24 October 2019

Tentang Sejarah Magelang - Gardu Listrik ANIEM

“LEVENSGEVAAR, AWAS ELESTRIK, SING NGEMEK MATI !”
, Riwayatmu Dulu
Posted on 23/02/2012 by komunitaskotatoeamagelang – ( Ijin Share Ya )
Bangunan tersebut adalah Gardu Listrik 6 kV. Beberapa masyarakat yang sudah berumur senja pastilah akan tahu tentang bangunan ini. Tetapi tidak bagi generasi anak muda sekarang. Sebab gardu listrik tersebut adalah warisan dari perusahaan listrik swasta milik Belanda yaitu yang bernama ANIEM alias Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij.
Semasa masa aktifnya perusahaaan tersebut, bangunan ini mempunyai peran yang sangat penting. Tetapi karena perkembangan jaman, gardu ini sudah tidak dipakai lagi. Tegangan primer yang berkembang saat ini memakai gardu listrik 20 kV.
Pada saat jaman kolonial Belanda, listrik bisa dikatakan sebagai barang mewah yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang dari kalangan tertentu saja. Tidak seperti sekarang dimana listrik sudah menjangkau ke hampir di seluruh pelosok desa di penjuru tanah air. Oleh sebab itu jika di suatu wilayah di jaman kolonial sudah terdapat gardu listrik, maka dapat dipastikan bahwa wilayah tersebut sudah maju dan berkembang.
Ukuran gardu listrik pada saat itu juga beragam yang disesuaikan dengan kebutuhan. Mulai dari yang berukuran 3×3, 4×3, dan 5×6 meter. Dulu pada dinding gardu listrik tersebut terdapat lempengan logam sebagai tanda peringatan bahaya bila berdekatan dengan gardu tersebut. Biasanya ditulis dalam 3 bahasa, yaitu bahasa Belanda, Melayu dan bahasa daerah setempat seperti bahasa Sunda atau bahasa Jawa. Misalkan tertulis kalimat “LEVENSGEVAAR, AWAS ELESTRIK, SING NGEMEK MATI !”
Di Kota Magelang sendiri terdapat beberapa gardu listrik ANIEM ini, antara lain di Jalan Pahlawan [pertigaan Balai Pelajar], Jalan A Yani [utara Pos Polisi Menowo], Jalan Veteran [depan kantor PDAM], Jalan Beringin [depan Radio GKL FM], Jalan Majapahit [timur laut Apotik Sumbing], Jalan Manggis [belakang CPM], Jalan Kesatrian kompleks RINDAM [timur lapangan RINDAM], barat daya komplek RST dr. Soedjono [dekat kampung Kalisari], sebelah barat lapangan golf Tidar [tapi sudah di bongkar] dan sebelah selatan Masjid Agung Kauman.
Bentuk bangunan dari gardu-gardu listrik di atas sangat sedehana karena cuma berbentuk kotak tinggi menjulang ke atas. Sebenarnya dari berbagai foto lama juga dapat dilacak keberadaan gardu-gardu listrik yang lain yang dari bentuknya lebih menyiratkan kekolonialannya. Yaitu di sudut depan dari Masjid Agung Kauman Magelang. Bentuknya kotak pada bagian tubuhnya tetapi pada bagian atapnya bebentuk mirip kerucut. Bangunan model seperti ini mirip dengan gardu listrik ANIEM yang ada di Kota Semarang. Pada jaman kolonial kantor dari ANIEM tersebut ada di Bayemanweg [sekarang Gereja Pantekosta di Jalan Tentara Pelajar].

No comments:

Post a Comment