24 June 2018

The Wedding : Riezky Dwi Indah Nugraheni & Khairul Komenk Siswantoro

The Wedding :
Riezky Dwi Indah Nugraheni & Khairul Komenk Siswantoro 
Minggu, 24 Juni 2018, Jam 09.00 WIB
Rumah Dr Reno, RT 4 RW 12, Puri Tuk Songo, Cacaban, Kota Magelang


23 June 2018

KENDURI CINTA

Kenduri Dalam Rangka Memberikan Do'a Restu Akad Nikah RIEZKY DWI INDAH NUGRAHENI dengan Khairul Komenk Siswantoro  pada hari Sabtu, 23 Juni 2018, jam 19.20 WIB bertempat di Rumah Ibu Naniek No 101 RT 3 RW 12, Puri Tuk Songo, Cacaban, Kota Magelang





The Wedding : Chandra Gusta Wisnuwardana & Dini Dwi Permata Sari

The Wedding
Chandra Gusta Wisnuwardana & Dini Dwi Permata Sari

Maha Suci Alloh SWT
yang telah menciptakan makluk-Nya berpasang-pasangan
Ya Alloh dengan memohon rahmat dan ridha-Mu
Untuk melaksanakan syariat agama-Mu dan memenuhi sunnah Rasul-Mu
Dalam membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah
Gedung Sinta, Bandongan, Magelang

Sabtu, 23 Juni 2018



Gedung Sinta, Bandongan, Magelang
Sabtu 23 Juni 2018


UUT SELLY


Jika berada di kawasan Magelang hingga Yogyakarta dan sekitarnya bila ada panggung dangdut nama Uut Selly tak asing dan sangat populer di sana. Penampilannya yang "panas" serta goyang "maut-nya" menjadi fenomenal di kalangan para penggemar dangdut di kawasan Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Fenomenal aksi panggung yang panas sudah biasa kita saksikan bila berada di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.Kali ini lewat nama Uut Selly, wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya punya satu bintang dangdut yang digemari dari panggung ke panggung. Setiap panggung di wilayah ini rasanya tidak meriah jika tidak menampilkan Uut Selly.
 
"Uut dikenal dengan goyang Morena, setiap di panggung pasti diminta nyanyikan lagu Morena," kilah Aka manajer pribadi Uut.
 
Selain suara yang bagus, aksi panggung yang berani dan atraktif adalah salah satu daya tarik Uut Selly. Tak sedikit penggemar setianya selalu hadir setiap panggung yang menampilkan gadis berusia 21 tahun ini. Bahkan saat Nagaswara News berkunjung ke desa Sangkeh di kabupaten Bantul, Yogyakarta dimana Uut Selly tampil. Ribuan orang sudah memadati panggung hanya untuk menonton penampilan Uut Selly. Malam itu Uut pun tampil memukau dengan membawakan dua single yaitu Bintang Kehidupan yang dikenalkan Nike Ardila dan Morena milik Syahrini.
 
"Di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, Uut punya fans berat, mereka kita kasih nama Kopassus alias Komando Pasukan Uut Selly. Setiap Uut manggung pasti didatangi fans. Uut Selly sendiri sangat sayang dengan fansnya, ia selalu melayani setiap fans yang ingin foto bareng, bahkan Uut membuat kaos dan stiker khusus penggemarnya untuk dibagikan," jelas Aka manajer Uut Selly.
 
Penampilan Uut Selly yang fenomenal ini banyak beredar di youtube.Bahkan salah satu video Uut Selly dengan judul "Uut Selly Mencintaimu Dangdut Koplo Goyang Njengking" sudah mencapai viewers 3,561,925 di youtube.
 
" Uut ingin menjadi penyanyi profesional seperti senior-senior penyanyi dangdut seperti Zaskia Gotik, Siti Badriah dan lain-lain, juga menambah ramai blantika musik dangdut,  selain itu lebih mengenalkan corak variasi musik dandut yang beraneka ragam. Harapan lain agar musik dangdut lebih dikenal lagi di kalangan masyarakat dari yang muda sampai yang tua.Semoga harapan Uut tercapai, Amin," pungkas wanita kelahiran Magelang 7 Juli 1994 ini bersemangat.

Sumber :
http://nagaswara.co.id/artis/biography/503/uut-selly

12 June 2018

DAFTAR JALAN TOL DI INDONESIA

DAFTAR JALAN TOL
1. Jagorawi, panjang 59 km, beroperasi Maret 1978
2. Semarang seksi A-C, panjang 24,75 km, beroperasi Juli 1983
3. Jakarta-Tangerang, panjang 33 km, beroperasi November 1984
4. Prof Dr. Ir. Sedyatmo, panjang 14,3 km, beroperasi April 1985
5. Surabaya-Gempol, panjang 49 km, beroperasi Juli 1986
6. Cawang-Tomang-Grogol-Pluit, panjang 23,55 km, beroperasi April 1987
7. Jakarta-Cikampek, panjang 83 km, beroperasi September 1988
8. Belawan-Medan-Tj. Morawa, panjang 43 km, beroperasi 1989
9. Cawang-Tj. Priok-Ancol Timur-Pluit, panjang 27,05 km, beroperasi November 1989
10. Serpong-Pondok Aren, panjang 7,2 km, beroperasi Februari 1990
11. Padalarang-Cileunyi, panjang 66,4 km, beroperasi Maret 1991
12. Tangerang-Merak, panjang 73 km, beroperasi Juli 1992
13. Surabaya-Gresik, panjang 20,7 km, beroperasi Maret 1993
14. JORR seksi S, panjang 14,25 km, beroperasi September 1995
15. Palimanan-Plumbon-Kanci, panjang 26,3 km, beroperasi Januari 1998
16. Ujung Pandang seksi I dan II, panjang 6,05 km, beroperasi 1998
17. Pondok Aren-Ulujami, panjang 5,55 km, beroperasi Februari 1999
18. Cikampek-Purwakarta-Padalarang, panjang 58,5 km, beroperasi April 2005
19. JORR W2S-E1-E2-E3, panjang 31,12 km, beroperasi Agustus 2007
20. SS Waru-Bandara Juanda, panjanh 12,8 km, beroperasi April 2008
21. Makassar seksi IV, panjang 11,6 km, beroperasi September 2008
22. Jembatan-Surabaya-Madura, panjang 5,4 km, beroperasi Juni 2009
23. Kanci-Pejagan, panjang 35 km, beroperasi Januari 2010
24. JORR W1, panjang 9,85 km, beroperasi Februari 2010
25. Surabaya-Mojokerto seksi 1A, panjang 1,89 km, beroperasi Agustus 2011
26. Semarang-Solo seksi I, panjang 11 km, beroperasi November 2011
27. Bogor ring road seksi 1A, panjang 3,85 km, beroperasi November 2011
28. Cinere-Jagorawi, panjang 3,5 km, beroperasi Februari 2012
29. Bali Mandara, panjang 10 km, beroperasi September 2013
30. Semarang-Solo seksi II, panjang 11,95 km, beroperasi April 2014
31. Bogor ring road seksi IIA, panjang 1,95 km, beroperasi Mei 2014
32. JORR W2 Utara, panjang 7,87 km, beroperasi Juli 2014
33. Kertosono-Mojokerto seksi I, panjang 14,41 km, beroperasi Oktober 2014



Sumber :
https://www.facebook.com/RinaKakakElfaraby/posts/1745817362179423

Deen Assalam

Lirik Deen Assalam (Agama Perdamaian) - Sulaiman Al Mughni
KALLA HÃDZIHIL-ARDH, MÃ TAKFII MASÃHAH,
LAU NA'IISY BILÃ SAMÃHAH,
(Seluruh Bumi ini akan terasa sempit, jikalau kita hidup tanpa Toleransi)
WA-N TA'ÃYISYNÃ BI-HUBB, LAU TADHIIQIL-ARDHI NASKAN KALLAL-QOLB
(Namun jika kita hidup dengan perasaan Cinta, Meski bumi sempit hati kita akan bahagia)
aB-TAHIYYAH WA-B-SALÃM, ANSYURŨ AHLAL-KALÃM,
ZAYYINŨD-DUN,YÃ-HTIRÕM..
(Melalui Prilaku Mulia dan Damai, Sebarkanlah ucapan yang manis/baik, Hiasilah Dunia dengan sikap hormat)
aB-MAHABBAH WA-B-TISÃM, ANSYURŨ BAINAL-ANÃM,
HÃDZÃ HUW DIINAS-SALÃM..
(Dengan Cinta dan Senyum, Sebarkan diantara Insan, INILAH ISLAM AGAMA PERDAMAIAN !)

Sumber :
https://www.facebook.com/KumpulanLirikSyairSholawat/photos/a.116337489060308.1073741827.116297762397614/159207798106610/

NICK CARTER


NICK CARTER

Nick Carter pertama kali terbit di Amerika pada tahun 1964. Dan masuk di Indonesia diperkirakan tahun 1980-an. Isinya bercerita tentang petualangan seorang detektif alias agen rahasia asal Amerika. Selain kisah petualangan, novel tersebut senantiasa dibumbui kisah asmara dan adegan seks para tokohnya. Bahkan ketika masuk ke Indonesia, cerita petualangan sang detektif malah menjadi cerita figuran yang tidak terlalu penting. Hal utama yang ditonjolkan adalah penggambaran adegan seksnya.

Bagi remaja era 80-an, Nick Carter menjadi primadona pembaca stensilan. Namun seiring perkembangan zaman, nama keduanya lambat laun tergantikan oleh VCD serta situs-situs di internet. 

Penulis novel stensilan Nick Carter tak diketahui rimbanya. Nama Nick Carter merupakan nama pena yang sosok aslinya jarang diketahui publik. Namun di tahun 1980-an nama Nick Carter menjadi penulis yang paling ditunggu karya terbarunya.



Sumber :
https://int.search.tb.ask.com/search/AJimage.jhtml?&enc=2&n=784902f6&p2=%5EBSB%5Exdm011%5ETTAB02%5Eid&pg=AJimage&pn=1&ptb=A2088408-69DA-4813-9EA3-DBD3E4B5D1F6&qs=&searchfor=ZUjmQ4KIFbG98Ak4yOzRNC0c2Cj1ilUGEwqEkKEIWDoqZyp8fGPDjsDAHbopP36Goa0ObIFbycccGwnaQIx9z9eI5LsgcAliCgycD6f7MUXUutsdYK9GcwriXvkibmiBRl06tdwB3LJE5FDYKpaUal7UmYDdd6pq0UQFIYsgWXHUUD5a4sY-Jg6M78glixrnlt4u9h5hkup-Op4__pytSgu-gm0il6-37tj7k4Vk3a-EZ8rH60fHJmiRhAu9guMYUvcHXLq4-WC73LGh2tYXZ2sjUUS6LyAWtCxznXl6YTQs5wwP02hlFkv79UGvAgCn-by2BhJ3u3bOIprqeqzCQA&si=EAIaIQobChMIiNn41YX22gIVAe2OCh35XAOtEAEYASAAEgJ3dvD_BwE&ss=sub&st=sb&tpr=sbt&imgs=1p&filter=on&imgDetail=true

11 June 2018

KLITHIH


KLITHIH
Beberapa fenomena kekerasan akhir akhir ini mengemuka, seperti pembacokan di beberapa ruas jalan yang menimpa orang yang sedang melaksanakan aktifitas di jalan. Hal ini membuat kenyamanan warga masyarakat terusik. Penyerangan terhadap warga  menjadi sebuah realitas belum terkikisnya fenomena klithih.
Istilah klithih bukan menjadi hal baru bagi masyarakat Yogya. Klithih atau nglithih dapat diartikan sebagai aktivitas berkeliling kota menggunakan kendaraan yang dilakukan oknum remaja, biasanya mereka diidentifikasikan sebagai pelajar sekolah menengah. Aksi klithih ini lebih cenderung bermakna konotatif. Karena aktivitas yang dilakukan mereka yang nglithih tidak lepas dari aksi vandalisme dan memancing keresahan publik.
Fenomena klithih ini tentunya tidak bisa dilepaskan dari ruang interaksi dan komunikasi sosial. Dan fenomena ini bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk disorientasi sosial yang terjadi di masyarakat. Secara sosiologis, masyarakat kita sedang sakit, dalam pengertian telah terjadi begitu banyaknya perilaku menyimpang.
Seperti aksi vandalisme, kriminalitas di jalanan (klithih), bunuh diri, dan kekerasan seksual baik pada perempuan maupun anak anak. Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan budaya ternyata justru kerap sekali menjadi sasaran atau target dari perilaku menyimpang tersebut. Suatu paradoks di tengah-tengah masyarakat yang sangat kental dengan tatanan nilai dan budaya.
Perilaku menyimpang yang ditunjukkan dengan aktivitas klithih sebenarnya tidak hadir dalam ruang kosong. Artinya kemunculan klithih sebagai salah satu perilaku komunal yang menyimpang juga dilatarbelakangi oleh keberadaan gerombolan remaja yang menamakan dirinya sebagai geng. Kehadiran geng merupakan keniscayaan bagi para remaja yang secara psikologis menginginkan adanya pengakuan akan keberadaan mereka. Sehingga sangat relevan jika keinginan atas pengakuan tersebut mereka wujudkan dalam bentuk aktivitas fisik, salah satunya dengan melakukan klithih. Bagi mereka klithih merupakan salah satu bentuk pertemanan (friendship) yang menandakan nilai dan ikatan diri.
Berkembangnya perilaku klithih sebagai suatu pilihan untuk menunjukkan eksistensi diri bagi remaja juga dipengaruhi oleh perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Tidak bisa kita pungkiri efek dari globalisasi, di mana salah satunya ditandai dengan keterbukaan media melalui media daring (IT) menjadi salah satu kontributor maraknya aksi-aksi penyimpangan di ranah publik. Aksesibilitas informasi yang begitu cepat dan tanpa batas, pada satu sisi membawa efek negatif bagi preferensi sosial seseorang maupun entitas sosial masyarakat. Mereka yang tidak mampu mencerna dan memilih informasi yang dibutuhkan akan cenderung taqlid dan menjadi suatu kebutuhan untuk dilakukan, tidak terkecuali sebagai bentuk pelampiasan atas sebuah eksistensi diri. Dan keberadaan klithih bukan tidak mungkin diawali oleh informasi-informasi hanya memberikan kebanggaan sesaat.
Pemerintah daerah maupun aparat kepolisian harus segera mengambil tindakan tegas atas perilaku menyimpang ini, jangan sampai kasus-kasus vandalisme dan kriminalitas yang diakibatkan oleh perilaku klithih menjadi momok bagi masyarakat. Karena jika hal ini tidak segera diatasi maka bukan tidak mungkin akan memicu konflik sosial dalam skala yang lebih besar, di mana kemudian muncul aksi kekerasan massa sebagai bentuk kekesalan publik atas oknum klithih. Penanganan atas persoalan ini harus dilakukan melalui pendekatan sosiologis maupun psikologis, agar formulasi kebijakan penanganan mampu dilakukan dengan baik dan tepat sasaran. Mengingat para pelaku klithih secara umum adalah para remaja yang masih duduk di bangku sekolah.
Semua elemen harus sadar dan menyadari adanya perubahan sosial dalam tatanan sosial, tidak terkecuali tatanan sosial pada masyarakat Yogyakarta. Fenomena sosial ini merupakan suatu keniscayaan yang harus diperhatikan dan disikapi dengan bijak. Publik secara nyata menghadapi vandalisme sosial dan kriminalitas yang diakibatkan oleh perilaku tidak bertanggung jawab, oleh karena itulah diperlukan adanya perubahan mindset dan perspektif untuk mencegahnya.
Melakukan pelabelan atas para pelaku klithih bukan solusi yang tepat untuk mengeliminir aksi mereka, karena secara psikologis aksi mereka bisa dipahami sebagai bentuk pencarian jati diri. Pendekatan sosiologis dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dan stakeholder merupakan solusi yang paling tepat. Sehingga akan lahir tatanan sosial yang lebih humanis.
( Sumber : Agung SS Widodo MA. Peneliti Sosial-Politik, Pusat Studi Pancasila UGM. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Rabu 14 Desember 2016)
‘Klithih’ dapat diterjemahkan sebagai sebuah tindakan nekad dari kebanyakan dilakukan oleh anak-anak remaja/Anak Baru Gede(ABG), sosok-sosok  yang masih labil jiwanya, yang konon katanya masih mencari jati diri, namun di implementasi dengan tindakan negatif bahkan tindakan melukai orang lain dengan senjata tajam(sajam).
Tindakan yang melukai orang lain dengan beragam motif bahkan tanpa motif ini, sungguh meresahkan masyarakat. Karena tindakan melukai ini tergolong sadis bahkan brutal, mereka tak bermoral memakai sajam, batangan besi dan lain sebagainya guna melukai korban. Dan ini sungguh melukai semua warga masyarakat bukan hanya korban, karena, hal yang kriminal ini meresahkan, membuat takut dan menjadi momok bagi yang kebetulan keluar malam atau pulang kerja di malam hari.
Tapi hal ini agak sedikit melega karena pihak-pihak kepolisan selaku penegak hukum dan pengayom masyarakat langsung merespon dan bertindak cepat, dengan sering melakukan patroli malam, dan bahkan dengan cepat pula berhasil  menangkap beberapa pelaku tindak kriminal yang lagi ngetren disebut aksi ‘Klithih’ ini.
Klithih/ klitih (klithihan/nglithih) merupakan sebuah (kosa) kata dari bahasa jawa/Yogyakarta, yang mempunyai arti sebuah kegiatan dari seseorang yang keluar rumah di malam hari yang tanpa tujuan. Atau yaa boleh hanya sejedar jalan-jalan, mencari/ membeli makan, nongkrong di suatu tempat dan lain sebagainya. Klitih jika dialih bahasakan ke kosa kata bahasa Indonesia bisa disamakan dengan kata keluyuran. Itulah arti dari kata klitih/klithih.
Memang benar sih konotasi dari kata tersebut menjurus ke hal atau tindakan yang kurang baik, karena sebuah tindakan yang tidak ada kepastian tujuan dari kegiatan ini.
Dan memang tepat juga sih jika banyak orang menyebut aksi anak remaja tanggung yang melakukan aksi melukai orang lain menyebutnya aksi klithih, ya walaupun aksi melukai orang lain merupakan sebuah tindak kriminal, bukan merupakan tindak klithih/ keluyuran.
Beberapa orang mungkin akan bilang kalau di zaman serba modern ini tidak ada lagi yang namanya tawuran remaja. Tidak ada kejahatan yang dilakukan remaja dengan saling baku hantam di jalanan. Remaja era milenial ini akan lebih konsen dengan gadget atau mempercantik atau mempertampan wajahnya agar bisa selfie dan eksis di sosial media.
Ternyata, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Di beberapa daerah seperti Yogyakarta. Aksi kenakalan yang dilakukan oleh seorang remaja masih saja terjadi. Mereka melakukan aksi nglithih dengan mengeroyok anak dari sekolah tertentu menggunakan senjata tajam hingga nyawa korban bisa saja melayang.
Aksi ngelithih yang pernah menggemparkan Yogyakarta bertahun-tahun yang lalu mendadak muncul kembali beberapa hari lalu. Puluhan orang dengan penutup wajah mengeroyok siswa SMA Muhammadiyah I Yogyakarta dan menyebabkan satu korban meninggal dunia.
Sejarah Munculnya Nglithih di Yogyakarta
Nglithih atau lithih memiliki arti berkeliaran di sepanjang jalan. Kata ini akhirnya diadopsi menjadi sebutan aksi menyisiran di jalan guna menemukan anak-anak yang akan dieksekusi. Para tim ngelithih akan menyusuri jalan untuk menemukan anak sekolahan entah SMP atau SMA yang berasal dari sekolah tandingan untuk diajak ke markas.
TKP Nglithih yang Menimpa siwa MUH I [image source]Aksi ngelithih berbeda dengan aksi tawuran yang dilakukan dengan terang-terangan. Aksi ini dilakukan di jalanan secara diam-diam sehingga siapa saja bisa jadi korban. Para pelaku klithih biasanya menangkap dan melakukan penganiayaan dengan tanpa ampun. Tidak jarang, korban dari ngelithih ini meninggal karena luka pada tubuhnya.
Jam-Jam Berjalannya Nglithih di Yogyakarta
Ngelithih biasanya dilakukan dalam beberapa gelombang yang berbeda. Tim nglithih dari sekolah tertentu kerap melakukan penyisiran di jalanan saat jam pulang sekolah. Mereka yang pulang sekolah dan sedang apes bisa terjaring gang nglithih yang mengerikan ini. Selanjutnya, gelombang kedua dilakukan beberapa jam setelah pulang sekolah. Aksi ini dilakukan untuk mencegat pelajar yang sembunyi di sekolah untuk menghindari anggota klithih.
Gelombang ketiga biasanya dilakukan pada sore atau malam hari. Mereka yang  pulang les atau selesai melakukan ekstrakurikuler di sekolah akan menjadi target selanjutnya. Tim nglithih yang biasanya menggunakan sepeda motor dan anggotanya banyak bisa langsung melakukan aksi pembacokan di tempat atau korban ditangkap untuk dianiaya bersama-sama.
Siklus Berlanjut dan Tidak Pernah Putus. Seperti halnya tawuran yang terjadi di Jakarta atau kota besar lain, pelaku adalah korban yang dahulu pernah merasakan kekejaman. Mereka seperti balas dendam dengan apa yang terjadi degan melakukan aksi yang sama. Para anggota nglithih biasanya mereka yang pernah diperlakukan dengan tidak baik di jalanan hingga mungkin nyaris merenggut nyawanya.
Tawuran Pelajar [image source]Dari pengalaman yang sangat mengerikan ini, timbul inisiatif untuk balas dendam sehingga tim nglithih akan terus lahir dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kalau praktik ini tidak segera dihapuskan dari jalanan, bukan tidak mungkin kematian demi kematian akan terus terjadi hingga pelajar di Yogyakarta tidak bisa sekolah dengan tenang.
Aksi nglithih yang sangat meresahkan ini sudah sangat melanggar hukum. Bagaimana mungkin pelajar bisa melakukan aksi mengerikan yang kadang dilakukan tanpa alasan. Asal bisa melakukan aksi anarki, mereka jadi senang sehingga ada pihak-pihak tertentu yang sengaja menyediakan tas berisi senjata untuk aksi yang di luar batas kewajaran ini.
Pelaku yang melakukan aksi nglithih ini sudah melanggar UU perlindungan anak. Meski rata-rata mereka masih berusia 17 tahun, hukuman berat sudah seharusnya diterapkan. Sebelum kejadian nahas yang menimpa siswa SMA Muhammadiyah I, hukuman yang ditetapkan untuk aksi ini adalah 7 tahun. Namun, hukuman cukup lama ini sepertinya tidak membuat pelaku jera dan tetap melakukan aksi-aksinya.

Dari apa yang telah kita bahas di atas, terlihat dengan sangat jelas kalau nglithih sangat mengerikan. Fenomena ini bak bom waktu yang bisa meledak kapan saja sehingga pencegahan sejak dini harus diterapkan dari lingkungan keluarga dan sekolah. Semoga, aksi pembantaian pelajar ini tidak terjadi lagi.
Sumber :



Camelia 3

Di sini dibatu iniAkan kutuliskan lagiNamaku dan namamuMaafkan bila waktu ituDengan tuliskan nama kitaKuanggap engkau berlebihanSekarang setelah kau pergiKurasakan makna tulisanmuMeski samar tapi jelas tegasEngkau hendak tinggalkan kenanganDan kenanganDisini kau petikkan kembangKemudian engkau selipkanPada tali gitarkuMaafkan bila waktu ituKucabut dan kubuangKau pungut lagi dan kau bersihkanEngkau berlari sambil menangisKau dakap erat kembang ituSekarang baru aku mengertiTernyata kembangmu kembang terakhirYang terakhirOh Camelia, katakanlah ini satu mimpikuOh oh oh oh ohCamelia, maafkanlah segala sikap dan salahkuDisini dikamar iniYang ada hanya gambarmuKusimpan dekat dengan tidurkuDan mimpiku



Camelia 3 - Ebiet G Ade Sumber :
https://lirik.kapanlagi.com/artis/ebiet-g-ade/camelia-3/

08 June 2018

ENNY ARROW

Generasi 80an dan 90an pasti mengetahuinya. membaca karyanya dan tumbuh "menggelinjang" bersamanya. meskipun membacanya dengan sembunyi-sembunyi baik di rumah maupun di ruang ruang kelas masa SMA,



inilah nama yang begitu lekat dalam dunia penulisan Indonesia pada 1977-1992. Karya-karyanya paling banyak dibaca generasi muda Indonesia.
Tapi siapakah sebenarnya Enny Arrow, inilah paparan dari Sunardian Wirodono di akun Facebooknya.

Nama sesungguhnya, Enny Sukaesih Probowidagdo, lahir di Hambalang, Bogor 1924. Karirnya dimulai sebagai wartawan pada masa pendudukan Jepang. Belajar stenografi di Yamataka Agency, kemudian direkrut menjadi salah satu propagandis Heiho dan Keibodan. Pada masa Revolusi Kemerdekaan, Enny Arrow bekerja sebagai wartawan Republikein yang mengamati jalannya pertempuran seputar wilayah Bekasi.

Pada 1965, Enny Sukaesih menulis karangan dengan judul "Sendja Merah di Pelabuhan Djakarta". Ini karya pertama ia mengenalkan nama samaran sebagai Enny Arrow. Kata arrow ia dapatkan sesuai dengan nama toko penjahit di dekat Kalimalang. Di toko penjahit "Arrow" itulah Enny Sukaesih pernah bekerja sebagai penjahit pakaian.
Setelah Peristiwa 30 September 1965, suasana politik tidak menentu, Enny Arrow berkelana ke Filipina, Hong Kong, dan kemudian mendarat di Seattle Amerika Serikat, pada bulan April 1967.
Disitulah Enny belajar penulisan kreatif bergaya Steinbeck. Ia mulai mencoba menulis dan mengirimkan beberapa karyanya ke koran-koran terkenal Amerika Serikat. Salah satu karyanya novel dengan judul "Mirror Mirror".
Tahun 1974, Enny Arrow kembali ke Jakarta, dan bekerja di salah satu perusahaan asing, sebagai copy writer atas kontrak-kontrak¬ bisnis. Semasa kerjanya itulah, Enny rajin menulis novel. Sangat produktif. Salah satunya, "Kisah Tante Sonya", cukup populer, mampu mengalahkan popularitas "Ali Topan Anak Jalanan" Teguh Esha yang hit pada waktu itu. Pada dekade 1980-an, nama Enny Arrow mendapat sambutan luar biasa. Motingo Boesje pun lewat.
Hingga pada kematiannya (1995), tak satupun orang Indonesia tahu siapa dirinya. Warisan semangatnya sebagai penulis, dia menolak bukunya dijual di toko-toko buku besar. Untuk masa kini, sikap kepenulisannya itu nampol banget, untuk toko buku yang                       mengambil 50% dari harga jual buku.

Enny Arrow bukan saja penulis yang berkibar karena karya-karyanya yang penuh desah. Tapi ia juga penantang karya-karya sastra yang berpihak pada kaum pemodal, waktu itu.

Sumber :

Anda yang pada 1980-an menginjak usia remaja atau lebih tua akan tidak asing dengan nama Enny Arrow. Bahkan mungkin Anda pernah membaca karya Enny Arrow secara sembunyi-sembunyi.

Sebaliknya, Anda yang pada era itu belum lahir atau masih balita besar kemungkinan akan gagal memahami lelucon itu. Enny Arrow adalah sosok penulis novel erotis--kalau tak mau disebut porno--paling produktif pada zamannya.

Karya-karyanya beredar luas di masyarakat. Bahkan di eranya, Enny Arrow menjadi legenda sastra stensilan. Yang jadi persoalan adalah, hingga sekarang tak banyak yang tahu siapa sebenarnya Enny Arrow, termasuk pemerintah Orde Baru waktu itu.

Hari Gib, pria yang pernah menghabiskan masa studinya di Universitas Brawijaya Malang, pernah melakukan penelitian sederhana tentang Enny Arrow. Kepada Liputan6.com ia mengatakan, Enny Arrow sebenarnya adalah nama samaran dari penulis aslinya. "Semacam nama pena-lah," katanya.

Bisa dibilang, novel-novel karya Enny Arrow setara dengan VCD atau situs-situs porno internet di zaman sekarang. Tak muluk kiranya, hanya dengan novel Enny Arrow-lah remaja ke atas pada saat itu mengenal pornografi untuk pertama kali.

 

Lalu, Siapa Enny Arrow?

Hari Gib pun blak-blakan berkisah. Enny Arrow, ujarnya, adalah seorang perempuan bernama Eni Sukaisih. Lahir di Hambalang, Bogor, pada 1942 dan wafat pada 1995.

Sebelum menulis novel-novel stensilan yang digemari banyak orang, Eni mulanya adalah seorang jurnalis ketika Republik Indonesia ini masih begitu muda. Lalu pada pemerintahan Sukarno, Eni diketahui pindah ke Amerika Serikat dan bekerja di sana sebagai copywriter.

"Entah apa yang membuat Eni Sukaisih ini kembali lagi ke Indonesia. Saya lupa tahun berapa, tapi di zaman Orba. Pada saat itulah, ia mulai menulis novel-novel erotis," tutur Hari, peneliti sekaligus pengoleksi karya-karya Enny Arrow.

Pada masanya, karya Enny Arrow meledak keras di pasaran. Seri terbarunya sangat ditunggu-tunggu para pembaca. Isinya luar biasa vulgar. Bercerita tentang sepasang manusia sedang bercinta. Lengkap dengan deskripsi yang rinci dan hiperbola. "Saya kira kekuatannya memang pada deskripsinya. Sangat detail. Imajinasi orang pasti sudah ke mana-mana," ujar Hari. 

Cover novel Enny Arrow juga terbilang berani. Tak ada satu pun buku bergambar wanita berpose panas pada saat itu, kecuali karya-karyanya. Dibalut dengan judul yang metaforis seperti, Selembut Sutera, Malam Kelabu, Gairah Cinta, Noda-Noda Merah dan lain sebagainya.
"Rata-rata kalau tidak sembunyi saat membaca, ya disobek covernya agar tidak ketahuan," ujar Hari. 

Anehnya lagi, tak hanya nama penulis, nama penerbit pun disamarkan. Dari ratusan judul yang telah dilahirkan Enny Arrow, hanya tertera Penerbit Mawar. Tanpa nomor telepon apalagi alamat kantor. Para loper buku juga begitu. Semuanya bungkam dan mentok hanya geleng-geleng, tak tahu menahu siapa Enny Arrow.

Hari melanjutkan, novel karya Enny Arrow terbilang sangat murah. Per buku yang rata-rata berisi 40 halaman hanya dihargai Rp.1000. Itu tak sebanding dengan harga kertas pada saat itu. Lalu dari mana Eni Sukaisih alias Enny Arrow dapat untung? Atau memang bukan itu tujuan ia menulis.

Anti Mainstream dan Sindiran Keras Dunia Sastra

Hari mengatakan, kemampuan menulis Eni tak kalah dengan sastrawan sekaliber Angkatan Pujangga Baru atau bahkan Balai Pustaka. Hanya saja, Eni bercerita soal seks dan selangkangan. "Dan kemampuan itu barangkali ia dapatkan sewaktu ia di Amerika sana," ujar Hari.

Kata Hari juga, Eni Sukaisih sebenarnya ingin menyindir karya-karya sastra pada saat itu. Menurut dia, sastra yang berkembang saat itu terlalu eksklusif dan normatif.

"Kecenderungan Eni, dia orangnya anti-mainstream. Tidak memikirkan royalti contohnya. Dia ingin menelurkan karya yang segar, itu saja. Dan setiap orang berhak membaca. Bahkan kelas menengah ke bawah sekali pun," katanya.

Benar saja. Jika dicermati, karya Enny Arrow sebenarnya mengajarkan kebaikan juga. Namun dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh, Eni selalu membuat cerita tokoh dalam bukunya happy ending.Seburuk apa pun yang telah dilakukan tokoh itu, pada akhirnya si tokoh akan mendapatkan ganjaran yang setimpal lalu bertobat.

"Walau sebenarnya berisiko, itu yang membuat Enny Arrow tak pernah ditinggalkan pembacanya," kata Hari meyakinkan
Pada akhirnya, setiap tulisan pasti akan menemukan pembacanya masing-masing. Tak terkecuali karya-karya Enny Arrow. Biar bagaimana pun orang memaknainya, ia pernah meramaikan khazanah kesastraan Indonesia. Walau sosoknya tak pernah dikenal orang apalagi diceritakan di buku-buku pelajaran, Enny Arrow tetap punya tempat di hati para penggemarnya hingga sekarang.

Sehingga apa yang dikatakan Pramoedya Ananta Toer ada benarnya, “Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Dan dari guyonan di seminar itu, Enny Arrow tak pernah benar-benar dilupakan pembacanya. Hingga saat ini, karya-karya Enny Arrow pun masih sering dicari di toko-toko onlinekendati langka dan mahal harganya.