31 December 2023

Indonesia Tempoe Doeloe Pusat Dokumenter Dan Nostalgia Potret Masjid Kuno Batavia Menurut tutur Masjid yang terletak di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat ini diyakini dibangun oleh Silpi sekelompok orang Bali di Batavia pada tahun 1761. Mesjid Jami Al Anwar terletak di daerah Kampung Bebek Jalan Pangeran Tubagus Angke Jakarta Barat. Mesjid ini didirikan pada tahun 1761. Bangunannya adalah perpaduan berbagai keragaman budaya. Arsitekturnya seorang Cina. Bentuk atap bersusunnya mengingatkan akan bangunan rumah-rumah Cina. Atap Mesjidnya ada sentuhan arsitektur Bali. Daun pintunya tinggi besar dengan kusen berukir dengan motifnya yang khas arsitektur Belanda tempo dulu. Kisi-kisi jendela mesjid yang berukir ada pengaruh Jawa dan Cina. Kampung Bebek sendiri di mana mesjid ini berada sudah sejak tahun 1667 dihuni oleh orang-orang Bali. Dulu mereka datang ke Jakarta sebagai perantau atau budak belian. Mereka juga membangun daerah pemukiman di Meester Cornelis atau Jatinegara. Sampai sekarang masih ada daerah yang dinamakan Kampung Bali Jatinegara. Sekitar tahun 1687 pusat pemukiman orang Bali kemudian meluas ke Krukut, sebelah barat Jalan Hayam Wuruk sekarang, Kampung Pisang Batu di Jakarta Utara, Kampung Pekojan dan Angke. Di Angke sendiri masih ada perkampungan Bali lainnya yang dinamakan Kampung Gusti yang dibangun pada tahun 1709 oleh Gusti Ktut Bedulu. Para Perantau dari Bali ini bermukim di Betawi sebagai tentara karena waktu itu prajurit Bali sangat dikenal dengan permainan tombaknya. Konon amat ditakuti sampai di India dan Persia.

 Indonesia Tempoe Doeloe Pusat Dokumenter Dan Nostalgia 


Potret Masjid Kuno Batavia


Menurut tutur Masjid yang terletak di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat ini diyakini dibangun oleh Silpi  sekelompok orang Bali di Batavia pada tahun 1761.


Mesjid Jami Al Anwar terletak di daerah Kampung Bebek Jalan Pangeran Tubagus Angke Jakarta Barat. Mesjid ini didirikan pada tahun 1761. Bangunannya adalah perpaduan berbagai keragaman budaya. Arsitekturnya seorang Cina. Bentuk atap bersusunnya mengingatkan akan bangunan rumah-rumah Cina.


Atap Mesjidnya ada sentuhan arsitektur Bali. Daun pintunya tinggi besar dengan kusen berukir dengan motifnya yang khas arsitektur Belanda tempo dulu. Kisi-kisi jendela mesjid yang berukir ada pengaruh Jawa dan Cina. Kampung Bebek sendiri di mana mesjid ini berada sudah sejak tahun 1667 dihuni oleh orang-orang Bali. Dulu mereka datang ke Jakarta sebagai perantau atau budak belian. 


Mereka  juga membangun daerah pemukiman di Meester Cornelis atau Jatinegara. Sampai sekarang masih ada daerah yang dinamakan Kampung Bali Jatinegara. 


Sekitar tahun 1687 pusat pemukiman orang Bali kemudian meluas ke Krukut, sebelah barat Jalan Hayam Wuruk sekarang, Kampung Pisang Batu di Jakarta Utara, Kampung Pekojan dan Angke. Di Angke sendiri masih ada perkampungan Bali lainnya yang dinamakan Kampung Gusti yang dibangun pada tahun 1709 oleh  Gusti Ktut Bedulu. Para Perantau dari Bali ini bermukim di Betawi sebagai tentara karena waktu itu prajurit Bali sangat dikenal dengan permainan tombaknya. Konon amat ditakuti sampai di India dan Persia.



No comments:

Post a Comment