27 January 2024

Siti Hajar, Ismail dan Zam Zam

 Kisah Siti Hajar dan Ismail, Awal Kemunculan Air Zamzam di Tengah Gurun Pasir

________________________________________________


Kisah Siti Hajar dan Ismail selalu identik dengan sejarah kemunculan mata air Zamzam yang hingga saat ini masih bisa ditemui di Makkah ketika beribadah haji atau umrah. Bagaimana kisah kemunculannya?

Diceritakan dalam buku Spiritualitas Haji oleh Nur Kholis, bahwa Nabi Ibrahim AS belum juga dikaruniai anak dengan istri pertamanya, Siti Sara, hingga umurnya mencapai 80 tahun.


Hingga suatu hari Siti Sara mengusulkan agar suaminya itu meminang perempuan lain untuk dijadikan istri sehingga ia bisa dikaruniai keturunan. Akhirnya, Nabi Ibrahim AS pun menikah dengan seorang wanita bernama Siti Hajar dan dikaruniai putra bernama Ismail.


Setelah Ismail lahir, Siti Sarah merasa khawatir terhadap masa depannya. Ia berkali-kali menginginkan agar Nabi Ibrahim AS mengajak Siti Hajar untuk pergi jauh-jauh dari kehidupannya.


Allah SWT akhirnya memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membawa Siti Hajar dan putranya Ismail untuk pergi ke tempat yang jauh dari Palestina. Nabi Ibrahim AS pun menaati perintah tersebut.


Setelah berminggu-minggu berjalan di atas padang pasir yang tandus, panas, dan gersang serta dinginnya malam, sampailah mereka di sebuah dataran rendah yang hanya memiliki satu pohon besar.


Nabi Ibrahim AS pun meninggalkan istri dan anaknya yang selama ini ia harapkan itu di sana, sendirian, dan jauh dari peradaban manusia. Namun, inilah kisah awal mula munculnya air Zamzam yang tidak akan pernah kering sampai akhir zaman.


Kisah Siti Hajar dan Ismail Munculkan Air Zamzam

Rizem Aizid dalam Sejarah Terlengkap 25 Nabi menceritakan bahwa ketika ditinggal oleh Nabi Ibrahim AS, perlengkapan dan persediaan makanan Siti Hajar dan Ismail mulai menipis. Sehingga kehidupan mereka lebih bertambah berat.


Keadaan ini menjadi lebih berat ketika saat itu Ismail masih harus menyusu kepada Siti Hajar, padahal air susunya semakin lama semakin mengering karena kekurangan makanan.


Akibatnya, Ismail pun menangis tak henti-hentinya karena kelaparan.


Siti Hajar pun menjadi bingung, panik, dan cemas mendengar anak yang disayanginya menangis menyayat hati. Ia menoleh kesana kemari demi mencari sesuatu yang bisa dimakan atau air yang bisa diminum.


Ibnu Hisyam menceritakan, Siti Hajar mencari makanan dan minuman itu dengan berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Marwah sebanyak tujuh kali sembari meminta pertolongan kepada Allah SWT.


Allah SWT kemudian mengutus malaikat Jibril untuk menolong Siti Hajar dan Ismail di bumi. Ketika itu, Ismail menangis sembari menghentak-hentakkan kakinya di atas pasir.


Hentakan-hentakan kaki itu kemudian mengakibatkan sebuah mata air muncul di pasir tersebut. Siti Hajar sedikit ketakutan karena kemunculan air itu dibarengi dengan bunyi seperti suara binatang buas.


Namun ternyata itu adalah mata air yang memancar sangat deras sehingga tangannya menggapai air yang mengalir dari tempat Ismail.


Sumber sebelumnya mengatakan, ketika air ini muncul, Siti Hajar mengucapkan kata, "zamzam... zamzam..." yang artinya berkumpul-berkumpul.


Jadilah sumber mata air yang kini kita kenal dengan mata air Zamzam yang airnya tidak pernah kering.


Dikutip dari buku Menengok Kisah 25 Nabi & Rasul oleh Ahmad Fatih, pergerakan Siti Hajar ketika mencari air dan pertolongan sembari berlari-lari kecil ke Bukit Shafa dan Marwah itu adalah asal mula ritual Sa'i pada ibadah haji.



Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 158, bahwasanya,


۞ اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ ١٥٨


Artinya: "Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui."

No comments:

Post a Comment