11 January 2024

Sejarah Magelang - Berikut ini lanjutan kisah Pak Sayat yang menjadi milyader baru di Magelang setelah memenangkan kupon SDSB. Saat itu hari Rabu, 9 Mei 1990 waktu menunjukan pukul 23.30, Pak Sayat masih setia duduk sendiri sambil mendengarkan siaran radio. Suara penyiar ketika membacakan pengundian SDSB dari radio transistor merek “Silver Tronik“ 3 band selalu ditunggu Pak Sayat sama seperti malam-malam sebelumnya. Ketika penyiar radio selesai membacakan nomor kupon yang keluar, dengan berdebar Pak Sayat menyimak dan membuka kupon miliknya, ternyata nembus semua. Beliau bersujud mencium tanah, bersyukur kepada Tuhan. Kemudian beliau membangunkan isterinya yang sedang tidur, sang isteri hanya menanggapi dengan ucapan “alhamdulillah“. Pada dini hari Pak Sayat pergi ke rumah anak menantunya untuk menyerahkan pengurusan hadiah tersebut. Setelah memberi tahu kios “Moro Seneng“ (tempat Pak Sayat membeli kupon) pada pagi harinya, Siang harinya Kampung Malangan mendadak heboh, berita kemenangan Pak Sayat tersebar luas dari mulut ke mulut. Penduduk kampung satu persatu berdatangan menyampaikan selamat. Sejak pagi itu beliau sudah bagai orang penting, sejumlah petugas keamanan selalu mengawasi rumahnya, dan kemana beliau pergi beberapa petugas menyertainya. Ketika ditanya buat apakah uang sebanyak itu, beliau menjawab yang 500 juta akan didepositokan, dan selebihnya akan digunakan untuk membuat rumah layak dan modal hidup anak-anaknya. Lalu ditanya apakah akan terus membeli kupon SDSB? Pak Sayat menjawab akan berhenti membelinya, kemenangan itu menurutnya sudah lebih dari cukup. Kecanduannya pada SDSB selama ini bukan karena hobi berjudi, tetapi semata-mata jalan keluar dari tikaman kemlaratan yang tak henti-hentinya. Sekaligus ia menepati janji pada leluhur dan dirinya sendiri, begitu memenangkan kupon SDSB, ia akan berhenti. Selanjutnya ia akan khusyuk beribadah, memakmurkan masjid, dan mengasuh anak cucu. Waktu itu rencananya Pak Sayat akan menerima uang 1 milyar tersebut dipotong pajak 20 persen, dan diserahkan langsung oleh Menko Polkam Soedomo di Jakarta. Pak Sayat sudah tidak menyayat lagi hidupnya, ia adalah gambaran dari sekian banyak orang yang bernasib baik. Kisahnya tidak untuk dicontoh, termasuk cara mendapatkan keberuntungannya itu kan? Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI Sumber : Wawasan, 17 Mei 1990 halaman 1 kolom 3-7 (Skjil Team) #SDSB #JudiOrba #PakSayat #Magelang

 Berikut ini lanjutan kisah Pak Sayat yang menjadi milyader baru di Magelang setelah memenangkan kupon SDSB. 


Saat itu hari Rabu, 9 Mei 1990 waktu menunjukan pukul 23.30, Pak Sayat masih setia duduk sendiri sambil mendengarkan siaran radio. Suara penyiar ketika membacakan pengundian SDSB dari radio transistor merek “Silver Tronik“ 3 band selalu ditunggu Pak Sayat sama seperti malam-malam sebelumnya. Ketika penyiar radio selesai membacakan nomor kupon yang keluar, dengan berdebar Pak Sayat menyimak dan membuka kupon miliknya, ternyata nembus semua. Beliau bersujud mencium tanah, bersyukur kepada Tuhan. Kemudian beliau membangunkan isterinya yang sedang tidur, sang isteri hanya menanggapi dengan ucapan “alhamdulillah“. Pada dini hari Pak Sayat pergi ke rumah anak menantunya untuk menyerahkan pengurusan hadiah tersebut. 


Setelah memberi tahu kios “Moro Seneng“ (tempat Pak Sayat membeli kupon) pada pagi harinya, Siang harinya Kampung Malangan mendadak heboh, berita kemenangan Pak Sayat tersebar luas dari mulut ke mulut. Penduduk kampung satu persatu berdatangan menyampaikan selamat. Sejak pagi itu beliau sudah bagai orang penting, sejumlah petugas keamanan selalu mengawasi rumahnya, dan kemana beliau pergi beberapa petugas menyertainya. 


Ketika ditanya buat apakah uang sebanyak itu, beliau menjawab yang 500 juta akan didepositokan, dan selebihnya akan digunakan untuk membuat rumah layak dan modal hidup anak-anaknya. Lalu ditanya apakah akan terus membeli kupon SDSB? Pak Sayat menjawab akan berhenti membelinya, kemenangan itu menurutnya sudah lebih dari cukup. Kecanduannya pada SDSB selama ini bukan karena hobi berjudi, tetapi semata-mata jalan keluar dari tikaman kemlaratan yang tak henti-hentinya. Sekaligus ia menepati janji pada leluhur dan dirinya sendiri, begitu memenangkan kupon SDSB, ia akan berhenti. Selanjutnya ia akan khusyuk beribadah, memakmurkan masjid, dan mengasuh anak cucu. 


Waktu itu rencananya Pak Sayat akan menerima uang 1 milyar tersebut dipotong pajak 20 persen, dan diserahkan langsung oleh Menko Polkam Soedomo di Jakarta. Pak Sayat sudah tidak menyayat lagi hidupnya, ia adalah gambaran dari sekian banyak orang yang bernasib baik. Kisahnya tidak untuk dicontoh, termasuk cara mendapatkan keberuntungannya itu kan?



Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI

Sumber : Wawasan, 17 Mei 1990 halaman 1 kolom 3-7 (Skjil Team)


#SDSB #JudiOrba #PakSayat #Magelang

No comments:

Post a Comment