap nafasku (setiap nafasku)Hembuskan namamu (hembuskan namamu)Sumpah mati (sumpah mati)Hati ingin memilihmu (ku milikmu)Dalam hidupku oh sayangKau segalanya untukku ooh
Janganlah jangan kau sakiti cinta iniSampai nanti di saat ragakuSudah tidak bernyawa lagiDan menutup mata ini untuk yang terakhir
Oh tolonglah jangan kau sakiti hati iniSampai nanti di saat nafaskuSudah tidak berhembus lagiKarena sungguh cinta ini cinta sampai mati
Tolonglah jangan kau sakiti cinta iniSampai nanti aku tidak bernyawa lagiDan menutup mata ini untuk yang terakhir
Oh tolonglah jangan kau sakiti hati iniSampai nanti di saat nafaskuSudah tidak berhembus lagiKarena sungguh cinta ini cinta sampai matiCinta sampai mati