05 April 2024

menurut pelajaran di dunia pendidikan, konon sebelum kedatangan Hindu - Budha India, Masyarakat Nusantara adalah penyembah Roh leluhur dan bahkan di katakan sebagai Penganut Aimisme dan Dinamisme,.. Bahkan sering disematkan Oh ini peninggalan Kerajaan bercorak Budha, oh ini peninggalan kerajaan Bercorak Hindu, satu contoh candi blandongan batu jaya, disebut sebagai Candi bercorak Budha,.. Dan konon Candi khetek ini adalah ketika ingin kembali ke Era Nusantara, Lalu benarkah,.. Kalau kita melihat Isi naskah dari siksa kandang, dan ditambah keterangan dari Naskah Galunggung, maka sejak dari awal penyembahan kepada para arwah leluhur itu tidak ada, karena dalam naskah galunggung jelas mengatakan mengikuti ajaran Patikrama warisan para Suwargi,.. Yaitu menyembah para SangHyang,.. Jadi boleh di katakan keterangan menjadi penganut animisme dan dinamisme sebelum era hindu budha itu adalah keterangan yang tidak berdasar dan cendrung menyesatkan,.. Lalu kenapa nama nama dewa dalam naskah Sunda sama dengan nama nama Dewa Hindu versi Indo Arya,..? Nah inilah yang perlu ditelaah kembali, karena uniknya patikrama dari Swarga ini mengatakan bahwa Para dewa ini di ciptakan Oleh Para Sanghyang,.. Seperti yang tertulis dalam naskah tutur buana,.. Jadi singkatnya ajaran patikrama dari swarga Ini lah yang akhirnya melahirkan Agama hindu yang kemudian disebarkan oleh Indo Arya ke India,. Jawaban : Suatu candi, artefak, bisa dikatakan sebagai ini candi Buddha, atau ini candi Hindu karena pada candi2 tersebut terdapat langgam, corak, pakem, yang menandakan bila candi tersebut adalah candi Hindu/Buddha. Corak2 tersebut misalnya adalah batu Sima, Siva-Lingam, khadga-peripih candi, dll yang biasanya turut ditemukan saat dilakukannya ekskavasi makanya bisa disimpulkan apakah candi tersebut apakah candi Hindu atau Buddha. Sekarang kita masuk ke topik yang menjadi pertanyaan, apakah candi tersebut ajaran 'leluhur kuno Nusantara' ataukah Hindu Buddha karena adanya keterangan dari serat2 tersebut, kita gunakan asas time lime/garis waktu kronologi. Inskripsi atau catatan tertulis tertua di Nisantara saat ini masih inskripsi Yupa Kutai - Kalimantan, menyusul prasasti2 produk Tarumanagara. Sekarang kita gunakan akal sehat, lebih dahulu mana ada inskripsi2 tersebut dengan serat2 produk Pasundan-Pajajaran atau Siliwangi? Sebenarnya menggunakan metode pendekatan sederhana seperti ini pun sudah didapatkan awal kesimpulan mengapa para Dewata di tatar Pasundan memiliki nama yang sama dengan nama2 Dewata dalam Hinduisme/Vedanta. FYI : Dalam ajaran Vedanta/Hinduisme, para Devata pun merupakan emanasi dari MahaAtman/MahaBrahman yg bisa diartikan Tuhan YME.

 menurut pelajaran di dunia pendidikan, konon sebelum kedatangan Hindu - Budha India, Masyarakat Nusantara adalah penyembah Roh leluhur dan bahkan di katakan sebagai Penganut Aimisme dan Dinamisme,..

Bahkan sering disematkan Oh ini peninggalan Kerajaan bercorak Budha, oh ini peninggalan kerajaan Bercorak Hindu, satu contoh candi blandongan batu jaya,  disebut sebagai Candi bercorak Budha,.. 



Dan konon Candi khetek ini adalah ketika ingin kembali ke Era Nusantara,   

Lalu benarkah,..

Kalau kita melihat Isi naskah dari siksa kandang,  dan ditambah keterangan dari Naskah Galunggung, maka sejak dari awal penyembahan kepada para arwah leluhur itu tidak ada, karena dalam naskah galunggung jelas mengatakan mengikuti ajaran Patikrama warisan para Suwargi,.. Yaitu menyembah para SangHyang,..

Jadi boleh di katakan keterangan menjadi penganut animisme dan dinamisme sebelum era hindu budha itu adalah keterangan yang tidak berdasar dan cendrung menyesatkan,.. 

Lalu kenapa nama nama dewa dalam naskah Sunda sama dengan nama nama Dewa Hindu versi Indo Arya,..? 

Nah inilah yang perlu ditelaah kembali, karena uniknya patikrama dari Swarga ini mengatakan bahwa Para dewa ini di ciptakan Oleh Para Sanghyang,.. Seperti yang tertulis dalam naskah tutur buana,.. 


Jadi singkatnya ajaran patikrama dari swarga Ini lah yang akhirnya melahirkan Agama hindu yang kemudian disebarkan oleh Indo Arya ke India,.


Jawaban :


Suatu candi, artefak, bisa dikatakan sebagai ini candi Buddha, atau ini candi Hindu karena pada candi2 tersebut terdapat langgam, corak, pakem, yang menandakan bila candi tersebut adalah candi Hindu/Buddha. Corak2 tersebut misalnya adalah batu Sima, Siva-Lingam, khadga-peripih candi, dll yang biasanya turut ditemukan saat dilakukannya ekskavasi makanya bisa disimpulkan apakah candi tersebut apakah candi Hindu atau Buddha.


Sekarang kita masuk ke topik yang menjadi pertanyaan, apakah candi tersebut ajaran 'leluhur kuno Nusantara' ataukah Hindu Buddha karena  adanya keterangan dari serat2 tersebut, kita gunakan asas time lime/garis waktu kronologi. Inskripsi atau catatan tertulis tertua di Nisantara saat ini masih inskripsi Yupa Kutai - Kalimantan, menyusul prasasti2 produk Tarumanagara. Sekarang kita gunakan akal sehat, lebih dahulu mana ada inskripsi2 tersebut dengan serat2 produk Pasundan-Pajajaran atau Siliwangi?

Sebenarnya menggunakan metode pendekatan sederhana seperti ini pun sudah didapatkan awal kesimpulan mengapa para Dewata di tatar Pasundan memiliki nama yang sama dengan nama2 Dewata dalam Hinduisme/Vedanta. 

Penulis : Rainar Yohannes


FYI :

Dalam ajaran Vedanta/Hinduisme, para Devata pun merupakan emanasi dari MahaAtman/MahaBrahman yg bisa diartikan Tuhan YME.

No comments:

Post a Comment