23 April 2024

SERI PERADABAN MESOPOTAMIA KEKAISARAN BABILONIA LAMA DAN BABILONIA BARU A. ASAL USUL Babilonia atau lengkapnya disebut Kekaisaran Babilonia atau Negeri Babilonia, adalah negara dan daerah kebudayaan purba penutur bahasa Akkadia yang berlokasi di tengah kawasan selatan Mesopotamia (sekarang Irak dan Suriah). Pada 1894 SM, bangsa Amori mendirikan sebuah negara kecil dengan wilayah kedaulatan yang juga mencakup kota administratif Babilon. Babilonia pada mulanya hanyalah sebuah kota kecil daerah bawahan Kekaisaran Akkadia (2335–2154 SM). Keadaan ini berubah pada zaman Kekaisaran Babilonia Lama. Saat masa pemeritahan Hamurabi, Babilonia diperbesar dan dijadikan ibu kota . Ibu kota ini terus bertahan selama dan sesudah masa pemerintahan Hamurabi berkuasa, Babilonia disebut "Negeri Akkadia" (dalam bahasa Akkadia: Māt Akkadī) untuk mengenang kegemilangan Kerajaan Akkadia di masa lampau. Dalam Alkitab Kristen dan Alkitab Ibrani/Tanakh, kedua negara Babilonia dan ibu kota Babilon disebut sebagai Babel, atau lengkapnya Negeri Babel. Istilah "Babel" (Ibrani: בָּבֶל Bavel, Tib. בָּבֶל Bāḇel; bahasa Suryani: ܒܒܠ Bāwēl, bahasa Aram: בבל Bāḇel; dalam Arab: بَابِل Bābil) yang ditafsirkan dalam Kitab Kejadian sebagai "kekacaubalauan",[4] dari kata kerja bilbél (בלבל, "mengacau balaukan"). Peradaban / Kekaisaran Babilonia terbagi menjadi 2 (dua) periode. Yaitu Kekaisaran Babilonia Lama dan Kekaisaran Babilonia Baru. B. SEJARAH BABILONIA LAMA Kota Babilonia Lama terletak di di Mesopotamia, di wilayah lembah Eufrat dan Sungai Tigris. Kota ini dibangun sekitar sebelum abad ke-23 SM (sebelum Masehi). Kota ini disebut sebagai pusat pemerintahan atau ibu kota dari Kerajaan Babilonia Lama. Kerajaan Babilonia Lama didirikan oleh bangsa Amoria pada tahun 1894 SM di bawah pemerintahan raja bangsa Amoria, Sumuabum. Sementara itu, Kerajaan Babilonia Lama membentang di sepanjang selatan Mesopotamia dan sebagian Assyria (utara Irak). Sejarah Babilonia lama banyak tercatat pada masa Raja Hammurabi (1792-1750 SM). Kota Babilonia kelak menjadi wilayah perdagangan dan administratif utama karena lokasinya yang strategis. Karena itu pula, kemakmuran dan prestise wilayah ini membuat bangsa-bangsa di sekitar saling berebut untuk menaklukkan. Hammurabi akhirnya berhasil menaklukkan kota Babilonia dan menjadikannya ibu kota kerajaan. PUNCAK KEJAYAAN BABILONIA LAMA Puncak kejayaan kerajaan Babilonia Lama tercapai pada masa pemerintahan Raja Hammurabi. Pada masa pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babilonia membentang dari Teluk Persia sampai seberang wilayah Turki saat ini (World History Encyclopedia). Hammurabi merumuskan dan mengkodifikasi hukum-hukum yang berlaku di Babilonia. Salah satu yang ditemukan yaitu code of law yang menjadi kitab hukum tertua di dunia. Hukum Hammurabi yang ditemukan ahli arkeologi Prancis M. Morgan sekitar tahun 1901 tersebut berupa tulisan hukum di atas lempengan batu. Lempengan tersebut berisi ketentuan mengenai hak dan kewajiban seluruh warga Kerajaan Babilonia Lama. Prinsip Hukum Hammurabi dalam lempeng tersebut yaitu 'hukuman mata untuk mata dan gigi untuk gigi'. Hukum Hammurabi memiliki pengaruh besar dalam penyusunan hukum bangsa Romawi. Hukum bangsa Romawi kelak menjadi dasar penyusunan hukum bangsa Eropa modern. Di samping itu, Hammurabi memperbesar dan meninggikan tembok kota dan menerapkan pekerjaan umum besar yang mencakup kuil dan kanal yang mewah dengan bantuan budak. Babilonia di masa kejayaannya merupakan kota yang paling terkenal dari peradaban kuno Mesopotamia dengan tembok-tembok kota dan bangunan yang megah. Hammurabi juga menjadikan diplomasi sebagai bagian integral dari pemerintahannya. Diplomasi dan perang di bawah pemerintahan Hammurabi membuat Mesopotamia di bawah kekuasaan Babilonia Lama pada tahun 1755 SM. AGAMA DI BABILONIA LAMA Seperti halnya Bangsa Sumeria, bangsa Amoria di Babilonia menganut politeisme. Bangsa Amoria percaya bahwa beragam peristiwa alam dan nasib manusia sudah digariskan para dewi, kepercayaan bangsa Amoria merupakan gabungan pengamatan ilmiah terhadap alam semesta serta cuaca dan tata cara pemujaan dewa-dewi pelindung dan sihir. Kepercayaan bangsa Amoria mengantarkan mereka mengenal astrologi. Dewa-dewi yang disembah bangsa Amoria sama dengan bangsa Sumeria, tetapi berbeda nama. Dewa tertinggi bangsa Amoria adalah Marduk. Dewa Kota Babilonia ini menjadi semakin penting seiring menguatkan kedudukan kota tersebut di Mesopotamia. Orang Amoria percaya bahwa Marduk adalah dewa bijaksana yang akan melindungi orang baik dan menghukum orang jahat. KERUNTUHAN BABILONIA LAMA Pemerintahan Hammurabi merasa terancam oleh orang-orang pegunungan di Gutium. Pemerintahan mereka lalu mengantisipasi dengan cara menyerang, tetapi tidak efektif. Sepuluh tahun dari penaklukan Hammurabi, di bawah kekuasaan penerusnya, Samsuilun pada 1743 SM, orang barbar Kassite turun dari Gutium dan melanggar batas Babilonia. Orang barbar Kassite lalu mendirikan rezim di Babilonia pada 1732. Setelah kematian Hammurabi, sejarah politik Babilonia Lama tidak banyak diketahui. Suku-suku kecil lalu menguasai wilayah di Babilonia bergantian. Wilayah Mesopotamia kemudian berhasil dikuasai oleh Kerajaan Assyria yang letaknya tidak jauh dari Kerajaan Babilonia Lama. C. SEJARAH BABILONIA BARU Istilah Babilonia Baru atau Kasdim berarti Babilonia yang berada di bawah kekuasaan dinasti Kasdim atau dinasti ke-11 yang dimulai dari revolusi Nabopolassar pada tahun 626 SM hingga invasi Koresh Agung pada tahun 539 SM, dengan penguasa terkenal di antaranya adalah Nebukadnezar II. Setelah matinya raja Ashurbanipal pada tahun 627 SM, kerajaan Asyur terpecah oleh pertikaian dan persaingan di intern kerajaan. Seorang jenderal Asyur, Sin-shum-lishir, memberontak dan menguasai Babilon, tetapi langsung digulingkan oleh tentara Asyur yang setia pada raja Ashur-etil-ilani. Babilon kemudian dikuasai oleh putra Ashurbanipal yang lain, Sin-shar-ishkun, yang mengangkat diri menjadi raja. Namun tidak lama kemudian Babilon memberontak dengan bantuan suku Kasdim (Bit Kaldu), yang dipimpin oleh Nabopolassar. Nabopolassar merebut tahta dan memulai dinasti Neo-Babilonian.. DAFTAR RAJA BABILONIA BARU  Nabopolassar atau Nabu-apla-usur 626 SM – 605 SM  Nebukadnezar atau Nabu-kudurri-usur II 605 SM – 562 SM  Ewil-Merodakh atau Amel-Marduk 562 SM – 560 SM  Nergal-sarezer atau Neriglissar 560 SM – 556 SM  Labashi-Marduk atau Labaši-Marduk 556 SM  Nabonidus atau Nabû-naʾid 556 SM – 539 SM  Belsyazar atau Bêl-šar-usur 549 SM – 539 SM PEMERINTAHAN NABOPOLASSAR (626 SM – 605 SM) Selama 3 tahun pertama, pemerintahan Nabopolassar tidak ada gangguan, dikarenakan saat itu ada perang saudara sengit antara raja Asyur Ashur-etil-ilani dan saudaranya Sin-shar-ishkun di Mesopotamia selatan. Setelah itu Tahun 623 SM, Sin-shar-ishkun membunuh saudaranya dalam Perang di Nippur, merebut tahta dan berusaha merebut Babilon dari Nabopolassar. Tetapi Nabopolassar berhasil memukul mundur serangan Asyur, dan bahkan tahun 616 SM malah menyerang Assur dan Arrapha, tetapi tidak berhasil. Dan Akhirnya pada tahun 612 SM Nabopolassar dan raja Media, Cyaxares, memimpin tentara gabungan menyerang Niniwe, mengepungnya selama 3 bulan dan merebutnya. Sejak itu Babilon menguasai Asyur dan wilayah bagian utara maupun baratnya. Seorang jenderal Asyur, Ashur-uballit II, menjadi raja Asyur dan mendirikan ibu kotanya di Harran. Nabopolassar dan sekutunya mengepung Ashur-uballit II di Harran tahun 608 SM dan merebutnya; Ashur-uballit II menghilang setelah ini. Raja Mesir, Firaun Nekho II menyerang pada tahun 609 SM dalam upaya yang terlambat untuk membantu sekutunya di Asyur. Nabopolassar (dibantu putra dan kelak penggantinya, Nebukadnezar II) selama tahun-tahun terakhir pemerintahannya terus mengusir orang-orang Mesir, yang dibantu tentara bayaran dari Yunani dan sisa tentara Asyur, dari Siria, Asia Kecil, bagian utara Arabia dan Israel. Nebukadnezar membuktikan kehandalannya dengan akhirnya mengalahkan tentara Mesir beserta sekutunya dalam perang di Carchemish tahun 605 SM. PUNCAK KEJAYAAN BABILONIA BARU Babilonia Baru mencapai kejayaan saat era pemerintahan Nebukadnezar II (604 SM – 562 SM ). Nebukadnezar II menjadi raja setelah ayahnya mangkat. Ia membangun semua kota-kota besar Babilonia dengan mewahnya. Ibu kotanya, Babilon, meliputi wilayah seluas 3 mil persegi, dikelilingi oleh rawa-rawa dan dua lapis dinding tebal. Sungai Eufrat mengalir di tengah kota, dihubungkan dengan jembatan batu yang indah. Di tengah kota ada ziggurat raksasa yang disebut Etemenanki, "Rumah perbatasan langit dan bumi," di sebelah kuil dewa Marduk. Selama pemerintahan Nebukadnezar berhasil menaklukkan beberapa daerah seperti Siria dan Fenisia, memaksa upeti dari Damaskus, Tirus dan Sidon. Ia juga menyerang Asia Kecil, di tanah "Hatti". Tahun 605 SM ia menduduki Yerusalem (penyerbuan pertama) dan mendapatkan upeti dari Yoyakim, raja Yehuda. Seperti Asyur, orang Babilonia berperang setiap tahun untuk menguasai jajahannya. Tahun 601 SM Nebukadnezar berperang lagi melawan Mesir. Tahun 599 SM ia menyerang Arabia dan mengalahkan mereka di Qedar. Tahun 597 SM ia menyerang Kerajaan Yehuda (penyerbuan pertama) dan merebut Yerusalem serta menawan raja Yoyakhin, membawanya dalam pembuangan, dan menempatkan Zedekia, paman Yoyakhin menjadi raja. Mengambil kesempatan perang antara Mesir dan Babilon, raja Zedekia mencoba memberontak. Setelah dikepung 18 bulan Yerusalem (penyerbuan pertama) direbut lagi tahun 587 SM, ribuan orang Yahudi dibuang ke Babel dan Bait Suci dihancurkan sampai rata tanah. Pada tahun 572 Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil. Nebukadnezar terus berperang dengan Firaun Psamtik II dan Hofra (Apries) selama pemerintahannya, dan pada zaman Firaun Amasis II tahun 568 SM. KERUNTUHAN BABILONIA BARU Kejatuhan Babilonia Baru menandakan berakhirnya Kekaisaran Babilonia Baru setelah ditaklukkan oleh Kekaisaran Akhemeniyah pada tahun 539 SM. Belsyazar (549 SM - 539 SM) menjadi raja atas nama ayahnya, Nabonidus, selama 10 tahun ayahnya di pengasingan (menurut Tawarikh Nabonidus). Belsyazar merupakan seorang prajurit yang piawai, namun seorang politisi yang buruk. Semua ini membuatnya agak tidak populer di kalangan para kawulanya, khususnya imamat dan kelas militer. Di timur, Kekaisaran Akhemeniyah telah tumbuh semakin kuat. Pada tahun 539 SM, Nabonidus pulang ke Babilon untuk menghadapi ancaman serangan Koresh yang Agung, raja Persia, tetapi tidak berhasil menahan serbuan ini. Menurut Kitab Daniel, Belsyazar mati terbunuh pada malam tentara Persia berhasil masuk dan merebut ibu kota Babilon yang berdasarkan perhitungan waktu sejarah terjadi pada tanggal 15 Oktober 539 SM. Dalam catatan-catatan Babel maupun Persia, namanya tidak disebutkan lagi setelah tanggal ini. Koresh yang Agung akhirnya berhasil menaklukkan Babilonia Baru, mengubahnya menjadi koloni Persia Akhemeniyah. Koresh kemudian menyatakan sebagai penerus sah dari raja-raja Babilonia kuno. Sumber : Wikipedia, Kompas, dan berbagai sumber lain. Keterangan gambar : (atas) ilustrasi Babilonia Lama (bawah) menara babel peninggalan Babilonia Baru

 SERI PERADABAN MESOPOTAMIA


KEKAISARAN BABILONIA LAMA DAN BABILONIA BARU


A. ASAL USUL

Babilonia atau lengkapnya disebut Kekaisaran Babilonia atau Negeri Babilonia, adalah negara dan daerah kebudayaan purba penutur bahasa Akkadia yang berlokasi di tengah kawasan selatan Mesopotamia (sekarang Irak dan Suriah). Pada 1894 SM, bangsa Amori mendirikan sebuah negara kecil dengan wilayah kedaulatan yang juga mencakup kota administratif Babilon. Babilonia pada mulanya hanyalah sebuah kota kecil daerah bawahan Kekaisaran Akkadia (2335–2154 SM). Keadaan ini berubah pada zaman Kekaisaran Babilonia Lama. Saat masa pemeritahan Hamurabi, Babilonia diperbesar dan dijadikan ibu kota . Ibu kota ini terus bertahan selama dan sesudah masa pemerintahan Hamurabi berkuasa, Babilonia disebut "Negeri Akkadia" (dalam bahasa Akkadia: Māt Akkadī) untuk mengenang kegemilangan Kerajaan Akkadia di masa lampau. 



Dalam Alkitab Kristen dan Alkitab Ibrani/Tanakh, kedua negara Babilonia dan ibu kota Babilon disebut sebagai Babel, atau lengkapnya Negeri Babel. Istilah "Babel" (Ibrani: בָּבֶל Bavel, Tib. בָּבֶל Bāḇel; bahasa Suryani: ܒܒܠ Bāwēl, bahasa Aram: בבל Bāḇel; dalam Arab: بَابِل Bābil) yang ditafsirkan dalam Kitab Kejadian sebagai "kekacaubalauan",[4] dari kata kerja bilbél (בלבל, "mengacau balaukan"). 


Peradaban / Kekaisaran Babilonia terbagi menjadi 2 (dua) periode. Yaitu Kekaisaran Babilonia Lama dan Kekaisaran Babilonia Baru.


B. SEJARAH BABILONIA LAMA

Kota Babilonia Lama terletak di di Mesopotamia, di wilayah lembah Eufrat dan Sungai Tigris. Kota ini dibangun sekitar sebelum abad ke-23 SM (sebelum Masehi). Kota ini disebut sebagai pusat pemerintahan atau ibu kota dari Kerajaan Babilonia Lama.

Kerajaan Babilonia Lama didirikan oleh bangsa Amoria pada tahun 1894 SM di bawah pemerintahan raja bangsa Amoria, Sumuabum. Sementara itu, Kerajaan Babilonia Lama membentang di sepanjang selatan Mesopotamia dan sebagian Assyria (utara Irak).


Sejarah Babilonia lama banyak tercatat pada masa Raja Hammurabi (1792-1750 SM). Kota Babilonia kelak menjadi wilayah perdagangan dan administratif utama karena lokasinya yang strategis. Karena itu pula, kemakmuran dan prestise wilayah ini membuat bangsa-bangsa di sekitar saling berebut untuk menaklukkan. Hammurabi akhirnya berhasil menaklukkan kota Babilonia dan menjadikannya ibu kota kerajaan.


PUNCAK KEJAYAAN BABILONIA LAMA

Puncak kejayaan kerajaan Babilonia Lama tercapai pada masa pemerintahan Raja Hammurabi. Pada masa pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babilonia membentang dari Teluk Persia sampai seberang wilayah Turki saat ini (World History Encyclopedia).


Hammurabi merumuskan dan mengkodifikasi hukum-hukum yang berlaku di Babilonia. Salah satu yang ditemukan yaitu code of law yang menjadi kitab hukum tertua di dunia.


Hukum Hammurabi yang ditemukan ahli arkeologi Prancis M. Morgan sekitar tahun 1901 tersebut berupa tulisan hukum di atas lempengan batu. Lempengan tersebut berisi ketentuan mengenai hak dan kewajiban seluruh warga Kerajaan Babilonia Lama.


Prinsip Hukum Hammurabi dalam lempeng tersebut yaitu 'hukuman mata untuk mata dan gigi untuk gigi'. Hukum Hammurabi memiliki pengaruh besar dalam penyusunan hukum bangsa Romawi. Hukum bangsa Romawi kelak menjadi dasar penyusunan hukum bangsa Eropa modern.


Di samping itu, Hammurabi memperbesar dan meninggikan tembok kota dan menerapkan pekerjaan umum besar yang mencakup kuil dan kanal yang mewah dengan bantuan budak. Babilonia di masa kejayaannya merupakan kota yang paling terkenal dari peradaban kuno Mesopotamia dengan tembok-tembok kota dan bangunan yang megah.


Hammurabi juga menjadikan diplomasi sebagai bagian integral dari pemerintahannya. Diplomasi dan perang di bawah pemerintahan Hammurabi membuat Mesopotamia di bawah kekuasaan Babilonia Lama pada tahun 1755 SM.


AGAMA DI BABILONIA LAMA

Seperti halnya Bangsa Sumeria, bangsa Amoria di Babilonia menganut politeisme. Bangsa Amoria percaya bahwa beragam peristiwa alam dan nasib manusia sudah digariskan para dewi, 

kepercayaan bangsa Amoria merupakan gabungan pengamatan ilmiah terhadap alam semesta serta cuaca dan tata cara pemujaan dewa-dewi pelindung dan sihir. Kepercayaan bangsa Amoria mengantarkan mereka mengenal astrologi.


Dewa-dewi yang disembah bangsa Amoria sama dengan bangsa Sumeria, tetapi berbeda nama. Dewa tertinggi bangsa Amoria adalah Marduk. Dewa Kota Babilonia ini menjadi semakin penting seiring menguatkan kedudukan kota tersebut di Mesopotamia. Orang Amoria percaya bahwa Marduk adalah dewa bijaksana yang akan melindungi orang baik dan menghukum orang jahat.


KERUNTUHAN BABILONIA LAMA

Pemerintahan Hammurabi merasa terancam oleh orang-orang pegunungan di Gutium. Pemerintahan mereka lalu mengantisipasi dengan cara menyerang, tetapi tidak efektif. Sepuluh tahun dari penaklukan Hammurabi, di bawah kekuasaan penerusnya, Samsuilun pada 1743 SM, orang barbar Kassite turun dari Gutium dan melanggar batas Babilonia. Orang barbar Kassite lalu mendirikan rezim di Babilonia pada 1732. Setelah kematian Hammurabi, sejarah politik Babilonia Lama tidak banyak diketahui. Suku-suku kecil lalu menguasai wilayah di Babilonia bergantian. Wilayah Mesopotamia kemudian berhasil dikuasai oleh Kerajaan Assyria yang letaknya tidak jauh dari Kerajaan Babilonia Lama.


C. SEJARAH BABILONIA BARU

Istilah Babilonia Baru atau Kasdim berarti Babilonia yang berada di bawah kekuasaan dinasti Kasdim atau dinasti ke-11 yang dimulai dari revolusi Nabopolassar pada tahun 626 SM hingga invasi Koresh Agung pada tahun 539 SM, dengan penguasa terkenal di antaranya adalah Nebukadnezar II. Setelah matinya raja Ashurbanipal pada tahun 627 SM, kerajaan Asyur terpecah oleh pertikaian dan persaingan di intern kerajaan. Seorang jenderal Asyur, Sin-shum-lishir, memberontak dan menguasai Babilon, tetapi langsung digulingkan oleh tentara Asyur yang setia pada raja Ashur-etil-ilani. Babilon kemudian dikuasai oleh putra Ashurbanipal yang lain, Sin-shar-ishkun, yang mengangkat diri menjadi raja. Namun tidak lama kemudian Babilon memberontak dengan bantuan suku Kasdim (Bit Kaldu), yang dipimpin oleh Nabopolassar. Nabopolassar merebut tahta dan memulai dinasti Neo-Babilonian..

DAFTAR RAJA BABILONIA BARU

 Nabopolassar atau Nabu-apla-usur 626 SM – 605 SM

 Nebukadnezar atau Nabu-kudurri-usur II 605 SM – 562 SM

 Ewil-Merodakh atau Amel-Marduk 562 SM – 560 SM

 Nergal-sarezer atau Neriglissar 560 SM – 556 SM

 Labashi-Marduk atau Labaši-Marduk 556 SM

 Nabonidus atau Nabû-naʾid 556 SM – 539 SM

 Belsyazar atau Bêl-šar-usur 549 SM – 539 SM


PEMERINTAHAN NABOPOLASSAR (626 SM – 605 SM)

Selama 3 tahun pertama, pemerintahan Nabopolassar tidak ada gangguan, dikarenakan saat itu ada perang saudara sengit antara raja Asyur Ashur-etil-ilani dan saudaranya Sin-shar-ishkun di Mesopotamia selatan.

Setelah itu Tahun 623 SM, Sin-shar-ishkun membunuh saudaranya dalam Perang di Nippur, merebut tahta dan berusaha merebut Babilon dari Nabopolassar. Tetapi Nabopolassar berhasil memukul mundur serangan Asyur, dan bahkan tahun 616 SM malah menyerang Assur dan Arrapha, tetapi tidak berhasil. Dan Akhirnya pada tahun 612 SM Nabopolassar dan raja Media, Cyaxares, memimpin tentara gabungan menyerang Niniwe, mengepungnya selama 3 bulan dan merebutnya. Sejak itu Babilon menguasai Asyur dan wilayah bagian utara maupun baratnya.

Seorang jenderal Asyur, Ashur-uballit II, menjadi raja Asyur dan mendirikan ibu kotanya di Harran. Nabopolassar dan sekutunya mengepung Ashur-uballit II di Harran tahun 608 SM dan merebutnya; Ashur-uballit II menghilang setelah ini.

Raja Mesir, Firaun Nekho II menyerang pada tahun 609 SM dalam upaya yang terlambat untuk membantu sekutunya di Asyur. Nabopolassar (dibantu putra dan kelak penggantinya, Nebukadnezar II) selama tahun-tahun terakhir pemerintahannya terus mengusir orang-orang Mesir, yang dibantu tentara bayaran dari Yunani dan sisa tentara Asyur, dari Siria, Asia Kecil, bagian utara Arabia dan Israel. Nebukadnezar membuktikan kehandalannya dengan akhirnya mengalahkan tentara Mesir beserta sekutunya dalam perang di Carchemish tahun 605 SM.


PUNCAK KEJAYAAN BABILONIA BARU

Babilonia Baru mencapai kejayaan saat era pemerintahan Nebukadnezar II (604 SM – 562 SM ). Nebukadnezar II menjadi raja setelah ayahnya mangkat. Ia membangun semua kota-kota besar Babilonia dengan mewahnya. Ibu kotanya, Babilon, meliputi wilayah seluas 3 mil persegi, dikelilingi oleh rawa-rawa dan dua lapis dinding tebal. Sungai Eufrat mengalir di tengah kota, dihubungkan dengan jembatan batu yang indah. Di tengah kota ada ziggurat raksasa yang disebut Etemenanki, "Rumah perbatasan langit dan bumi," di sebelah kuil dewa Marduk.

Selama pemerintahan Nebukadnezar berhasil menaklukkan beberapa daerah seperti Siria dan Fenisia, memaksa upeti dari Damaskus, Tirus dan Sidon. Ia juga menyerang Asia Kecil, di tanah "Hatti". Tahun 605 SM ia menduduki Yerusalem (penyerbuan pertama) dan mendapatkan upeti dari Yoyakim, raja Yehuda.

Seperti Asyur, orang Babilonia berperang setiap tahun untuk menguasai jajahannya. Tahun 601 SM Nebukadnezar berperang lagi melawan Mesir. Tahun 599 SM ia menyerang Arabia dan mengalahkan mereka di Qedar. Tahun 597 SM ia menyerang Kerajaan Yehuda (penyerbuan pertama) dan merebut Yerusalem serta menawan raja Yoyakhin, membawanya dalam pembuangan, dan menempatkan Zedekia, paman Yoyakhin menjadi raja. Mengambil kesempatan perang antara Mesir dan Babilon, raja Zedekia mencoba memberontak. Setelah dikepung 18 bulan Yerusalem (penyerbuan pertama) direbut lagi tahun 587 SM, ribuan orang Yahudi dibuang ke Babel dan Bait Suci dihancurkan sampai rata tanah.

Pada tahun 572 Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil.

Nebukadnezar terus berperang dengan Firaun Psamtik II dan Hofra (Apries) selama pemerintahannya, dan pada zaman Firaun Amasis II tahun 568 SM.


KERUNTUHAN BABILONIA BARU

Kejatuhan Babilonia Baru menandakan berakhirnya Kekaisaran Babilonia Baru setelah ditaklukkan oleh Kekaisaran Akhemeniyah pada tahun 539 SM. Belsyazar (549 SM - 539 SM) menjadi raja atas nama ayahnya, Nabonidus, selama 10 tahun ayahnya di pengasingan (menurut Tawarikh Nabonidus). Belsyazar merupakan seorang prajurit yang piawai, namun seorang politisi yang buruk. Semua ini membuatnya agak tidak populer di kalangan para kawulanya, khususnya imamat dan kelas militer. Di timur, Kekaisaran Akhemeniyah telah tumbuh semakin kuat. Pada tahun 539 SM, Nabonidus pulang ke Babilon untuk menghadapi ancaman serangan Koresh yang Agung, raja Persia, tetapi tidak berhasil menahan serbuan ini. Menurut Kitab Daniel, Belsyazar mati terbunuh pada malam tentara Persia berhasil masuk dan merebut ibu kota Babilon yang berdasarkan perhitungan waktu sejarah terjadi pada tanggal 15 Oktober 539 SM. Dalam catatan-catatan Babel maupun Persia, namanya tidak disebutkan lagi setelah tanggal ini. Koresh yang Agung akhirnya berhasil menaklukkan Babilonia Baru, mengubahnya menjadi koloni Persia Akhemeniyah. Koresh kemudian menyatakan sebagai penerus sah dari raja-raja Babilonia kuno. 



Sumber : Wikipedia, Kompas, dan berbagai sumber lain.

Keterangan gambar : (atas) ilustrasi Babilonia Lama (bawah) menara babel peninggalan Babilonia Baru

No comments:

Post a Comment