Showing posts with label cewek. Show all posts
Showing posts with label cewek. Show all posts

24 April 2019

Sejarah Kota Magelang


Letak Kota Magelang

Secara geografis letak kota Magelang berada di tengah-tengah pulau jawa. Selain itu terdapat gunung tidar yang sering dikenal sebagai pakunya pulau jawa. Kota Magelang memiliki posisi yang strategis, karena berada di jalur utama transportasi Semarang-Magelang-Yogyakarta, Magelang-Purworejo serta Magelang-Temanggung. Magelang berada di 75 km sebelah selatan Semarang dan 43 km sebelah utara Yogyakarta. Di samping itu sebagai jalur wisata antara Yogjakarta-Borobudur-dataran tinggi dieng-ketep pass dan kopeng. Kota magelang juga terdapat beberapa tempat wisata seperti taman Kyai langgeng, Taman badaan, alun-alun kota dan lain-lain.

Sejarah Kota Magelang

Kota Magelang memiliki sejarah panjang dan menarik. Kota Magelang merupakan kota tertua kedua di Indonesia. Nama Magelang sendiri bertolak belakang dari berbagai sumber, seperti cerita rakyat, dongeng, legenda dan sebagainya. Ada yang berpendapat bahwa nama Magelang itu berasal dari kisah datangnya orang Keling (Kalingga) ke Jawa yang mengenakan hiasan gelang di hidungnya. Kata gelang mendapat awalan “ma” yang menyatakan kata kerja memakai atau menggunakan, maka berarti “memakai gelang”. Jadi Magelang berarti daerah yang didatangi orang-orang yang menggunakan atau memakai gelang.
Adalagi yang berpendapat bahwa Magelang itu berasal dari kisah dikepungnya Kyai Sepanjang oleh prajurit Mataram secara “temu gelang” atau rapat berbentuk lingkaran. Ada pula yang mengaitkan nama Magelang itu dengan kondisi geografis daerah Kedu “cumlorot” yang ternyata semakna dengan kata gelang. Berawal dari sebuah desa perdikan “Mantyasih” yang mengandung arti beriman dalam cinta kasih. Penetapan desa Mantyasih tertulis pada Prasasti Mantyasih tertulis pada Prasasti Mantyasih tanggal 11 April 907 M oleh Raja Dyah Balitung yang kemudian menjadi dasar penetapan Hari Jadi Magelang. Desa tersebut kemudian berada di sebelah barat Kota Magelang dengan nama Meteseh di wilayah Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang.
Daerah perdikan ini dulu disebut Kebondalem, yang berarti kebun milik Raja, yaitu Sri Sunan Pakubuwono dari Surakarta. Tanah yang membujur ke selatan dari kampung Potrobangsan sampai kampung Bayeman sekarang, dulunya adalah kebun kopi, rempah, buah-buahan dan sayur-sayuran termasuk bayam atau “bayem” dalam bahasa Jawa. Sisa-sisa pernah adanya kebun itu masih dapat dilihat dari nama-namatempat seperti : Kebondalem, yaitu sebuah kampung di Kelurahan Potrobangsan, Botton Kopen dahulu adalah kebun kopi, Kebonpolo atau kebun pala, Kemirikerep/Kemirirejo bekas kebun kemiri, Jambon bekas kebun jambu, Bayeman bekas kebun bayam, Pucangsari bekas kebun pohon pucang, Kebonsari bekas kebun yang indah ditanami bermacam-macam tumbuhan, Jambesari kebun yang ditanami pohon pinang/jambe, Karet bekas kebun pohon karet.
Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke-18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintah setingkat kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danoekromo sebagai bupati pertama dengan gelar Raden Tumenggung Danoeningrat. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membuat alun-alun, bangunan tempat tinggal bupati serta sebuah masjid dan gereja GPIB Jalan Alun-alun Utara. Dalam perkembangan selanjutnya, dipilihlah Magelang sebagai ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818 karena letaknya yang startegis, dilalui jalan raya yang menuju Yogyakarta.
Setelah pemerintah Inggris takluk oleh Belanda, Kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian untuk kawasan Jawa Tengah bagian selatan sehingga mendorong perkembangan kota. Selain karena letaknya yang strategis, udara Magelang juga nyaman serta memiliki pemandangan indah, sehingga oleh Belanda kota ini dijadikan Kota Magelang Militer. Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan-jalan arteri diperkeras dan diaspal.
Kota Magelang diberikan status sebagai Kota Magelang Gemeente pada 1 April 1906 dan dipimpin oleh seorang Belanda yang menjabat sebagai Burgemeester. Burgemeester inilah yang sekarang disebut Walikota.
Perkembangan jaman menuntut dibangunnya berbagai sarana dan prasarana kota. Sarana dan prasarana air bersih, penerangan, perbankan, tempat-tempat makan-minum, tempat hiburan dan rekreasi serta yang lain terus berkembang sebagaimana layaknya sebuah kota yang penuh dengan dinamika. (dari Buku Panduan Wisata Kota Magelang).
Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi ibukota Karesidenan Kedu dan juga pernah menjadi ibukota kabupaten Magelang. Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi Kotapraja dan kemudian Kotamadya dan di era Reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah, sebutan kota madya berganti menjadi kota.

Daftar Walikota Magelang

  • R Soeprodjo Projowidagdo th. 1945 – 1948
  • R. Moch. Sunarman th. 1945 – 1948
  • R. Sutedjo th. 1945 – 1948
  • R. Mukahar Ronohadiwidjoyo th. 1948 – 1956
  • R. Wibowo Hellie th. 1956 – 1958
  • Argo Ismoyo th. 1958 – 1965
  • Sunaryo th. 1965 – 1966
  • Dr. Moch. Soebroto th. 1966 – 1979
  • Bagus Panuntun th. 1979 – 1984
  • Rudy Sukarno th. 1984 – 1995
  • Kol (Purn) Sukadi th. 1995 – 2000
  • H. Fahriyanto th. 2000 – 2005
  • H. Fahriyanto th. 2005 – 2010
  • Ir. H. Sigit Widyonindito, M.T. th. 2010 – 2015
  • Rudy Apriyantoro th. 2015 – 2016 (Pelaksana Tugas Walikota)
  • Ir. H. Sigit Widyonindito, M.T. th. 2016 – Sekarang

Sumber :
 https://visitmagelang.id/sejarah-kota-magelang

31 March 2019

Tentang Sejarah Magelang - Candi Selogriyo


Candi Selogriyo

Lokasi :
Candi Selogriyo berada di lereng Timur kumpulan tiga bukit yakni Bukit Condong, Giyanti dan Malang di Ds.Campur Rejo,Kec.Windusari, Kab.Magelang.

Bukit yg menaungi candi selogriyo
Sejarah :
Candi Selogriyo adalah peninggalan masa Hindu sekitar abad ke-9 yang antara lain ditandai arah hadap pintu ke Timur, adanya arca Ganesha, Durga, Agastya di candi tersebut.Candi ini ditemukan dalam keadaan runtuh dan direkonstruksi menjadi bentuk seperti sekarang ini. Candi ini pernah direkonstruksi ulang setelah mengalami kerusakan parah akibat longsor pada 31 Desember 1998.

Pintu gerbang baru yg berada di bawah bukit
Candi selogriyo
Kondisi : 
Untuk menuju ke lokasi candi ini agak sulit dikarenakan letak candi yang berada di daerah cukup terpencil dengan kondisi jalan setapak yg hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda 2 atau dengan berjalan kaki.Terdapat beberapa batu2 candi yg tidak bisa terpasang dan diletakkan di halaman candi.

Arca Ganesha
Arca Agastya
Arca Nandiswara
Arca Mahakala
Candi yang terletak pada ketinggian sekitar 600 meter dari permukaan air laut itu luasnya 36 meter persegi dengan ketinggian sekitar 15 m.

Batu2 candi yg tidak bisa terpasang

12 comments:

  1. meskipun lokasinya terpencil tapi tamannya terlihat sangat rapi dan terawat. kalo boleh tau ancer-ancer untuk kesini lewatnya mana mas?
    Reply
  2. Suasana di candi ini sangat asri, rapi dan nyaman sekali. Untuk ke candi ini dapat melewati Jl.Magelang - Semarang, tepatnya setelah sampai di daerah payaman berbelok ke arah pemandian kalibening. Dari sini berjalan lurus terus sampai di Kec.Windusari.
    Reply
  3. Setelah sampai di kecamatan windusari bisa bertanya ke penduduk lokasi candi selogriyo.
    Reply
  4. daerah payaman tu sebelum belokan ke candi borobudur atau sesudah mas?terus dari kec.windusari itu ke candinya bs ditempuh pake motor ga?jalannya terjal g ke arah candinya?
    Muhammad Rahzen..thanks.
    Reply
  5. Daerah payaman jauh sekali dari belokan ke candi borobudur. Kalau itu masih daerah palbapang. Payaman ada di jalan Magelang - Semarang. Tepatnya setelah melewati kota magelang apabila akan ke semarang maka akan melewati daerah payaman ( sebelum secang ). Nanti ada pertigaan ke arah pemandian kalibening payaman. Belok ke arah tersebut maka nanti akan sampai ke windusari. Untuk lokasi candi bisa ditempuh dengan motor, tetapi jalannya sempit, setapak dan cukup terjal.
    Reply
  6. BGUS JGA THU TEMPATNYA.. NYAMAN N BERSIH
    Reply
  7. Candi ini tempatnya sangant bagus, sejuk, asri dan nyaman sekali serta terawat dengan baik.
    Reply
  8. Aq prnh kesini 2 X.
    tmptny memang bagus.
    Sip dah ada yg post keberadaanny
    Reply
    Replies
    1. Trims, candi ini sangat indah
  9. disana kira-kira ada pemandu sejarahnya nggak?
    Reply
  10. Ada juru pelihara yang menjaga dan merawat candi ini, beliau siap mengantar dan memberi penjelasan kepada setiap tamu yang berkunjung ke candi ini
    Reply
  11. klo naik motor bisa ditipin di warga nggak ya mas?
    Reply





Sumber :
https://tarabuwana.blogspot.com/2010/09/candi-selogriyo.html?m=1

Tentang Sejarah Magelang - Situs Cetokan


Situs Cetokan

Lokasi :
Dsn.Cetokan, Ds.Candiretno, Kec.Secang, Kab.Magelang.
Sejarah :
Situs cetokan berada tidak jauh dari reruntuhan candi retno dan disekitar situs ini banyak sekali bertebaran situs2 purbakala. Peninggalan yg tersisa saat ini tinggal batu bata besar dan beberapa batu andesit yg berada di makam dusun.

Batu andesit bagian dari sebuah candi
Batu andesit
Batu bata besar
Batu bata besar yg tersebar di makam
Makam yg menggunakan batu bata candi sebagai nisan
Batu2 tersebut sebagian besar digunakan sebagai nisan dan sebagian berserakan di dalam makam. Selain itu terdapat sebuah yoni dan arca nandi yg terpendam sebagian di sawah yg berada tidak jauh dari makam tersebut.

Yoni yg terpendam dan hanya terlihat sedikit
Arca nandi yg terpendam
Selain itu terdapat juga sebuah yoni yg berada sekitar 1 km dari yoni pertama dan juga berada ditengah sawah.

Sebuah yoni yg terguling ditengah sawah
Peninggalan purbakala diwilayah ini sebagian besar adalah peninggalan Hindhu.

No comments:





Sumber :
https://tarabuwana.blogspot.com/2010/09/situs-cetokan.html?m=1

Tentang Sejarah Magelang - Candi Gunung Wukir

Candi Gunung Wukir

Lokasi :
Reruntuhuan candi Hindu ini berada di Dsn.Canggal, Ds.Kadiluwih, Kec.Salam, Kab.Magelang.

Reruntuhan candi induk sekitar tahun 1800an
Rekonstruksi candi perwara tahun 1800an
Reruntuhan candi induk
Yoni yg berada di candi induk

Sejarah : 
Menurut perkiraan, candi ini merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka). Candi Gunung Wukir berada di sebuah bukit yang terletak di belakang dusun ini. Untuk mencapai kesana, pengunjung harus berjalan kaki, jadi silakan parkirkan kendaraan anda di kediaman warga setempat dan untuk lebih mudahnya pengunjung wajib menemui Juru Kunci Candi yaitu Bp.Widodo. Sebab beliau adalah yg bertugas menjaga dan membawa kunci lokasi candi ini.Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m terbuat dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan prasasti Canggal yang banyak kita kenal sekarang ini.Selain prasasti Canggal, dalam candi ini ditemukan yoni dan arca nandi.

Candi perwara 1
Yoni didalam candi perwara 1
Candi perwara 2
Arca nandi didalam candi perwara 2
Candi perwara 3
Yoni yg diperkirakan dulu berada di candi perwara 3
Hiasan kala yg disimpan didalam pos penjagaan
Di lokasi candi ini ditemukan Prasasti Canggal yang tertanggal 732 Masehi, berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tersebut terbelah 2 bagian, satu bagian ditemukan dihalaman candi, sedangkan yang separuh ditemukan di lereng bukit dekat dengan sungai. Prasasti tersebut menceritakan mengenai Raja Sanjaya yang gagah berani menaklukkan musuh-musuhnya. Raja Sanjaya diceritakan kemudian membangun sebuah lingga diatas sebuah bukit sebagai tanda kemenangannya. Diduga candi ini merupakan tempat didirikannya lingga tersebut. Sayang, lingga tersebut tidak ada. Kini, Prasasti Canggal disimpan di Museum Nasional di Jakarta.

8 comments:

  1. wah, lagi gencar-gencarnya ngeblog ya mas... wah blognya keren mas... semoga suatu saat bisa mblusukan bareng... salam nyariwatu,salam budaya
    Reply
  2. Ya betul mas niko terima kasih, mumpung lagi banyak waktu senggang. Kemarin sibuk dengan pekerjaan. Saya juga pengen suatu saat bisa blusukan bareng, masih banyak situs yg belum terjelajahi. Salam blusukan, salam budaya.
    Reply
  3. dr jalan magelang belokan ke arah candinya di daerah mana mas?muhammad rahzen..thanks..
    Reply
  4. Dari jogjakarta setelah sampai di pertigaan semen belok ke kiri
    Reply
  5. Salam kenal mas, saya asli anak Kadiluwih, sewaktu kecil sering main ke candi itu sm temen2, sambil cari kayu bakar, apalagi kalo hari jum'at kesitu banyak bekas sesajen orang2 yang nyari wangsit nomor SDSB, suka ada duit recehnya..., itu yang kami cari..
    ( Aris Munandar anake Pak Bayan )
    Reply
    Replies
    1. Salam kenal juga mas, saya sudah paham dan tahu betul kalau di candi ini banyak dipakai untuk cari nomer togel bahkan ritual pesugihan juga ada. Saya hampir 4 bulan menginap di candi ini untuk menyaksikan berbagai ritual tersebut.
  6. C. Gunung Wukir............kisah cintaku di tahun 1999.....
    Reply
  7. ...maaf 4 bulan menginap di candi ini mas,,,,saya heran kok bisa selama ini mas...
    Reply





sumber :
https://tarabuwana.blogspot.com/2010/09/candi-gunung-wukir_25.html?m=1