Showing posts with label bugil. Show all posts
Showing posts with label bugil. Show all posts

06 July 2020

Tentang Sejarah Magelang - Timbul Suhardi (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 28 Desember 1942 – meninggal di Jakarta, 26 Maret 2009 pada umur 66 tahun adalah pelawak senior yang tergabung dengan grup lawak Srimulat.

Timbul Suhardi (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 28 Desember 1942 – meninggal di Jakarta, 26 Maret 2009 pada umur 66 tahun adalah pelawak senior yang tergabung dengan grup lawak Srimulat. Selain melawak di Srimulat, ia juga melawak di kesenian tradisional ketoprak dan ia juga berperan dalam beberapa judul sinetron. Pelawak yang akrab disapa Timbul ini juga pernah berperan dalam film layar lebar nasional.
Timbul terlahir dari keluarga seniman tradisional. Orangtuanya (Djumadi dan Suhardi), dulu, pimpinan ketoprak wayang orang “Margo Utomo”, ketoprak keliling daerah. Setelah dewasa, Timbul meneruskan jejak kedua orang tuannya. Ia bergabung ke beberapa grup ketoprak untuk menimba ilmu. Tilmbul pun menguasai ketrampilan bermain wayang orang dan penyutradaraan ketoprak. Timbul bergabung dengan Srimulat pada tahun 1979 dan menjadi sutradara Srimulat pada tahun 1983. Namun dia memutuskan untuk keluar pada tahun 1986 karena honor yang tidak mencukupi. Pada pertengahan 1998, bersama mantan anggota grup pelawak Srimulat, Timbul mendirikan Yayasan Paguyuban Kesenian Samiaji, beranggotakan 80 orang, yang salah satu produknya Ketoprak Humor.
Timbul menikah dengan Sukarti dan dikaruniai enam orang anak, Kadar Sumarsono, Teguh Sunardi, Bingah, Ovi, Widi Haryati, dan Oki Nugroho Mulat.
Pada 26 Maret 2009, Timbul menghembuskan napas terakhir akibat komplikasi penyakit stroke, vertigo dan diabetes yang dideritanya. Timbul menutup usia pada usia 66 tahun. Jenasahnya dimakamkan di TPU Penggilingan, Rawamangun, Jakarta Timur pada Jumat, 27 Maret 2009.
Filmografi :
- Makin Lama Makin Asyik (1987)
- Bendi Keramat (1988)
Bukan Hil Yang Mustahal 😂😂
Ada yang tahu Magelang daerah mana??
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Timbul_Suhardi

01 July 2020

BAPPEDA KOTA MAGELANG - PERUBAHAN RENSTRA BAPPEDA KOTA MAGELANG TAHUN 2016-2021 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA RPJM-D

PERUBAHAN RENSTRA BAPPEDA KOTA MAGELANG TAHUN 2016-2021
BAB VI
INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA RPJM-D
Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang 2016-2021
BAB – VI
1
BAB VI
INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang Tahun 2016-2021 disusun dengan memproyeksi dukungan untuk pencapaian Visi Misi Walikota Terpilih yang ditunjukkan dengan indikator yang melekat di RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021. Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang merupakan dokumen perencanaan yang mengacu pada RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021, dimana pada beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang harus mampu mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Kota Magelang 2016-2021. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang melaksanakan urusan penunjang perencanaan pembangunan. Secara kinerja, maka kontribusi yang diberikan oleh organisasi ini adalah mencapai target indikator yang tertuang dalam Tabel sebagai berikut :
Indikator Kinerja Bappeda
sesuai tugas pokok & fungsi
sesuai sasaran RPJMD yang
menjadi tolok ukur kinerja
Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang 2016-2021
BAB – VI
2
Tabel 6.1 Indikator Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang Tahun 2016-2021
NO
Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
1
Presentase capaian sasaran pembangunan dalam RPJMD, RKPD,Renstra Renja
85%
88%
90%
93%
95%
98%
100%
100%
2
Prosentase Publikasi data dan statistik sektoral yang dimanfaat-kan dalam perencanaan pembangunan
60%
60%
60%
70%
80%
90%
100%
100%
3
Presentase usulan masyarakat yang di akomodir dalam APBD
52%
55%
60%
62%
65%
68%
70%
70%
4
Cakupan PD yang mempunyai mitra dengan forum warga
44.83%
51.72%
58.62%
65.52%
75.86%
82.76%
89.66%
89.66%

BAPPEDA KOTA MAGELANG - PERUBAHAN RENSTRA BAPPEDA KOTA MAGELANG TAHUN 2016-2021 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

PERUBAHAN RENSTRA BAPPEDA KOTA MAGELANG TAHUN 2016-2021
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang 2016-2021
BAB – V
1
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran serta strategi dan kebijakan Renstra Bappeda Kota Magelang Tahun 2016-2021 maka perlu dilakukan penjabaran operasional melalui bentuk program dan kegiatan yang relevan dan disertai dengan dukungan alokasi anggaran. Hal tersebut sangat strategis dalam upaya untuk ikut mewujudkan visi dan misi RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021 sesuai dengan tugas dan fungsi Bappeda di aspek perencanaan. Sesuai dengan Permendagri nomor 54 Tahun 2010 program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Penyusunan program didahului dengan telaahan Vsisi misi Walikota terpilih, serta tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan dalam renstra Bappeda yang bertujuan untuk menentukan kinerja dan bentuk pelayanan yang akan dicapai oleh Bappeda selama lima tahun mendatang. Kemudian dilakukan identifikasi kinerja SKPD dan indikator nya sertadilanjutkan dengan penyusunan outcome/indikator kinerja program dan penentuan program mana yang sesuai. Selanjutnya dilakukan penjabaran program ke bentuk kegiatan yang memberikan kontribusi pada pemenuhan dan mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pada dasarnya kegiatan didefinisikan sebagai bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat Eselon IV yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, dan/ atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumberdaya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Di dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang Tahun 2016–2021 ini memuat program dan kegiatan - kegiatan yang akan di laksanakan dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Hampir seluruh program dan kegiatan
Rencana Program yang akan dilaksanakan OPD lima tahun ke depan beserta indikator kinerja dan pendanaan indikatif
Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang 2016-2021
BAB – V
2
yang dilaksanakan oleh Bappeda Kota Magelang didanai oleh DAU (Dana Alokasi Umum) Kota Magelang dan hanya terdapat 5 kegiatan yang di danai oleh Bantuan Keuangan Propinsi yaitu kegiatan Fasilitasi Kerjasama dengan Dunia Usaha (FEDEP) dan kegiatan penyusunan Profil Daerah, Penyusunan dokumen penanggulangan Kemiskinan (TKPKD), Penyusunan dokumen perencanaan GAKY dan Pendidikan Untuk Semua (PUS). Di bawah ini akan disajikan rincian dari kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Kota Magelang sebagai implementasi dari Program sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
 Penyediaan jasa surat menyurat
 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/operasional
 Penyediaan jasa administrasi keuangan
 Penyediaan jasa kebersihan kantor
 Penyediaan ATK
 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
 Penyediaan Logistik Kantor
 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
 Penyediaan makanan minuman
 Penyediaan jasa Tenaga Kontrak/honorer daerah/tidak tetap
 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
 Pengadaan kendaraan dinas/operasional
 Pengadaan perlengkapan gedung kantor
 Pengadaan peralatan gedung kantor
 Pemeliharaan rutin berkala gedung kantor
 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas
 Pemeliharaan mebeleur
 Pemeliharaan rutin peralatan gedung kantor
 Pemeliharaan rutin perlengkapan gedung kantor
3. Program penyelamatan dan pelestarian arsip daerah
 Pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah
Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang 2016-2021
BAB – V
3
4. Program Perencanaan Pembangunan
 Penyusunan rancangan RKPD
 Penetapan RKPD
 Forum OPD dan FGD RKPD
 Pelaksanaan verifikasi renja SKPD
 Penyelenggaraan musrenbang RKPD
 Penyusunan Rancangan Perubahan RKPD
 Pelaksanaan Verifikasi Perubahan Renja SKPD
 Penetapan perubahan RKPD
 Penyusunan Perubahan RPJPD Kota Magelang
 Penyusunan Rancangan RPJMD
 Penetapan RPJMD
 Penyelenggaraan Musrenbang RPJMD
 Konsultasi Publik RPJMD
 Penyusunan Dokumen KLHS
 Penyusunan Dokumen Pembangunan Wilayah Terpadu (PWT)
 Penetapan Indikator Kinerja RPJMD
 Pelaksanaan Forum SKPD dan FGD RPJMD
 Pelaksanaan Verifikasi Renstra OPD
 Pengendalian dan Evaluasi RKPD
 Monitoring, evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan daerah
 Publikasi Perencanaan Pembangunan Daerah
 Penyusunan Renstra OPD
 Penyusunan Review RPJPD
 Penyusunan Standar satuan Harga
 Pencerahan Perencanaan Pembangunan Daerah
 Pengembangan Kreativitas dan Inovasi Pengembangan Daerah
 Mapping Efektivitas Kinerja Kegiatan Terhadap Pencapaian Indikator Daerah
 Kajian Teknokratik RPJMD
 Evaluasi RPJMD
 Monev Program Sejuta Bunga
 Penyusunan Masterplan SmartCity
5. Program Pengembangan Data informasi
 Penyusunan Profil Daerah
Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang 2016-2021
BAB – V
4
6. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
 Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah
 Sosialisasi perencanaan pembangunan daerah
7. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
 Penyusunan Laporan Capaian Kinerjadan Ikhtisar Realisasi Kinerja OPD
 Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
 Penyusunan Pelaporan prognosis realisasi anggaran
 Penyusunan Rencana Kerja OPD
 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran OPD
 Penyusunan Rencana Strategis OPD
 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIp) OPD
8. Program Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi
 Identifikasi Pemetaan Potensi Ekonomi Kota Magelang
 Identifikasi Produk Unggulan daerah
 Perencanaan Peningkatan jaminan mutu produk pertanian
 Penyusunan Dokumen perencanaan pemasaran produk dan jaringan kemitraan
 Penyusunan Dokumen perencanaan pengembangan jangkauan pemasaran dalam skema E-commerce
 Penyusunan dokumen perencanaan peningkatan daya saing KUM berbasis ekonomi lokal
 Penyusunan Dokumen Analisis Daya Saing Kota Magelang
 Pengembangan Minapolitan
 Masterplan Ketersediaan pangan Kota Magelang
 Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengembangan Florikultur
 Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengembangan Urban Farming
 Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengembangan Gunung Tidar
 Pengembangan Agribisnis Hortikultura
 Perencanaan Pengembangan produk unggulan Pertanian, perikanan, peternakan
 Penyusunan Dokumen Master Plan Tenaga Kerja Daerah
 Optimalisasi budidaya perikanan
 Rencana Induk pengembangan pertanian
 Studi potensi pengembangan industri kreatif
 Masterplan pengembangan BUMD Kota Magelang
 Rencana Induk Kebun Raya Gunung Tidar
Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang 2016-2021
BAB – V
5
 Penyusunan Dokumen Pengembangan Pertanian Organik
 Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengembangan Rumah Potong Hewan (RPH) ber-NKV
 Penyusunan Sistem Informasi dan Lingkungan
 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Sejuta Bunga
 Perencanaan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
 Rencana Aksi Daerah Ketahanan Pangan
 Monev Ketahanan Pangan
 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
 Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi
9. Program Kerjasama Pembangunan
 Fasilitasi Kerjasama dengan dunia usaha/lembaga
10. Program Perencanaan Pembangunan Bidang Fisik Prasarana
 Monev Implementasi Kawasan-Kawasan Strategis
 Penyusunan Studi Kelayakan Penataan Terminal Lama Rejomulyo
 Monev 100-0-100
 Monev Strategi Sanitasi Kota
 Penyusunan Blueprint Universal Design
 Review Strategi Sanitasi Kota
 Penyusunan Dokumen Perencanaan Manajemen Persampahan
 Penyusunan Master Plan Air Limbah
 Penyusunan Master Plan Drainase Berwawasan Lingkungan
 Up Date Data Base Jalan dan Jembatan
 Review Master Plan Kawasan GOR Samapta
 Masterplan Taman
 Masterplan Integrated Transport System (ITS)
 Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
 Review Masterplan Kawasan Sukarno Hatta
 Studi Kelayakan Penataan Alun-Alun sebagai Sentra Pertumbuhan Ekonomi Baru
 Penyusunan FS Skywalk Jalan A Yani (Penghubung teras Kali Kota dan Taman Lansia)/ Pecinan
 Penyusunan FS Gondola Lifts (Kyai Langgeng - Alun-alun - Pecinan)
 Perencanaan Penataan Alun-alun
 Up Date Data Base Perumahan
 Perencanaan Penataan Terminal Lama Rejomulyo
Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang 2016-2021
BAB – V
6
 Penyusunan Perencanaan Kawasan Prioritas
 Penyusunan Perencanaan Kawasan Strategis
 Monev AMPL
 RISPAM
 Koordinasi Perencanaan Bidang Fisik Prasarana
 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
11. Program Pengembangan Perumahan
 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
12. Program Lingkungan Sehat Perumahan
 Penyusunan Dokumen Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP)
13. Koordinasi perencanaan pembangunan Bidang Sosial Budaya
 Penyusunan Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
 Penyusunan Dokumen Kota Layak Anak
 Penyusunan Dokumen RAD Kota Inklusif
 Penyusunan Dokumen Perencanaan Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
 Penyusunan Laporan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TKPKD)
 Penyusunan RAD Kota Magelang Sehat
 Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Pendidikan Untuk Semua (PUS)
 Perencanaan Pengembangan Kehidupan Berkelanjutan
 Penyusunan Masterplan Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan
 Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender
 Penyusunan Dokumen Masterplan Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
 Penyusunan Masterplan Pemberdayaan Masyarakat
 Masterplan Pemberdayaan Pemuda
 Perencanaan Peningkatan Daya Saing dan Daya Jual Pariwisata
 Perencanaan Pengembangan Olahraga
 Perencanaan Pembangunan Berbasis Kependudukan
 Rencana Pengendalian Stabilitas Daerah
 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
 Penyusunan dokumen Rencana Aksi Daerah Hak Asasi Manusia
 Penyusunan Rencana Aksi Daerah SDGs
 Perencanaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
 Perencanaan Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
 Perencanaan Kerjasama Daerah
 Penyusunan Dokumen RAD ASN
Perubahan Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang 2016-2021
BAB – V
7
 Penyusunan dokumen perencanaan E-Government
 Review dan evaluasi dokumen strategi penanggulangan kemiskinan daerah
 Penyusunan Dokumen RAD-KLA
 Koordinasi Perencanaan Bidang Sosial Budaya
 Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi
Dalam rangka pelaksanaan program kegiatan di atas untuk pencapaiaan tujuan, sasaran dan indikator yang telah ditetapkan maka disajikan pendanaan indikatif untuk lima tahun ke depan sebagai berikut :
1. Tahun transisi (tahun 2016) dengan alokasi dana sebesar Rp. 3.798.348.000,-
2. Tahun pertama dengan alokasi dana sebesar Rp. 4.8404.477.000,-
3. Tahun kedua dengan alokasi dana sebesar Rp. 5.986.584.000,-
4. Tahun ketiga dengan alokasi dana sebesar Rp. 9.025.645.000,-
5. Tahun keempat dengan alokasi dana sebesar Rp. 7.973.325.300,-
6. Tahun kelima dengan alokasi dana sebesar Rp. 6.432.065.630,-
Secara terperinci pendanaan indikatif per program kegiatan dapat Tabel berikut ini :

30 June 2020

Wisata Kuliner di Kota Magelang

Pariwisata

Meski kecil, kota Magelang memiliki banyak tempat menarik yang layak dikunjungi, antara lain:

Wisata kuliner

Di Kota Magelang terdapat beberapa tempat jajan yang mempunyai kekhasan tersendiri, baik dari cita rasa makanan yang dihidangkan, maupun nilai historis yang dikandung di tempat tersebut. Menelusuri tempat jajan di Kota Magelang, ada yang khusus buka di siang hari dan malam hari.

Taman Kiai Langgeng

Taman Kyai Langgeng terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Cempaka. Merupakan satu-satunya taman di Kota Magelang dengan luas seluruhnya meliputi 28 hektare, letaknya sekitar 1 kilometer dari pusat kota ke arah selatan. Taman wisata ini memiliki ratusan koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai objek penelitian, patung-patung Dinosaurus dalam ukuran asli, aneka fasilitas permainan, serta yang terbaru adalah prototipe pesawat terbang. Objek wisata ini terletak sekitar 19 Kilometer dari Candi Borobudur, 35 kilometer dari Kopeng atau 50 Kilometer dari Candi Prambanan dan 42 kilometer dari Monumen Jogja Kembali. Di Taman Kiai Langgeng, khususnya pada hari libur anda akan disuguhi dengan berbagai atraksi kesenian daerah maupun musik, selain arena permainan untuk anak-anak dan keluarga. Lebih jauh, kunjungi www.taman-kyailanggeng.com di sebelah Taman ini terdapat fasilitas Arung Jeram Progo Asri, dikhususkan bagi mereka yang menyukai petualangan dengan menelusuri Sungai Progo. Sepanjang 9 kilometer kita akan menikmati suasana pedesaan di tepian Sungai Progo sekaligus menikmati jeram-jeramnya. Petualangan ini bisa dinikmati setiap hari dari pukul 08.00 sampai 14.00 tentu saja dengan melihat kondisi perairan di Sungai Progo. Anda akan didampingi oleh pemandu yang telah berpengalaman serta memperoleh fasilitas lain seperti makan, asuransi dan tranportasi kembali ke pos pemberangkatan.

Pecinan & Pusat Belanja

Jalan Pemuda atau yang lebih dikenal dengan nama Pecinan sering disebut Malioboro-nya Magelang. Pecinan ini merupakan pusat perbelanjaan sekaligus bisnis yang ada di Kota Magelang. Di sisi kiri dan kanan jalan sepanjang 1,5 kilometer ini berdiri banyak toko dan minimarket serta restoran. Pecinan terdiri atas 2 ruas jalan. Ruas pertama adalah ruas jalan untuk kendaraan bermotor yang merupakan ruas jalan satu arah. Sedangkan satunya lagi merupakan jalan khusus untuk becak. Ruas jalan ini dulunya dilalui kereta api yang kini sudah tidak ada lagi di Magelang. Pecinan merupakan landmark Magelang di samping tempat lainnya. Yang jelas di ruas jalan ini tidak ada satupun ruang kosong karena semuanya telah dipadati oleh pertokoan. selain itu sekarang di kota Magelang sudah membangun lapangan golf internasional tepatnya jadi pada tahun 2006 yang bernama "Borobudur International Golf". Magelang juga memiliki stadion sepak bola "ABU BAKRIN" dan yang masih dalam tahap pembangunan Stadion Madya.
Saat ini sejak 2011 juga telah didirikan pusat perbelanjaan Mall ARTOS dan Shinta Fashion Mart yang merupakan pusat perbelanjaan masyarakat Magelang.

Bukit Tidar

Bukit Tidar merupakan bukit yang terletak di Bagian Magelang Selatan dan terletak di dalam kompleks Akademi Militer, dan terkenal sebagai Paku pulau Jawa, di sini juga terdapat beberapa makam dan petilasan leluhur masyarakat Magelang; salah satunya adalah petilasan penyebar agama Islam di Jawa Tengah yakni petilasan Syekh Subakir dari Persia. Bukit Tidar berfungsi sebagai hutan kota. Bukit Tidar memang tidak terlalu tinggi, tetapi pohon-pohon di sini berfungsi sebagai paru-paru kota sehingga udara Kota Magelang selalu segar, dari sini juga anda dapat menikmati pemandangan Kota Magelang dari atas Tugu Akademi Militer. Letak Bukit Tidar tepatnya di Kelurahan Magersari, kecamatan Magelang Selatan. Untuk mengunjunginya anda bisa melewati dua jalan, yaitu lewat Pasar Burung dan lewat samping Akademi Militer dengan naik angkutan kota (angkot) jalur 6, 8, 10, dari Terminal Soekarno-Hatta turun di simpang empat Pasar Burung, untuk melalui jalan samping Akademi Militer anda dapat melanjutkan perjalanan dengan angkot jalur 2 setelah turun di Shopping Centre. Sekarang telah dibangun jalan pintas menuju Bukit Tidar tempatnya di belakang terminal lama.

Borobudur International Golf & Country Club

Borobudur International Golf & Country Club (Borobudur Golf) merupakan lapangan golf 18 Holes yang terletak di Jl. Gatot Subroto No. 1 Magelang, tepatnya di sebelah Akademi Militer. Borobudur Golf mulai beroperasi sejak tahun 2007 di bawah manajemen PT Jababeka Tbk. Borobudur Golf menyajikan lapangan dengan green terbaik dan menantang. Beberapa fasilitas yang ada di Borobudur Golf adalah Driving Range dan Restoran yang menyajikan menu tradisional Indonesia, menu Barat dan menu Asia (masakan Jepang & Korea).

Taman Badaan

Merupakan salah satu taman yang ada di Jl. Pahlawan selain Kiai Langgeng yang ada di Kota ini. Taman Badak'an lebih terpusat pada rekreasi anak - anak, hal ini dibuktikan dengan adanya patung badak, gajah, jerapah dan lainnya yang mengundang minat anak-anak. Di sini terdapat beragam jenis bakso, mulai bakso tenis sampai bakso yang super kecil.

Alun-alun Kota Magelang

Alun-alun Kota dijadikan sebagai pusat Kota Magelang karena letaknya yang sangat strategis di tengah kota. Banyak sekali kendaraan angkutan kota dengan berbagai jalur melewatinya. Dari alun-alun ini orang dapat menjangkau Pecinan atau Jl. Pemuda. Kawasan Pecinan merupakan salah satu kawasan pusat perdagangan di Kota Magelang, yang sudah ada sejak zaman pemerintah Kolonial Belanda.
Di sekelilingnya berdiri banyak sekali pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya. Di sebelah timurnya ada Matahari dan Gardena swalayan serta eks Magelang & Tidar Theatre yang telah berhenti beroperasi sejak 11 November 2011. Di sebelah utaranya berdiri dengan megah Trio Plaza dan Bank BCA. Selain kedua bangunan tersebut, di sisi utara juga terdapat GPIB. Sementara di sebelah selatan ada Kantor Polresta Magelang, Bank Jateng dan kelenteng Magelang. Sementara di sebelah barat atau yang sering disebut alun-alun barat ada sebuah masjid yang terbesar di Magelang, tempat ini sering dinamakan Kauman. Sebelah utara Kauman, terdapat gereja katolik dan pastoran. Alun-alun Kota Magelang selain sebagai pusat kegiatan publik, juga dipandang sebagai simbol kerukunan beragama, yaitu dengan adanya beberapa sarana peribadatan untuk agama Islam, Katolik, Protestan dan Konghucu.
Sementara di sudut sebelah barat laut ada menara air yang merupakan peninggalan Belanda. Menara air ini menjulang setinggi lebih kurang 15 m. Dan sekarang ini menara tersebut digunakan oleh PDAM Kota Magelang sebagai tempat penampungan air yang sanggup memenuhi kebutuhan akan air bagi warga Kota Magelang. Menara air minum, dengan desain kolonial yang unik, saat ini dijadikan sebagai salah satu landmark Kota Magelang.
Alun-alun ini sekarang dibuka untuk umum bagi warga Magelang. Biasanya digunakan untuk bersantai di sore hari, tempat penyelenggaraan konser band atau untuk upacara hari besar kenegaraan. Namun alun-alun ini sebelumnya tidak dibuka untuk umum dan hanya digunakan untuk upacara-upacara tertentu. Pada tahun 2002, Pemerintah Kota Magelang menyusun Master Plan Alun-Alun Kota Magelang, yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk kegiatan renovasi Alun-Alun. Konsep dasar master plan tersebut adalah untuk menjadikan Alun-Alun sebagai pusat kegiatan publik bagi warga kota.

GOR Samapta

GOR (Gedung Olah Raga) Samapta terletak di wilayah Kecamatan Magelang Utara. Saat ini lingkungan sekitarnya, yang dkenal dengan Kawasan GOR Samapta, mulai ditata dan dibenahi karena pada kawasan ini akan dibangun beberapa sarana olahraga, di antaranya adalah: Stadion Madya dengan kapasitas 15.000 penonton, Kolam Renang standar Internasional kapasitas 5.000 penonton, Wisma Atlet, Lapangan Tennis Indoor, serta beberapa sarana olahraga dan rekreasi lainnya. Penataan dan pembenahan mulai dilakukan dengan membuat akses jalan baru yang lebih lebar. Saat ini, akses menuju GOR ini dapat ditempuh melalui 2 akses jalan, yaitu 1) Jl. Kapt. S. Parman—melewati Universitas Tidar—selanjutnya ke Jl. Tentara Geni Pelajar (melewati Griya Asri); dan akses ke-2) Jl. Jeruk—RSI—GOR. Pengembangan Kawasan GOR Samapta juga ditujukan untuk menyebarkan keramaian kota agar tidak terkonsentrasi di kawasan pusat kota.
Wilayah di sekitar GOR Samapta sangat ideal untuk kawasan olahraga, selain karena hawanya cukup sejuk, serta tidak bising meski berada di dalam kota. Hal ini dikarenakan posisinya yang berada di sisi timur atas Sungai Progo, serta tiupan angin gunung yang berasal dari arah Gunung Sumbing. Dari Kawasan GOR Samapta, yaitu pada sisi yang bersinggungan dengan Sungai Progo, nantinya dapat dikembangkan sebagai starting point untuk olahraga arung jeram. Sayangnya proses pengadaan tanah untuk proyek GOR ini sarat dengan percaloan tanah yang sangat merugikan masyarakat.

Taman Panca Arga

Panca Arga merupakan perumahan tempat tinggal para pemimpin dan anggota TNI-AD yang berkantor di AKMIL. Panca Arga berasal dari panca berarti 'lima' dan arga berarti 'gunung'. Dengan kata lain, Panca Arga adalah kawasan yang dikelilingi lima gunung besar seperti Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi yang saat ini merupakan salah satu gunung yang paling aktif di Pulau Jawa. Gunung Tidar-lah gunung yang terletak di tengahnya. Panca Arga tidak hanya merupakan perumahan TNI-AD. Di sana terdapat sekolahan dan taman rekreasi yang cukup terkenal bernama "Taman Rekreasi Panca Arga". Di taman tersebut bukan hanya terdapat ayunan dan berbagai macam jenis permainan anak saja. Namun terdapat tank-tank peninggalan Belanda dan meriam-meriam yang digunakan saat perang kemerdekaan Indonesia. Dengan begitu, selain sebagai taman bermain anak, taman Panca Arga merupakan salah satu sarana untuk menanamkan jiwa kemerdekaan, nasionalisme dan rasa hormat terhadap para pejuang TNI-AD yang gugur di medan perang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Museum

Kota Magelang memiliki banyak museum yang dapat dikunjungi oleh semua lapisan masyarakat. Mulai museum seni sampai museum sejarah dapat dijumpai di jalanan perkotaan ini. Berikut adalah daftar museum yang terletak di Kota Magelang:
  1. Museum OHD, Museum OHD merupakan singkatan dari Oei Hong DJien yang terletak di Jalan Diponegoro nomor 74 berdekatan dengan kawasan pecinan. Museum ini merupakan museum seni yang mengoleksi berrbagai lukisan, patung, seni instalasi modern karya seniman-seniman asal Indonesia yang terkenal seperti Affandi, Basoeki Abdullah dan masih banyak lagi
  2. Museum Bumiputera,
  3. Museum Jenderal Soedirman, Museum ini terletak di seberang Taman Badak'an. Museum ini dahulunya adalah tempat Jenderal Soedirman menghembuskan napas terakhirnya.
  4. Museum Taruna Abdul Jalil, museum ini memerlukan izin khusus dari Gubernur Akmil (Akademi Militer) untuk memasukinya. Di dalamnya menyimpan benda-benda yang berhubungan erat dengan berdirinya Akademi Militer di Kota Magelang
  5. Museum Badan Pemeriksa Keuangan, museum ini menyimpan benda-benda sejarah berdirinya Badan Pemeriksa Keuangan pada tahun 1946. Lokasi museum ini berdekatan dengan Museum Diponegoro.
  6. Museum Diponegoro, museum ini merupakan tempat penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Jenderal de Kock pada tanggal 20 Oktober 1830.

Sejarah Hari Jadi Kota Magelang

Sejarah

Hari jadi Kota Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi Kota Magelang. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang bekerja sama dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologi Universitas Gadjah Mada, Drs.MM. Soekarto Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai penelitian di Museum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta. Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan.
Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah prasasti Poh, prasasti Gilikan dan prasasti Mantyasih. Ketiganya merupakan prasasti yang ditulis di atas lempengan tembaga.
Parsasti Poh dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M), dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh, sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang.
Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut Gunung Susundara dan Wukir Sumbing yang kini dikenal dengan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi ibu kota Karesidenan Kedu dan juga pernah menjadi ibu kota Kabupaten Magelang. Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi kota praja dan kemudian kota madya dan di era Reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah, sebutan kota madya ditiadakan dan diganti menjadi kota.
Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun - alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai Ibu kota Karesidenan Kedu pada tahun 1818.
Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah, Magelang kemudian dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan-jalan arteri diperkeras dan diaspal.

23 June 2020

Bappeda Kota Magelang - Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJMD 2016-2021

Hari ini, Senin, 25 April 2016 dilaksanakan Konsultasi Publik terhadap Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Magelang Tahun 2016-2021. Kegiatan tersebut merupakan tahap konsultasi kepada masyarakat Kota Magelang terhadap rencana pemerintah daerah selama 5 tahun ke depan.
Perlu ditekankan bahwa Rancangan RPJMD tahun 2016-2021 ini merupakan tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) kota Magelang sehingga keberadaanya memiliki peran penting bagi kesuksesan pelaksanaan pembangunan jangka panjang Kota Magelang . Diharapkan dari event ini akan muncul tanggapan berupa masukan-masukan positif yang mampu berkontribusi terhadap hasil akhir berupa rancangan RPJMD nantinya. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan sebanyak 2 kali pada tanggal 25 dan 27 April 2016 dengan mengundang peserta dari stakeholders sesuai dengan Permendagri 54 tahun 2010. Khususnya pada tanggal 27 April 2016 peserta Konsultasi Publik adalah dari segmen lansia dan anak sekolah dan difabel. Hal ini untuk memberikan span partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan (prog/270416).

Bappeda Kota Magelang - FGD Kota Layak Anak

Pada hari Senin, tanggal 3 Februari 2020, telah dilaksanakan FGD Kota Layak Anak. FGD ini dilaksanakan sebagai salah satu tahapan penyusunan RKPD 2021. Hadir dalam acara ini, anggota DPRD Kota Magelang Bapak Miko sebagai narasumber, dan para undangan dari perwakilan sekolah di Kota Magelang dan organisasi anak yang ada di Kota Magelang.
FGD Kota Layak Anak

Para peserta FGD Kota Layak Ana

05 June 2020

Tentang Sejarah Magelang - Woonhuis van de heer J.W.Bijeveld, arts te Magelang, ca 1927

 
Atas dulu, Woonhuis van de heer J.W.Bijeveld, arts te Magelang, ca 1927, ,.,
Bawah kini, Rumah di jl RST Soedjono, Magelang, 2019

Tentang Sejarah Magelang - JEJAK PABRIK KARTON NASIONAL

JEJAK PABRIK KARTON NASIONAL
Saya sedang menelusuri jejak Pabrik Kertas Karton NASIONAL dengan alamat Tuguran Barat. Pabrik ini eksis di tahun 1970-an.

Tentang Sejarah Magelang - Meneliti Borobudur dari Mata Claire Holt - 1935

Meneliti Borobudur dari Mata Claire Holt - 1935
Claire Holt adalah seorang jurnalis, antropolog dan sejarawan kesenian dari Amerika Serikat keturunan Latvia. Dia tinggal di Indonesia antara tahun 1930 sampai dengan awal dekade 1940an. Dalam perjalanannya dia juga meneliti tentang Borobudur dan tidak lupa mendokumentasikan candi kebanggaan masyarakat Indonesia tersebut.
Terlahir dengan nama asli Claire Bagg pada tahun 1901 di Latvia, dia sempat pindah ke Rusia sebelum tiba di Amerika Serikat pada tahun 1921. Sempat bekerja sebagai jurnalis tari untuk The New York World, Holt memutuskan untuk pindah ke Indonesia pada tahun 1930 terutama untuk mempelajari kesenian tari dari berbagai daerah di Indonesia. Selama lebih dari satu dekade, dia mengunjungi pulau Jawa, Sumatra, Bali, Sulawesi, dan Nias. Dia berhasil mengumpulkan sekitar 9.000 lembar foto, 3.500 klise negatif dan beberapa rol film berukuran 16 mm. Sebagian besar koleksi tersebut saat ini dimiliki oleh NewYork Public Library dan Cornell University Library.
Ketika berada di Indonesia, dia kemudian tidak hanya tertarik dengan seni tari tetapi juga seni lain seperti seni rupa. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya dimana dia terkenal dekat dengan W.F. Stutterheim, seorang arkeolog dari Belanda yang saat itu menjabat sebagai Kepala Jawatan Purbakala Hindia Belanda, dan Walter Spies, seorang pelukis dan etnomusikolog dari Jerman. Dikarenakan meletusnya Perang Dunia II, dia memutuskan untuk kembali ke Amerika Serikat dan akhirnya bergabung menjadi asisten peneliti di Universitas Cornell, New York pada tahun 1957. Dia kemudian menulis pengamatan dan tinjauan seni di Indonesia yang diterbitkan dalam buku berjudul Art in Indonesia: Continuities and Changes pada tahun 1967.
Buku tersebut juga membahas Candi Borobudur yang dikatakannya merupakan perkembangan dari seni Greco-Buddhist yang pertama muncul di daerah Gandhara (sekarang bagian dari Afghanistan). Terpengaruh oleh pandangan dari Stutterheim, Holt juga menganggap bahwa Borobudur merupakan contoh adaptasi dan transformasi dari seni Helenistik yang berkembang melalui Buddhisme di Asia. Perkembangan seni ini kemudian menemukan bentuknya yang unik dan istimewa di Jawa, terutama melalui Borobudur yang dianggapnya lebih halus apabila dibandingkan dengan seni rupa di India.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/…/meneliti-borobudur-da…/

Tentang Sejarah Magelang - LUCHTBESCHERMINGSDIENST (LBD) MAGELANG : Sukarelawan Penjaga Perlindungan Udara Magelang di Masa Perang (Bagian I)

LUCHTBESCHERMINGSDIENST (LBD) MAGELANG : Sukarelawan Penjaga Perlindungan Udara Magelang di Masa Perang (Bagian I)
Memasuki akhir tahun 1930an, kondisi politik dunia perlahan - lahan menuju perubahan dan tatanan baru. Dunia kala itu sedang bergerak menuju titik keseimbangan baru. Krisis ekonomi global yang dulu melanda banyak negara disepanjang paruh pertama dasawarsa 1930 mulai kian mereda. Hal ini memunculkan tumbuhnya ideologi - ideologi baru baik di Eropa dengan Fasisme dan Nazisme nya serta ultra-nasionalis di Asia yang perlahan - lahan mulai mengancam stabilitas keamanan para penguasa tua Eropa. Ketakutan itu juga turut menghantui koloni paling berharga negeri Belanda yang jauh di seberang samudra, koloni Hindia Timur.
Sesungguhnya Hindia Belanda sudah memiliki kekuatan keamanan yang cukup mumpuni untuk menjaga rust en order dalam negeri yaitu dengan adanya pasukan KNIL. Seiring dengan potensi ancaman keamanan dari luar yang kian nyata di penghujung 1930, Departement van Oorlog (DvO) pun pada akhirnya melakukan berbagai macam reformasi di tubuhnya.
Sesungguhnya konsep pertahanan pasukan KNIL dari invasi eksternal sudah mulai diterapkan sejak 1927 ketika analisa para petinggi militer mengatakan bahwa ancaman bagi eksistensi Belanda di Asia adalah kebangkitan paham ultra nasionalis yang dibarengi dengan militerisme di Jepang. Sejak 1936, anggaran militer untuk pertahanan KNIL pun mulai ditingkatkan secara bertahap. Langkah - langkah modernisasi seperti pembentukan angkatan udara yang maju, memperkenalkan kendaraan lapis baja (tank), menambah jumlah senjata api dan peningkatan pasukan infantri pun mulai dilakukan.
Namun, ditengah reformasi dan modernisasi ditubuh militer ini, ketakutan para petinggi militer di dalam Departement van Oorlog pun mulai menjadi kenyataan. Setelah Jepang perlahan - lahan mencaplok beberapa wilayah di Asia seperti Manchuria pada 1932, negara itu pada 1939 turut menginvasi Hainan di Selatan Tiongkok dan Indochina (Vietnam) antara tahun 1939 hingga awal 1941. Mau tak mau, pemerintah pun lekas membentuk unit - unit pertahanan dalam rangka mengantisipasi skenario buruk di tengah ketidakpastian keamanan ini. Maka dari itu, Luchtbeschermingsdienst (Dinas Penanggulangan Bahaya Udara) atau LBD mulai dibentuk di kota - kota penting di Hindia.
Lucht Bescherming Dienst (LBD) bertugas untuk memberikan sinyal bahaya serangan udara, melakukan penerangan dan pelatihan pada masyarakat, memberikan perlindungan, penyamaran, ikut menjaga dan menanggulangi bahaya kebakaran, mengontrol sinar-sinar lampu dan menara sirine serta mengarahkan masyarakat ke selter perlindungan (bunker). LBD pada umumnya dipimpin oleh komandan militer setempat yang anggotanya terdiri dari warga orang-orang non-militer (sipil). Para instruktur LBD pun biasanya adalah para pensiunan militer. Bahkan terkadang terdapat juga LBD di beberapa daerah dipimpin oleh orang sipil non-militer.
Magelang sebagai salah satu kota garnisun besar dengan jumlah penduduk Eropa ke-14 terbanyak di Hindia Belanda pada 1930 sudah barang tentu sangat membutuhkan LBD demi melindungi kotanya dari ancaman udara. Rencana pembentukan LBD di Magelang sendiri sejatinya sudah mulai muncul sejak pertengahan tahun 1937 bersama dengan 18 kota lain di Hindia. Ke delapan belas kota yang diusulkan kepada Departement van Binennlandsbestuur (Departement Dalam Negeri) tersebut diantaranya seperti Batavia, Bandoeng, Samarang, Djokjakarta, Soerakarta, Cilacap, Medan, Surabaya, Malang, Manado, Medan, Cheribon, Makasar.
LBD Magelang diperkirakan sudah mulai ada pada tahun 1938. Wilayah pusat pemerintahan Magelang setelah dianalisa diklasifikasikan sebagai zona Bahaya Kelas III bersama dengan Kroja, Poerworedjo dan Gombong. Sejak akhir bulan November tahun itu, LBD sudah mulai mengadakan latihan - latihan serangan udara dengan membunyikan alarm dan simulasi perlindungan.
Seperti yang dilaporkan de Locomotief edisi 11 November 1938, latihan serangan udara dengan sekenario pesawat Glen Martin yang diibaratkan pesawat pembom musuh melintas di atas langit Wonosobo, Magelang, Muntilan dan Kaliurang. Namun sayangnya latihan serangan udara ini tidak bisa berjalan dengan lancar. Hal itu disebabkan Pesawat yang seharusnya dijadwalkan melintas tak kunjung datang. Akhirnya masyarakat yang sudah diminta berlindung ditempat - tempat yang aman kembali ke situasi normal. Dan, ketika mereka sudah kembali berkegiatan, pesawat Glen Martin melintas diatas kepala mereka. Latihan serangan itu, dinyatakan gagal.
Bersambung...
- Chandra Gusta Wisnuwardana -

Komentar