23 March 2010

Tentang Sejarah Magelang - KISAH STUDIO FOTO & TUKANG POTRET

Oleh : Bagus Priyana
MAGELANG TEMPO DOELOE:
KISAH STUDIO FOTO & TUKANG POTRET (3)
Sebelum abad ke-20, pemilik studio foto sebagian besar dimiliki oleh orang Eropa, namun mulai akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para imigran dari Cina yang banyak datang dari Kanton mulai menguasai usaha studio foto di Hindia Belanda.
Orang-orang biasa tidak mungkin akan masuk ke studio foto milik orang Eropa yang tidak terjangkau oleh kantong mereka. Karena itu mereka mencari 'toekang potret' yang lebih murah harganya. Usaha studio foto seperti ini didominasi oleh orang Cina, salah satunya yang terkenal adalah 'Lee Brothers Studio' yang berpusat di Singapura dan memiliki 3 cabang di Hindia Belanda, yakni di Batavia, Bandung dan Magelang. Selain itu juga ada Studio Foto N. Ley, H. Kits van Heyningen dan van Wingen.
'Midori' di Grooteweg Zuid Patjinan no. 116 adalah sebuah studio foto di Magelang yang terkenal. Dalam salah satu iklannya tertulis 'Japansch Fotografisch-Atelier'. Sesuai dengan namanya, pemilik Midori adalah seorang Jepang yang bernama T. Akiyama. Midori melayani pemotretan tidak hanya di dalam studio foto yang dimiliki (atelier opnamen) tetapi juga melayani pemotretan di luar ruang studio (buiten opnamen).
Bahkan untuk memudahkan pelayanan pemotretan, pelanggan bisa menghubungi Midori melalui layanan telepon untuk pemotretan di rumah. Pemotretan bisa dilakukan pada malam hari dengan penerangan lampu dan alat-alat modern. Selain itu, Midori juga menjual pembuatan dan pemasangan figura foto.
Dalam promosinya di sebuah buku terbitan tahun 1935 berjudul 'Wetenswageden van Magelang', studio foto ini menyebutnya sebagai Japansch Fotografisch-Atelier. MIDORI tidak hanya melayani dunia potret memotret saja, akan tetapi juga menjual radio.
Menurut informasi yang berhasil dikumpulkan bahwa keberadaan studio foto MIDORI hanya sekedar kedok saja dari orang Jepang sebagai pemilik toko tersebut. Orang Jepang tersebut ternyata menjadi mata-mata Jepang dengan cara mengumpulkan informasi kekuatan Belanda yang ada di Magelang. Caranya dengan melakukan pemotretan pada kawasan dan gedung strategis milik Belanda.
Dan dengan berkedok jualan radio itu pula orang Jepang tersebut melakukan penyadapan terhadap informasi dari Belanda yang ada di Magelang. Dan anehnya sesaat setelah pasukan tentara Jepang masuk dan menguasai Magelang, orang Jepang pemilik Midori tersebut terus menghilang.
Sebuah foto tahun 1930 di bawah ini adalah sebuah foto luar studio karya Studio Foto MIDORI yang bertempat di sebuah rumah di Bottonweg. Tampak satu keluarga priyayi dengan berpose di sebuah rumah di pinggir jalan menghadap ke barat.
Di sudut kanan bawah tercetak embos samar-samar kata 'MIDORI MAGELANG', sedangkan di pojok kanan atas adalah sebuah iklan dari studio foto tersebut.
(Bersambung)



Sumber ; Bagus Priyana

No comments:

Post a Comment