19 March 2024

DIPONEGORO Pagi itu belum subuh... Tapi di keputren kraton Yogyakarta.. Para selir sangat sibuk dan gaduh.. Karena selir putra sulung HB II.. RA Mangkarawati hendak melahirkan.. Tanggal 11 November 1785... Pukul setengah lima pagi Rabu Wage.. Lahir bayi lelaki yang tampan... Bayi itu diberi nama RM Mustahar.. Tangisnya sangat keras... Primbon Jawa mengatakan.. Anak yang lahir di waktu pagi .. Besarnya menjadi pembaharu.. Lahir hari pasaran Rabu Wage.. Tumbuh menjadi orang jujur.. Semesta menujumkan... Bayi ini kelak dewasa... Akan melawan hebat belanda... Membuat kocar kacir penjajah... Dan perubahan masa depan jawa.. Tahun 1805 ketika remaja.. Namanya berganti Raden Antawirya.. Tahun 1812 ketika dewasa... Ia bergelar Pangeran Dipanegoro... Berganti nama sesuai umurnya... Sebagaimana kebiasaan orang jawa.. Pada saat itu pada 1812 .... Ayahnya dinobatkan menjadi raja... Sultan Hamengkubuwana III... Dipanegoro adalah putra sulung.. Maka ia adalah putra mahkota... Nama Dipanegoro menurut dirinya.. Berarti lentera yang menerangi negara.. Dia mengatakan kakek moyangnya.. Sultan Agung meramal setelahnya.. Belanda akan menjajah selama 300 th.. Penerusnya melakukan perlawanan.. Namun kelak akan tumbang.. Dipanegoro sebagai putra mahkota.. Tidak mau diangkat sebagai raja.. Dia lebih suka mempelajari agama.. Dan hidup dekat dengan rakyat kecil.. Dia lebih suka tinggal di Tegal Rejo.. Tinimbang hidup mewah di kraton.. Waktu itu tiba tiba Belanda.. Memasang patok patok di tanah.. Milik Diponegoro di desa Tegalrejo.. Katanya untuk pembangunan jalan.. Atas usulan Patih Danurejo.. Diponegoro tegas menolak.. Pembangunan jalan itu.. Secara terang-terangan.. Rakyat mendukung Diponegoro.. Inilah awal mula terjadinya.. Perang Diponegoro.. Menyingkir dari Tegalrejo.. Diponegoro pun membuat barisan.. Perlawanan terhadap Belanda.. Bermarkas di Gua Selarong.. Sesuai nasihat dari pamannya.. Yaitu Pangeran Mangkubumi... Perlawanan Diponegoro... Terdengar oleh tokoh agama.. Surakarta Yang bernama Kyai Mojo.. Yang lalu ikut bergabung .. Ke pasukan Gua Selarong.. Kyai Mojo mempunyai pengaruh luas. Memiliki banyak pengikut.. Dari berbagai lapisan masyarakat.. Perjuangan Diponegoro didukung Raden Tumenggung Prawiradigda.. Dan Sunan Pakubuwono VI.. Berbagai cara dilakukan Belanda.. Untuk menangkap Diponegoro.. Sayembara diadakan Belanda.. Yang bisa menangkap atau Membunuh Pangeran Diponegoro .. Diberikan hadiah 20.000 gulden Rakyat tidak goyah dengan hadiah.. Tidak ada yang mengungkap .. Keberadaan Diponegoro kala itu.. Karena tidak berhasil menangkapnya Maka pada tanggal 28 Maret 1830.. Belanda mengambil cara licik .. Dengan mengundang Diponegoro.. Ke Magelang untuk berunding... Belanda mengatakan.. Apabila tidak ada kesepakatan.. Boleh Diponegoro pulang kembali.. Dengan kejujuran dan bersih hati.. Diponegoro setuju tawaran itu.. Sayang undangan hanya tipuan.. Untuk menangkap dirinya... Diponegoro lalu dibuang ke Manado. Bersama dengan RA Retnaningsih.. Tumenggung Diposoni dan istri.. Serta para pengikut pengikutnya.. Berlayar dengan kapal Pollux.. Ditawan di Benteng Amsterdam.. Dari Menado dipindah ke Makassar.. Menetap kurang lebih 25 tahun .. Hidup di dalam Benteng Rotterdam.. 8 Januari 1855 beliau meninggal dunia Dimakamkan di kota Makasar.. Jauh dari tanah kelahirannya... Sumber googling

 DIPONEGORO

Oleh : Mohammad Basyir



Pagi itu belum subuh...

Tapi di keputren kraton Yogyakarta..

Para selir sangat sibuk dan gaduh..

Karena selir putra sulung HB II..

RA Mangkarawati hendak melahirkan..


Tanggal 11 November 1785...

Pukul setengah lima pagi Rabu Wage..

Lahir bayi lelaki yang tampan...

Bayi itu diberi nama RM Mustahar..

Tangisnya sangat keras...


Primbon Jawa mengatakan..

Anak yang lahir di waktu pagi ..

Besarnya menjadi pembaharu..

Lahir hari pasaran Rabu Wage..

Tumbuh menjadi orang jujur..


Semesta menujumkan...

Bayi ini kelak dewasa...

Akan melawan hebat belanda...

Membuat kocar kacir penjajah...

Dan perubahan masa depan jawa..


Tahun 1805 ketika remaja..

Namanya berganti Raden Antawirya..

Tahun 1812 ketika dewasa...

Ia bergelar Pangeran Dipanegoro...

Berganti nama sesuai umurnya...

Sebagaimana kebiasaan orang jawa..


Pada saat itu pada 1812 ....

Ayahnya dinobatkan menjadi raja...

Sultan Hamengkubuwana III...

Dipanegoro adalah putra sulung..

Maka ia adalah putra mahkota...


Nama Dipanegoro menurut dirinya..

Berarti lentera yang menerangi negara..

Dia mengatakan kakek moyangnya..

Sultan Agung meramal setelahnya..

Belanda akan menjajah selama 300 th..

Penerusnya melakukan perlawanan..

Namun kelak akan tumbang..


Dipanegoro sebagai putra mahkota..

Tidak mau diangkat sebagai raja..

Dia lebih suka mempelajari agama..

Dan hidup dekat dengan rakyat kecil..

Dia lebih suka tinggal di Tegal Rejo..

Tinimbang hidup mewah di kraton..


Waktu itu tiba tiba Belanda..

Memasang patok patok di tanah..

Milik Diponegoro di desa Tegalrejo..

Katanya untuk pembangunan jalan.. 

Atas usulan Patih Danurejo..


Diponegoro tegas menolak..

Pembangunan jalan itu.. 

Secara terang-terangan..

Rakyat mendukung Diponegoro..

Inilah awal mula terjadinya..

Perang Diponegoro..


Menyingkir dari Tegalrejo..

Diponegoro pun  membuat barisan..

Perlawanan terhadap Belanda..

Bermarkas di Gua Selarong..

Sesuai nasihat dari pamannya..

Yaitu Pangeran Mangkubumi...


Perlawanan Diponegoro...

Terdengar oleh tokoh agama..

Surakarta Yang bernama Kyai Mojo..

Yang lalu ikut bergabung ..

Ke pasukan Gua Selarong..


Kyai Mojo mempunyai pengaruh luas.

Memiliki banyak pengikut.. 

Dari berbagai lapisan masyarakat..

Perjuangan Diponegoro didukung 

Raden Tumenggung Prawiradigda..

Dan Sunan Pakubuwono VI..


Berbagai cara dilakukan Belanda..

Untuk menangkap Diponegoro..

Sayembara diadakan  Belanda..

Yang bisa menangkap atau

Membunuh Pangeran Diponegoro ..

Diberikan hadiah 20.000 gulden


Rakyat tidak goyah dengan hadiah..

Tidak ada yang mengungkap ..

Keberadaan Diponegoro kala itu..

Karena tidak berhasil menangkapnya

Maka pada tanggal 28 Maret 1830..

Belanda mengambil cara licik ..

Dengan mengundang Diponegoro..

Ke Magelang untuk berunding...


Belanda mengatakan..

Apabila tidak ada kesepakatan..

Boleh Diponegoro pulang kembali..

Dengan kejujuran dan bersih hati..

Diponegoro setuju tawaran itu..

Sayang undangan hanya tipuan..

Untuk menangkap dirinya...


Diponegoro lalu dibuang ke Manado.

Bersama dengan RA Retnaningsih..

Tumenggung Diposoni dan istri..

Serta para pengikut pengikutnya..

Berlayar dengan kapal Pollux..

Ditawan di Benteng Amsterdam..


Dari Menado dipindah ke Makassar..

Menetap kurang lebih 25 tahun ..

Hidup di dalam Benteng Rotterdam..

8 Januari 1855 beliau meninggal dunia 

Dimakamkan di kota Makasar..

Jauh dari tanah kelahirannya...


Sumber googling

No comments:

Post a Comment