15 November 2023

Sejarah Magelang - Masjid Agung Magelang

 MASJID AGUNG MAGELANG 

(Foto tahun 1935 ketika baru saja diresmikan)

Oleh : Eva Mentari Christop

Masjid saat itu terlalu kecil untuk jumlah jemaah yang datang sehingga dibentuk sebuah ‚komisi masjid‘ untuk merenovasi bangunan lama.  Bupati R.A.A. Danoesoegondo mengambil model masjid Agra di India sebagai preseden.


Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan masjid yang diarsiteki H. Pluyter ini sebesar 12.000 florin yang berasal dari dana kas masjid dan tidak mudah untuk mengumpulkannya.  Dari kotak pengumpulan dana pembangunan yang terletak di dekat masjid terkumpul 600 florin yang terdiri dari koin-koin tembaga dan koin-koin perak kecil.  Namun masyarakat memberikan wakaf.  Sekitar Juni-Juli 1934 mereka mengangkut material bangunan dengan gerobak-gerobak, karung-karung, keranjang-keranjang, dsb.  Total yang dikumpulkan: batu kali 131 m³, kerikil 66 m³, pasir 214 m³, 22.000 buah batu bata, 67 m³ kapur.  Stadsgemeente (kota) menyediakan air 10 m³ tanpa biaya yang dialirkan ke halaman masjid untuk dipakai sebagai air wudhu.


Pembangunan masjid dijadwalkan selesai di pertengahan bulan puasa dan sebelum hari raya Lebaran akan diresmikan.  Hal utama yang diprioritaskan dalam pembangunan ini adalah menciptakan ruang yang lebih besar untuk jemaah beribadah dan memperindah bangunan dengan langgam arsitektur Moor.  Letak Maksurah dan Mihrab dibiarkan tetap tanpa perubahan namun gayanya diselaraskan dengan galeri di sekitarnya.  Galeri yang berada di sekitar maksoerah dirombak diganti dengan tiang-tiang setinggi 7 m.  Bagian fasad diperlebar dengan arkade ganda yang berfungsi sebagai penopang dengan lengkung dan dinding berprofil khas arsitektur moor.  Perubahan lain yang dilakukan adalah aliran Kottaleiding yang letaknya dekat dengan bangunan lama dialihkan dan diberi penutup.  Secara keseluruhan lebar fasad 37 dan samping 33 m.  Masjid juga dilengkapi dengan 4 pengeras suara dan 2 mikrofon.


Masjid diresmikan pada Sabtu malam 13 April 1935.  Halaman depan masjid dihiasi semarak.  Diperkirakan ada sekitar 10-15 ribu orang yang menghadiri acara itu, dengan sekitar 40 grup yang mewakili desa maupun kota.  Peresmian yang sebenarnya adalah pada jam 20:30-21:30 dan banyak orang yang tetap tinggal hingga hari Minggu pagi.  Peresmian secara ‚official‘ dilaksanakan di hari Minggu jam 11 dihadiri oleh residen Kedu A.A. C. Linck, komandan divisi ke-2 Mayor Jenderal J. Beumer, walikota Magelang Nessel van Lissa, beberapa petinggi militer dan pegawai sipil, komisi masjid , perwakilan perkumpulan masyarakat, tokoh masyarakat, dan perwakilan pers.



No comments:

Post a Comment