19 December 2023

MULA MALURUNG Ringkasan isi Naskah prasasti pada 10 lempeng pertama telah diterjemahkan dan dianalis oleh Slamet Muljana dan dimuat dalam bukunya, Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya (1979). Dari uraiannya, naskah prasasti tersebut diperkirakan terdiri atas sepuluh lempeng, tetapi lempengan kedua, keempat, dan keenam tidak ditemukan. Isinya adalah sebagai berikut: ●Lempengan pertama berisi perintah Kertanagara untuk menerbitkan prasasti sebagai piagam pengesahan anugerah Bhatara Parameswara dan Seminingrat, sebagai penguasa Jawa. ●Lempengan ketiga berisi pengabdian Pranaraja terhadap raja-raja sebelumnya. Kertanagara disebut sebagai putra Seminingrat dan Waning Hyun. Waning Hyun adalah putri Parameswara. Pengganti Parameswara adalah Guningbhaya lalu Tohjaya. Sepeninggal Tohjaya, Seminingrat menyatukan kembali kerajaan Tumapel. ●Lempengan kelima berisi kesetiaan Pranaraja terhadap Seminingrat. Juga berisi puji-pujian untuk Seminingrat. ●Lempengan ketujuh berisi lanjutan nama-nama raja bawahan yang diangkat Seminingrat, antara lain Kertanagara di Kadiri dan Jayakatwang di Gelanggelang. ●Lempengan kedelapan berisi ungkapan terima kasih para abdi yang dipimpin Ramapati atas anugerah raja. ●Lempengan kesembilan berisi anugerah untuk Pranaraja adalah desa Mula dan desa Malurung. Disebutkan pula bahwa Seminingrat adalah cucu Bhatara Siwa pendiri kerajaan. ●Lempengan kesepuluh berisi perintah Seminingrat melalui Ramapati supaya Kertanagara mengesahkan anugerah tersebut untuk Pranaraja. prasasti yg berwujud lempeng-lempeng tembaga & berangka tahun 1177 Saka/1255 Masehi. Baru diketemukan kembali pada 1975. Prasasti Mula Malurung mencatat serangkaian suksesi takhta di dalam lingkup Kemaharajaan Tumapel-Singhasari, tapi lebih banyak merinci kisah yg berlangsung di istana kerajaan vasal Daha. Kisah pewarisan takhta di istana utama Tumapel malah lebih samar pengisahannya. Penguasa yang mengeluarkan Prasasti Mula Malurung bergelar Nararya Sminingrat—bs diyakini sbg sosok yg sama dng Maharaja Wisnuwarddhana dlm penyebutan dlm 'Desawarnana'/'Nagarakretagama' & 'Pararaton'. Ia bertakhta di Tumapel dng sekaligus membawahi Daha. Klaim takhta Sminingrat/Wisnuwarddhana thdp kraton Tumapel & Daha kuat sekali. Ini karena ia mewarisi takhta Tumapel dari penguasa Tumapel sebelumya, yg notabene ayahandanya sendiri. Hanya saja nama ayah Sminingrat tidaklah disebutkan namanya dlm Prasasti Mula Malurung Namun, ayah Sminingrat bisa diyakini adalah Anusanatha (versi 'Desawarnana/Nagarakretagama')/Anusapati (versi 'Pararaton') Jika merujuk kpd kisah tersirat dlm Mula Malurung, ayah Sminingrat agaknya lebih mungkin meninggal scr wajar stlh memerimtah sktr 20th, bukan dibunuh. ●Negara-negara vasal Tumapel-Singhasari pd 1255 M berikut penguasa mereka: 1.Madura (...) 2.Lumajang (Nararya Kirana) 3.Daha di Kediri (Nararya Murddhaja/Sri Kertanegara) 4.Gelang-gelang di Wurawan (Nararya Turukbali & Jayakatwang) 5.Morono (Sri Ratnaraja) 6.Hering (Sri Narajaya) 7. Lwa (Sri Sabhajaya) Sumber Museum Nasional

 MULA MALURUNG


Ringkasan isi

Naskah prasasti pada 10 lempeng pertama telah diterjemahkan dan dianalis oleh Slamet Muljana dan dimuat dalam bukunya, Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya (1979). Dari uraiannya, naskah prasasti tersebut diperkirakan terdiri atas sepuluh lempeng, tetapi lempengan kedua, keempat, dan keenam tidak ditemukan. Isinya adalah sebagai berikut:


●Lempengan pertama berisi perintah Kertanagara untuk menerbitkan prasasti sebagai piagam pengesahan anugerah Bhatara Parameswara dan Seminingrat, sebagai penguasa Jawa.


●Lempengan ketiga berisi pengabdian Pranaraja terhadap raja-raja sebelumnya. Kertanagara disebut sebagai putra Seminingrat dan Waning Hyun. Waning Hyun adalah putri Parameswara. Pengganti Parameswara adalah Guningbhaya lalu Tohjaya. Sepeninggal Tohjaya, Seminingrat menyatukan kembali kerajaan Tumapel.


●Lempengan kelima berisi kesetiaan Pranaraja terhadap Seminingrat. Juga berisi puji-pujian untuk Seminingrat.


●Lempengan ketujuh berisi lanjutan nama-nama raja bawahan yang diangkat Seminingrat, antara lain Kertanagara di Kadiri dan Jayakatwang di Gelanggelang.


●Lempengan kedelapan berisi ungkapan terima kasih para abdi yang dipimpin Ramapati atas anugerah raja.


●Lempengan kesembilan berisi anugerah untuk Pranaraja adalah desa Mula dan desa Malurung. Disebutkan pula bahwa Seminingrat adalah cucu Bhatara Siwa pendiri kerajaan.


●Lempengan kesepuluh berisi perintah Seminingrat melalui Ramapati supaya Kertanagara mengesahkan anugerah tersebut untuk Pranaraja.


prasasti yg berwujud lempeng-lempeng tembaga & berangka tahun 1177 Saka/1255 Masehi. Baru diketemukan kembali pada 1975.


Prasasti Mula Malurung mencatat serangkaian suksesi takhta di dalam lingkup Kemaharajaan Tumapel-Singhasari, tapi lebih banyak merinci kisah yg berlangsung di istana kerajaan vasal Daha. Kisah pewarisan takhta di istana utama Tumapel malah lebih samar pengisahannya.


Penguasa yang mengeluarkan Prasasti Mula Malurung bergelar Nararya Sminingrat—bs diyakini sbg sosok yg sama dng Maharaja Wisnuwarddhana dlm penyebutan dlm 'Desawarnana'/'Nagarakretagama' & 'Pararaton'. Ia bertakhta di Tumapel dng sekaligus membawahi Daha.


Klaim takhta Sminingrat/Wisnuwarddhana thdp kraton Tumapel & Daha kuat sekali. Ini karena ia mewarisi takhta Tumapel dari penguasa Tumapel sebelumya,  yg notabene ayahandanya sendiri. Hanya saja nama ayah Sminingrat tidaklah disebutkan namanya dlm Prasasti Mula Malurung


Namun, ayah Sminingrat bisa diyakini adalah Anusanatha (versi 'Desawarnana/Nagarakretagama')/Anusapati (versi 'Pararaton')


Jika merujuk kpd kisah tersirat dlm Mula Malurung, ayah Sminingrat agaknya lebih mungkin meninggal scr wajar stlh memerimtah sktr 20th, bukan dibunuh.


●Negara-negara vasal Tumapel-Singhasari pd 1255 M berikut penguasa mereka:

1.Madura (...)

2.Lumajang (Nararya Kirana)

3.Daha di Kediri (Nararya Murddhaja/Sri Kertanegara)

4.Gelang-gelang di Wurawan (Nararya Turukbali & Jayakatwang)

5.Morono (Sri Ratnaraja)

6.Hering (Sri Narajaya)

7. Lwa (Sri Sabhajaya)

Sumber Museum Nasional




No comments:

Post a Comment