19 January 2024

Raden Lembu Amisani Lahir : ? Putra Prabu Brawijaya yg melarikan diri pasca Keruntuhan Majapahit. Orang Tua : ♂️Prabu Brawijaya V/ Bhre Kertabhumi, ♀️Garwo Ponorogo. Saudara : ♂️Batara Kathong, ♂️Adipati Lowano. Anak : ♂️Raden Wonoboyo / Raden Jaka (Ki Ageng Mangir Wonoboyo). Wafat : desa Dander Wonosari, Gunung Kidul ? Makam : ? Keterangan : Keruntuhan Kerajaan Majapahit di akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 membuat para bangsawannya kocar-kacir berlarian ke beberapa daerah, termasuk salah satunya Raden Lembu Amisani. Jalur pelarian yang ditempuh Raden Lembu Amisani mirip dengan film Apocalypto. Di mana ia bersama anak istrinya harus masuk ke dalam hutan belantara untuk terus bertahan hidup. Sementara di sisi lain, serangan oleh Kerajaan Demak, pimpinan Raden Patah dan dilanjutkan Pati Unus, terus dilakukan untuk memburu sisa-sisa Kerajaan Majapahit. Dikutip Hops.ID dari kanal YouTube Embara Lensa pada Senin, 27 November 2023, dalam pelarian tersebut, Brawijaya V yang kala itu memimpin Majapahit juga turut terpukul dan harus melarikan diri. Brawijaya V terpisah dengan anak-anaknya yang berjumlah 117 orang, termasuk salah satunya Raden Lembu Amisani. Dalam pelariannya, Raden Lembu Amisani menyelamatkan diri bersama istri dan anaknya, Raden Jaka menembus hutan belantara. Meski pahit dan pedih, langkah itu mesti ditempuhnya untuk menyelematkan diri dan keluarga serta menghindari kejaran tentara Demak. Hidupnya yang dulu penuh dengan gelimang harta pun kini berubah. Ia terus berlari mencari tempat baru yang bahkan tak seaman dan setenteram sebelumnya. Raden Lembu Amisani sempat mampir ke rumah kakaknya, Bathara Katong dalam pelarian tersebut. Ia menemui sang kakak yang ternyata sudah memeluk agama Islam. Bathara Katong pun menasihati dan menganjurkannya untuk ikut memeluk agama Islam. Namun Raden Lembu Amisani menolak dan memilih melanjutkan pelariannya. Kasih sayang terhadap saudaranya itu ditunjukkan Bathara Katong dengan memberikan bekal. Namun tentu saja, bekal tersebut tak bisa terus memenuhi kebutuhan hidupnya dalam pelarian. Raden Lembu Amisani beserta anak dan istrinya pun harus memakan apapun yang ia temui di hutan. Diceritakan dalam Babad Mangir, mereka akhirnya sampai di desa Dander Wonosari, Gunung Kidul. Di sini lah kemudian Raden Lembu Amisani dan istri terus bertanya, memohon datangnya sebuah wahyu agar keturunannya kelak menjadi raja yang menguasai tanah Jawa. Namun nahas, sebelum doanya terkabul, Raden Lembu Amisani dan istri moksa alias wafat dengan jasad menghilang. Mereka meninggalkan anaknya seorang diri dalam pelarian, yakni Raden Jaka. Raden Jaka pun terpukul hebat, lantaran ia mesti melanjutkan hidupnya sendirian karena ditinggal kedua orangtuanya. Di dalam kepedihannya, Raden Jaka memutuskan untuk meninggalkan Desa Dander dan terus berjalan ke Barat hingga sampailah di Goa Langse. Ia teringat pernah diajak ayah dan ibunya dulu singgah di Wonoboyo, kemudian dirinya memutuskan untuk mengubah namanya dari Raden Jaka menjadi Ki Ageng Wonoboyo agar orang tak mengenali sosok bangsawan di dalam dirinya.

 Raden Lembu Amisani


Lahir : ?

Putra Prabu Brawijaya yg melarikan diri pasca Keruntuhan Majapahit.

Orang Tua : ♂️Prabu Brawijaya V/ Bhre Kertabhumi, ♀️Garwo Ponorogo.

Saudara : ♂️Batara Kathong, ♂️Adipati Lowano.

Anak : ♂️Raden Wonoboyo / Raden Jaka (Ki Ageng Mangir Wonoboyo).

Wafat : desa Dander Wonosari, Gunung Kidul ?

Makam : ?



Keterangan : 


Keruntuhan Kerajaan Majapahit di akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 membuat para bangsawannya kocar-kacir berlarian ke beberapa daerah, termasuk salah satunya Raden Lembu Amisani.


Jalur pelarian yang ditempuh Raden Lembu Amisani mirip dengan film Apocalypto. Di mana ia bersama anak istrinya harus masuk ke dalam hutan belantara untuk terus bertahan hidup.


Sementara di sisi lain, serangan oleh Kerajaan Demak, pimpinan Raden Patah dan dilanjutkan Pati Unus, terus dilakukan untuk memburu sisa-sisa Kerajaan Majapahit.


Dikutip Hops.ID dari kanal YouTube Embara Lensa pada Senin, 27 November 2023, dalam pelarian tersebut, Brawijaya V yang kala itu memimpin Majapahit juga turut terpukul dan harus melarikan diri.


Brawijaya V terpisah dengan anak-anaknya yang berjumlah 117 orang, termasuk salah satunya Raden Lembu Amisani.


Dalam pelariannya, Raden Lembu Amisani menyelamatkan diri bersama istri dan anaknya, Raden Jaka menembus hutan belantara.


Meski pahit dan pedih, langkah itu mesti ditempuhnya untuk menyelematkan diri dan keluarga serta menghindari kejaran tentara Demak.


Hidupnya yang dulu penuh dengan gelimang harta pun kini berubah. Ia terus berlari mencari tempat baru yang bahkan tak seaman dan setenteram sebelumnya.


Raden Lembu Amisani sempat mampir ke rumah kakaknya, Bathara Katong dalam pelarian tersebut. Ia menemui sang kakak yang ternyata sudah memeluk agama Islam.


Bathara Katong pun menasihati dan menganjurkannya untuk ikut memeluk agama Islam. Namun Raden Lembu Amisani menolak dan memilih melanjutkan pelariannya.


Kasih sayang terhadap saudaranya itu ditunjukkan Bathara Katong dengan memberikan bekal. Namun tentu saja, bekal tersebut tak bisa terus memenuhi kebutuhan hidupnya dalam pelarian.


Raden Lembu Amisani beserta anak dan istrinya pun harus memakan apapun yang ia temui di hutan. Diceritakan dalam Babad Mangir, mereka akhirnya sampai di desa Dander Wonosari, Gunung Kidul.


Di sini lah kemudian Raden Lembu Amisani dan istri terus bertanya, memohon datangnya sebuah wahyu agar keturunannya kelak menjadi raja yang menguasai tanah Jawa.


Namun nahas, sebelum doanya terkabul, Raden Lembu Amisani dan istri moksa alias wafat dengan jasad menghilang. Mereka meninggalkan anaknya seorang diri dalam pelarian, yakni Raden Jaka.


Raden Jaka pun terpukul hebat, lantaran ia mesti melanjutkan hidupnya sendirian karena ditinggal kedua orangtuanya.


Di dalam kepedihannya, Raden Jaka memutuskan untuk meninggalkan Desa Dander dan terus berjalan ke Barat hingga sampailah di Goa Langse.


Ia teringat pernah diajak ayah dan ibunya dulu singgah di Wonoboyo, kemudian dirinya memutuskan untuk mengubah namanya dari Raden Jaka menjadi Ki Ageng Wonoboyo agar orang tak mengenali sosok bangsawan di dalam dirinya.

No comments:

Post a Comment