23 March 2024

Sejarah Magelang - Peradaban agung di Jawa Di sebuah daratan kedu atau Borobudur yang berupa dataran vulkanik subur yang dikelilingi gunung-gunung berapi di Jawa Tengah, Indonesia; yaitu Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro di barat, Gunung Merbabu dan Gunung Merapi di timur, dan perbukitan Menoreh di selatan. Dataran ini memiliki arti penting dalam sejarah Jawa Tengah karena selama lebih dari seribu tahun menjadi tempat tumbuh berkembangnya peradaban Jawa. Dataran Borobudur berbatasan dengan Dataran Kewu mencakup wilayah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta di Provinsi Jawa Tengah. Tempat lahirnya budaya Jawa umumnya digambarkan berada di Dataran Kedu dan Kewu di lereng subur Gunung Merapi sebagai jantung Kerajaan Mataram Kuno. Wangsa Sanjaya dan Sailendra memiliki basis kekuatan mereka di sana Berdasarkan catatan sejarah, kawasan ini dikenal sebagai wilayah pusat pemerintahan pada zaman Kerajaan Mataram Kuno dalam kurun abad ke-8 hingga ke-10 M. kawasan ini berperan penting dalam sejarah dan kebudayaan Jawa, karena memiliki banyak peninggalan sejarah yang sangat penting. Jika setiap candi dihitung cacah, maka periode Jawa Tengah abad ke-9 telah menghasilkan ribuan candi yang tersebar dari Dataran Tinggi Dieng, Dataran Kedu, hingga Dataran Kewu Para ahli sejarah menyebutkan nama kerajaan ini sebagai MATARAM yang dalam bahasa sansekerta adalah IBU ... rahyaŋta rumuhun. ri mḍaŋ. ri poh pitu. rakai mātaram. saŋ ratu sañjaya ... "... leluhurmu dahulu, di medang, di poh pitu, penguasa mataram, sang ratu sanjaya ..." (Prasasti Mantyasih) Kerajaan ini memerintshkan angkatan laut Jawa yang menyerbu Tran-nam pada tahun 767, Champa pada tahun 774, dan Champa lagi pada tahun 787 Sumber-sumber Arab menyebutkan bahwa Zabag (Jawa) memerintah Sribuza (Sriwijaya), Kalah (sebuah tempat di semenanjung Melayu, mungkin Kedah), dan Ramni (sebuah tempat di Sumatra, mungkin Lamuri) sehingga kerajaan ini mengambil alih kedudukan Maharaja Sriwijaya Pada tahun 851 seorang saudagar Arab bernama Sulaimaan mencatat peristiwa tentang Sailendra Jawa yang melakukan serangan mendadak terhadap Khmer dengan mendekati ibu kota dari sungai, setelah menyeberangi laut dari Jawa. Raja muda Khmer kemudian dihukum oleh Maharaja, dan kemudian, kerajaan tersebut menjadi vasal dinasti Sailendra Pada tahun 916 M, Abu Zaid Hasan menyebut bahwa sebuah kerajaan bernama Zabag menyerbu Kerajaan Khmer, menggunakan 1000 kapal "berukuran sedang", yang menghasilkan kemenangan Zabag. Kepala raja Khmer kemudian dibawa ke Zabag Akhirnya peradaban besar ini menyerah dan hanya bisa dikalahkan oleh Alam. Pada tahun 929 Sebuah bencana besar letusan gunung berapi mengubur peradaban agung ini. Bukti letusan ini dapat dilihat di beberapa candi yang hampir terkubur di bawah abu Merapi dan puing-puing Merapi, seperti candi Sambisari, candi Morangan, candi Kedulan, candi Kadisoka, dan candi Kimpulan. Mirip bencana gunung Vesuvius di pompei. Mereka akhirnya mulai membangun lagi peradabannya di Jawa timur namun periode Jawa Timur kerajaan Medang tidak meninggalkan jejak nyata dari struktur candi apa pun yang sebanding dengan era Syailendra di Jawa Tengah sebelumnya. Mungkin kerajaan Medang tidak lagi memiliki niat dan sumber daya untuk memulai proyek konstruksi raksasa. Sumber Wikipedia

 Peradaban agung di Jawa

Penulis : Diaz Atawa Dodi

Di sebuah daratan kedu atau Borobudur yang berupa dataran vulkanik subur yang dikelilingi gunung-gunung berapi di Jawa Tengah, Indonesia; yaitu Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro di barat, Gunung Merbabu dan Gunung Merapi di timur, dan perbukitan Menoreh di selatan. Dataran ini memiliki arti penting dalam sejarah Jawa Tengah karena selama lebih dari seribu tahun menjadi tempat tumbuh berkembangnya peradaban Jawa. 




Dataran Borobudur berbatasan dengan Dataran Kewu mencakup wilayah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta di Provinsi Jawa Tengah.


Tempat lahirnya budaya Jawa umumnya digambarkan berada di Dataran Kedu dan Kewu di lereng subur Gunung Merapi sebagai jantung Kerajaan Mataram Kuno. Wangsa Sanjaya dan Sailendra memiliki basis kekuatan mereka di sana


Berdasarkan catatan sejarah, kawasan ini dikenal sebagai wilayah pusat pemerintahan pada zaman Kerajaan Mataram Kuno dalam kurun abad ke-8 hingga ke-10 M.  kawasan ini berperan penting dalam sejarah dan kebudayaan Jawa, karena memiliki banyak peninggalan sejarah yang sangat penting. Jika setiap candi dihitung cacah, maka periode Jawa Tengah abad ke-9 telah menghasilkan ribuan candi yang tersebar dari Dataran Tinggi Dieng, Dataran Kedu, hingga Dataran Kewu


Para ahli sejarah menyebutkan nama kerajaan ini sebagai MATARAM yang dalam bahasa sansekerta adalah IBU


 ... rahyaŋta rumuhun. ri mḍaŋ. ri poh pitu. rakai mātaram. saŋ ratu sañjaya ...


"... leluhurmu dahulu, di medang, di poh pitu, penguasa mataram, sang ratu sanjaya ..."


(Prasasti Mantyasih)


Kerajaan ini memerintshkan angkatan laut Jawa yang menyerbu Tran-nam pada tahun 767, Champa pada tahun 774, dan Champa lagi pada tahun 787


Sumber-sumber Arab menyebutkan bahwa Zabag (Jawa) memerintah Sribuza (Sriwijaya), Kalah (sebuah tempat di semenanjung Melayu, mungkin Kedah), dan Ramni (sebuah tempat di Sumatra, mungkin Lamuri) sehingga kerajaan ini mengambil alih kedudukan Maharaja Sriwijaya


Pada tahun 851 seorang saudagar Arab bernama Sulaimaan mencatat peristiwa tentang Sailendra Jawa yang melakukan serangan mendadak terhadap Khmer dengan mendekati ibu kota dari sungai, setelah menyeberangi laut dari Jawa. Raja muda Khmer kemudian dihukum oleh Maharaja, dan kemudian, kerajaan tersebut menjadi vasal dinasti Sailendra


Pada tahun 916 M, Abu Zaid Hasan menyebut bahwa sebuah kerajaan bernama Zabag menyerbu Kerajaan Khmer, menggunakan 1000 kapal "berukuran sedang", yang menghasilkan kemenangan Zabag. Kepala raja Khmer kemudian dibawa ke Zabag


Akhirnya peradaban besar ini menyerah dan hanya bisa dikalahkan oleh Alam. Pada tahun 929 Sebuah bencana besar letusan gunung berapi mengubur peradaban agung ini. Bukti letusan ini dapat dilihat di beberapa candi yang hampir terkubur di bawah abu Merapi dan puing-puing Merapi, seperti candi Sambisari, candi Morangan, candi Kedulan, candi Kadisoka, dan candi Kimpulan. Mirip bencana gunung Vesuvius di pompei.


Mereka akhirnya mulai membangun lagi peradabannya di Jawa timur namun periode Jawa Timur kerajaan Medang tidak meninggalkan jejak nyata dari struktur candi apa pun yang sebanding dengan era Syailendra di Jawa Tengah sebelumnya. Mungkin kerajaan Medang tidak lagi memiliki niat dan sumber daya untuk memulai proyek konstruksi raksasa.


Sumber Wikipedia

No comments:

Post a Comment