Showing posts with label asri. Show all posts
Showing posts with label asri. Show all posts

06 July 2020

Tentang Sejarah Magelang - SD Potrobangsan 2

Dulu istilahnya Kegiatan lomba LT Pramuka Penggalang antar SD, selalu di pusatkan Karesidenan.
Ini SD ku Potrobangsan 2 mungkin ada temanku yg ada difoto bisa kontak dong..😀
Teman2 yg masih kuingat :Nuri
Wigati, Soraya Isnaeni, Nuraeni Utari dll.

01 July 2020

TENTANG SEJARAH MAGELANG - TENTANG PERKEMBANGAN KOTTA

TENTANG PERKEMBANGAN KOTTA
Kota bukan ciptaan dari satu generasi, namun ia terus tumbuh dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Ia adalah proses interaksi antar generasi yang merentang selama berpuluh atau bahkan beratus tahun. Dalam pengalaman sejarah, kota tidak tumbuh menuju suatu sistem tertentu milik satu generasi tertentu yang dianggap lebih unggul. Namun, ide dari satu generasi ‘tumbuh dan mati’ dibagian suatu kota. Sementara ide dari generasi berikutnya ‘tumbuh dan mati’ dibagian lain kota. Jadi kota merupakan kolase - kolase sejarah yang saling mengisi dan melengkapi dan hendaknya tidak saling menegasi.
Transformasi yang bersifat patologis (merusak) kemudian banyak terjadi di kota - kota yang secara ekonomi sedang “naik daun” atau kota - kota yang secara sadar merubah wajah kotanya agar terlihat lebih modern demi mengejar ketertinggalan dari kota yang lebih dulu maju. Terkadang, cara yang ditempuh untuk mengakomodasi kepentingan - kepentingan itu adalah dengan cara melumat bangunan tua nya yang sudah ada sejak beberapa generasi. Menghilangkan bangunan - bangunan tua di sebuah kota seperti layaknya memutus ingatan kolektif antar generasi dan membunuh jati diri kota itu sendiri. Kota yang sudah kehilangan bangunan - bangunan tuanya layaknya manusia yang sudah kehilangan karakter, mengarus kemana zaman bergerak terombang - ambing dalam ketidak jelasan cita - cita semu.
- Chandra Gusta Wisnuwardana -
Foto : Kawasan Tua Poncol, Magelang

Tentang Keindahan dan Tata Kota a la Ir. Herman Thomas Karsten
Masalah keindahan kota bukan hal yang sepele bagi arsitek sekelas Ir. Herman Thomas Karsten. Pria yang sudah banyak malang melintang berkarya di tanah Hindia ini tidak mau main - main dalam hal yang satu ini. Menurutnya keindahan kota bukan merupakan perhiasan kota yang ditambahkan oleh manusia. Ia harus mengalir dengan sendirinya dari penanganan secaa keseluruhan dan terlihat dari bagian detail - detailnya.

30 June 2020

Visi Misi Kota Magelang 2010-2015

  • Visi Kota Magelang 2010-2015 adalah: Terwujudnya Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang Maju, Profesional, Sejahtera, Mandiri dan Berkeadilan.
  • Magelang memiliki slogan sebagai Kota Sejuta Bunga
  • Makanan khas Magelang adalah getuk dan kupat tahu di dekat Alun-alun. Berbagai jenis getuk dapat dijumpai di pasar-pasar tradisional maupun di toko-toko besar.
  • New Armada merupakan industri karoseri mobil terbesar di Asia Tenggara.
  • PD. Bank Pasar Kota Magelang merupakan perusda yang juga menyumbangkan PAD untuk kota Magelang, yang kegiatan utamanya pelayanan kepada masyarakat di bidang perbankan khususnya kota Magelang
  • Tingkat pendapatan per kapita Kota Magelang yang Rp 6,48 juta pada tahun 2000 terbilang tinggi dibanding pendapatan per kapita Jawa Tengah sebesar Rp 3,3 juta. Namun, jumlah rumah tangga miskin di kota ini masih lumayan tinggi. Tahun 1999 masih terdapat 6.968 rumah tangga miskin atau 22,08%. Mereka umumnya bekerja sebagai buruh tani, buruh pabrik, dan pedagang. Ini adalah tantangan bagi pemerintah setempat untuk meningkatkan taraf hidup mereka di tengah kota yang mampu mencetak jenderal berbintang di negeri ini (AKMIL), dan sebagai gambaran bagi para pejabat lulusan AKMIL untuk sekadar mengenang kenangan saat pendidikan di AKMIL Magelang juga diharapkan untuk ikut serta dalam membangun dan mengangkat nama kota Magelang. Sektor pariwisata mungkin bisa dijadikan sarana mengangkat nama kota Magelang.

Pariwisata di Kota Magelang

Pariwisata

Meski kecil, kota Magelang memiliki banyak tempat menarik yang layak dikunjungi, antara lain:

Wisata kuliner

Di Kota Magelang terdapat beberapa tempat jajan yang mempunyai kekhasan tersendiri, baik dari cita rasa makanan yang dihidangkan, maupun nilai historis yang dikandung di tempat tersebut. Menelusuri tempat jajan di Kota Magelang, ada yang khusus buka di siang hari dan malam hari.

Taman Kiai Langgeng

Taman Kyai Langgeng terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Cempaka. Merupakan satu-satunya taman di Kota Magelang dengan luas seluruhnya meliputi 28 hektare, letaknya sekitar 1 kilometer dari pusat kota ke arah selatan. Taman wisata ini memiliki ratusan koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai objek penelitian, patung-patung Dinosaurus dalam ukuran asli, aneka fasilitas permainan, serta yang terbaru adalah prototipe pesawat terbang. Objek wisata ini terletak sekitar 19 Kilometer dari Candi Borobudur, 35 kilometer dari Kopeng atau 50 Kilometer dari Candi Prambanan dan 42 kilometer dari Monumen Jogja Kembali. Di Taman Kiai Langgeng, khususnya pada hari libur anda akan disuguhi dengan berbagai atraksi kesenian daerah maupun musik, selain arena permainan untuk anak-anak dan keluarga. Lebih jauh, kunjungi www.taman-kyailanggeng.com di sebelah Taman ini terdapat fasilitas Arung Jeram Progo Asri, dikhususkan bagi mereka yang menyukai petualangan dengan menelusuri Sungai Progo. Sepanjang 9 kilometer kita akan menikmati suasana pedesaan di tepian Sungai Progo sekaligus menikmati jeram-jeramnya. Petualangan ini bisa dinikmati setiap hari dari pukul 08.00 sampai 14.00 tentu saja dengan melihat kondisi perairan di Sungai Progo. Anda akan didampingi oleh pemandu yang telah berpengalaman serta memperoleh fasilitas lain seperti makan, asuransi dan tranportasi kembali ke pos pemberangkatan.

Pecinan & Pusat Belanja

Jalan Pemuda atau yang lebih dikenal dengan nama Pecinan sering disebut Malioboro-nya Magelang. Pecinan ini merupakan pusat perbelanjaan sekaligus bisnis yang ada di Kota Magelang. Di sisi kiri dan kanan jalan sepanjang 1,5 kilometer ini berdiri banyak toko dan minimarket serta restoran. Pecinan terdiri atas 2 ruas jalan. Ruas pertama adalah ruas jalan untuk kendaraan bermotor yang merupakan ruas jalan satu arah. Sedangkan satunya lagi merupakan jalan khusus untuk becak. Ruas jalan ini dulunya dilalui kereta api yang kini sudah tidak ada lagi di Magelang. Pecinan merupakan landmark Magelang di samping tempat lainnya. Yang jelas di ruas jalan ini tidak ada satupun ruang kosong karena semuanya telah dipadati oleh pertokoan. selain itu sekarang di kota Magelang sudah membangun lapangan golf internasional tepatnya jadi pada tahun 2006 yang bernama "Borobudur International Golf". Magelang juga memiliki stadion sepak bola "ABU BAKRIN" dan yang masih dalam tahap pembangunan Stadion Madya.
Saat ini sejak 2011 juga telah didirikan pusat perbelanjaan Mall ARTOS dan Shinta Fashion Mart yang merupakan pusat perbelanjaan masyarakat Magelang.

Bukit Tidar

Bukit Tidar merupakan bukit yang terletak di Bagian Magelang Selatan dan terletak di dalam kompleks Akademi Militer, dan terkenal sebagai Paku pulau Jawa, di sini juga terdapat beberapa makam dan petilasan leluhur masyarakat Magelang; salah satunya adalah petilasan penyebar agama Islam di Jawa Tengah yakni petilasan Syekh Subakir dari Persia. Bukit Tidar berfungsi sebagai hutan kota. Bukit Tidar memang tidak terlalu tinggi, tetapi pohon-pohon di sini berfungsi sebagai paru-paru kota sehingga udara Kota Magelang selalu segar, dari sini juga anda dapat menikmati pemandangan Kota Magelang dari atas Tugu Akademi Militer. Letak Bukit Tidar tepatnya di Kelurahan Magersari, kecamatan Magelang Selatan. Untuk mengunjunginya anda bisa melewati dua jalan, yaitu lewat Pasar Burung dan lewat samping Akademi Militer dengan naik angkutan kota (angkot) jalur 6, 8, 10, dari Terminal Soekarno-Hatta turun di simpang empat Pasar Burung, untuk melalui jalan samping Akademi Militer anda dapat melanjutkan perjalanan dengan angkot jalur 2 setelah turun di Shopping Centre. Sekarang telah dibangun jalan pintas menuju Bukit Tidar tempatnya di belakang terminal lama.

Borobudur International Golf & Country Club

Borobudur International Golf & Country Club (Borobudur Golf) merupakan lapangan golf 18 Holes yang terletak di Jl. Gatot Subroto No. 1 Magelang, tepatnya di sebelah Akademi Militer. Borobudur Golf mulai beroperasi sejak tahun 2007 di bawah manajemen PT Jababeka Tbk. Borobudur Golf menyajikan lapangan dengan green terbaik dan menantang. Beberapa fasilitas yang ada di Borobudur Golf adalah Driving Range dan Restoran yang menyajikan menu tradisional Indonesia, menu Barat dan menu Asia (masakan Jepang & Korea).

Taman Badaan

Merupakan salah satu taman yang ada di Jl. Pahlawan selain Kiai Langgeng yang ada di Kota ini. Taman Badak'an lebih terpusat pada rekreasi anak - anak, hal ini dibuktikan dengan adanya patung badak, gajah, jerapah dan lainnya yang mengundang minat anak-anak. Di sini terdapat beragam jenis bakso, mulai bakso tenis sampai bakso yang super kecil.

Alun-alun Kota Magelang

Alun-alun Kota dijadikan sebagai pusat Kota Magelang karena letaknya yang sangat strategis di tengah kota. Banyak sekali kendaraan angkutan kota dengan berbagai jalur melewatinya. Dari alun-alun ini orang dapat menjangkau Pecinan atau Jl. Pemuda. Kawasan Pecinan merupakan salah satu kawasan pusat perdagangan di Kota Magelang, yang sudah ada sejak zaman pemerintah Kolonial Belanda.
Di sekelilingnya berdiri banyak sekali pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya. Di sebelah timurnya ada Matahari dan Gardena swalayan serta eks Magelang & Tidar Theatre yang telah berhenti beroperasi sejak 11 November 2011. Di sebelah utaranya berdiri dengan megah Trio Plaza dan Bank BCA. Selain kedua bangunan tersebut, di sisi utara juga terdapat GPIB. Sementara di sebelah selatan ada Kantor Polresta Magelang, Bank Jateng dan kelenteng Magelang. Sementara di sebelah barat atau yang sering disebut alun-alun barat ada sebuah masjid yang terbesar di Magelang, tempat ini sering dinamakan Kauman. Sebelah utara Kauman, terdapat gereja katolik dan pastoran. Alun-alun Kota Magelang selain sebagai pusat kegiatan publik, juga dipandang sebagai simbol kerukunan beragama, yaitu dengan adanya beberapa sarana peribadatan untuk agama Islam, Katolik, Protestan dan Konghucu.
Sementara di sudut sebelah barat laut ada menara air yang merupakan peninggalan Belanda. Menara air ini menjulang setinggi lebih kurang 15 m. Dan sekarang ini menara tersebut digunakan oleh PDAM Kota Magelang sebagai tempat penampungan air yang sanggup memenuhi kebutuhan akan air bagi warga Kota Magelang. Menara air minum, dengan desain kolonial yang unik, saat ini dijadikan sebagai salah satu landmark Kota Magelang.
Alun-alun ini sekarang dibuka untuk umum bagi warga Magelang. Biasanya digunakan untuk bersantai di sore hari, tempat penyelenggaraan konser band atau untuk upacara hari besar kenegaraan. Namun alun-alun ini sebelumnya tidak dibuka untuk umum dan hanya digunakan untuk upacara-upacara tertentu. Pada tahun 2002, Pemerintah Kota Magelang menyusun Master Plan Alun-Alun Kota Magelang, yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk kegiatan renovasi Alun-Alun. Konsep dasar master plan tersebut adalah untuk menjadikan Alun-Alun sebagai pusat kegiatan publik bagi warga kota.

GOR Samapta

GOR (Gedung Olah Raga) Samapta terletak di wilayah Kecamatan Magelang Utara. Saat ini lingkungan sekitarnya, yang dkenal dengan Kawasan GOR Samapta, mulai ditata dan dibenahi karena pada kawasan ini akan dibangun beberapa sarana olahraga, di antaranya adalah: Stadion Madya dengan kapasitas 15.000 penonton, Kolam Renang standar Internasional kapasitas 5.000 penonton, Wisma Atlet, Lapangan Tennis Indoor, serta beberapa sarana olahraga dan rekreasi lainnya. Penataan dan pembenahan mulai dilakukan dengan membuat akses jalan baru yang lebih lebar. Saat ini, akses menuju GOR ini dapat ditempuh melalui 2 akses jalan, yaitu 1) Jl. Kapt. S. Parman—melewati Universitas Tidar—selanjutnya ke Jl. Tentara Geni Pelajar (melewati Griya Asri); dan akses ke-2) Jl. Jeruk—RSI—GOR. Pengembangan Kawasan GOR Samapta juga ditujukan untuk menyebarkan keramaian kota agar tidak terkonsentrasi di kawasan pusat kota.
Wilayah di sekitar GOR Samapta sangat ideal untuk kawasan olahraga, selain karena hawanya cukup sejuk, serta tidak bising meski berada di dalam kota. Hal ini dikarenakan posisinya yang berada di sisi timur atas Sungai Progo, serta tiupan angin gunung yang berasal dari arah Gunung Sumbing. Dari Kawasan GOR Samapta, yaitu pada sisi yang bersinggungan dengan Sungai Progo, nantinya dapat dikembangkan sebagai starting point untuk olahraga arung jeram. Sayangnya proses pengadaan tanah untuk proyek GOR ini sarat dengan percaloan tanah yang sangat merugikan masyarakat.

Taman Panca Arga

Panca Arga merupakan perumahan tempat tinggal para pemimpin dan anggota TNI-AD yang berkantor di AKMIL. Panca Arga berasal dari panca berarti 'lima' dan arga berarti 'gunung'. Dengan kata lain, Panca Arga adalah kawasan yang dikelilingi lima gunung besar seperti Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi yang saat ini merupakan salah satu gunung yang paling aktif di Pulau Jawa. Gunung Tidar-lah gunung yang terletak di tengahnya. Panca Arga tidak hanya merupakan perumahan TNI-AD. Di sana terdapat sekolahan dan taman rekreasi yang cukup terkenal bernama "Taman Rekreasi Panca Arga". Di taman tersebut bukan hanya terdapat ayunan dan berbagai macam jenis permainan anak saja. Namun terdapat tank-tank peninggalan Belanda dan meriam-meriam yang digunakan saat perang kemerdekaan Indonesia. Dengan begitu, selain sebagai taman bermain anak, taman Panca Arga merupakan salah satu sarana untuk menanamkan jiwa kemerdekaan, nasionalisme dan rasa hormat terhadap para pejuang TNI-AD yang gugur di medan perang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Museum

Kota Magelang memiliki banyak museum yang dapat dikunjungi oleh semua lapisan masyarakat. Mulai museum seni sampai museum sejarah dapat dijumpai di jalanan perkotaan ini. Berikut adalah daftar museum yang terletak di Kota Magelang:
  1. Museum OHD, Museum OHD merupakan singkatan dari Oei Hong DJien yang terletak di Jalan Diponegoro nomor 74 berdekatan dengan kawasan pecinan. Museum ini merupakan museum seni yang mengoleksi berrbagai lukisan, patung, seni instalasi modern karya seniman-seniman asal Indonesia yang terkenal seperti Affandi, Basoeki Abdullah dan masih banyak lagi
  2. Museum Bumiputera,
  3. Museum Jenderal Soedirman, Museum ini terletak di seberang Taman Badak'an. Museum ini dahulunya adalah tempat Jenderal Soedirman menghembuskan napas terakhirnya.
  4. Museum Taruna Abdul Jalil, museum ini memerlukan izin khusus dari Gubernur Akmil (Akademi Militer) untuk memasukinya. Di dalamnya menyimpan benda-benda yang berhubungan erat dengan berdirinya Akademi Militer di Kota Magelang
  5. Museum Badan Pemeriksa Keuangan, museum ini menyimpan benda-benda sejarah berdirinya Badan Pemeriksa Keuangan pada tahun 1946. Lokasi museum ini berdekatan dengan Museum Diponegoro.
  6. Museum Diponegoro, museum ini merupakan tempat penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Jenderal de Kock pada tanggal 20 Oktober 1830.

25 June 2020

Bappeda Kota Magelang - "Kick Off" Penyusunan RKPD Tahun 2016 Kota Magelang

Siklus perencanaan untuk penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2016 dimulai. Kick off diawali dengan sarasehan persiapan Musrenbang yang dilaksanakan di 3 (tiga) kecamatan, masing-masing tanggal 10 Desember 2014 (Kecamatan Magelang Utara), tanggal 11 Desember 2014 (Kecamatan Magelang Selatan), dan tanggal 16 Desember 2014 (Kecamatan Magelang Tengah.
RKPD Tahun 2016 merupakan perencanaan tahun kelima periode RPJMD 2011-2015 dengan tema “Meluaskan jangkauan: dikenal di tingkat nasional atau dunia, melalui pengembangan perluasan kerjasama dan cakupan investasi untuk melanjutkan pengembangan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi, sarana prasarana daerah,  sosial, dan budaya yang berkeadilan bagi semua kelompok tanpa diskriminasi menuju Kota Magelang sebagai kota jasa yang maju, professional, sejahtera, mandiri, dan berkeadilan".


Bappeda Kota Magelang - Peraturan Presiden tentang RPJMN Tahun 2015-2019

Presiden Republik Indonesia telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tanggal 8 Januari 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019. Dalam Pasal 2 (3) menyebutkan bahwa RPJMN Tahun 2015-2019 berfungsi salah satunya sebagai bahan penyusunan dan penyesuaian RPJM Daerah dengan memperhatikan tugas dan fungsi pemerintah daerah dalam mencapai sasaran nasional yang termuat dalam RPJM Nasional. File lengkap  Perpres dimaksud beserta dokumen lampirannya dapat diunduh disini

23 June 2020

Bappeda Kota Magelang - Indonesia City Expo 2016

Pada tanggal 27 s/d 31 Juli 2016 Fedep Kota Magelang ikut berpartisipasi di Indonesia City Expo (ICE) yang dilaksanakan dalam rangkaian Musyawarah Nasional Asosiasi Kota Seluruh Indonesia V (APEKSI V) berlokasi di GOR Kota Baru Kota Jambi.
Pada kesempatan ini Fedep Kota Magelang mewakili Kota Magelang memperkenalkan dan mempromosikan produk unggulan dari UKM kerajinan tangan dan klaster makanan olahan. Dari UKM kerajinan tangan berupa mainan edukasi, kerajinan kerang simping, jam acrylic dan kerajinan batik khas kota Magelang, sedangkan dari UKM makanan olahan berupa aneka makanan ringan keripik diantaranya keripik jamur,keripik pare,keripik terong,keripik pegagan,keripik kulit ikan dan slondok.
Animo warga kota Jambi dan sekitarnya sangat bagus terbukti dengan tingginya transaksi/jual beli yang terjadi. Harapannya dengan adanya event ini dapat memperkenalkan potensi wisata dan produk unggulan Kota Magelang. (k@cang)

Bappeda Kota Magelang - Kota Magelang Raih Pangripta Abipraya 2018

Kota Magelang meraih anugerah Pangripta Abipraya tingkat Provinsi Jawa Tengah sebagai perencana pembangunan daerah dengan predikat sangat baik.
(Foto: suaramerdeka.com/Asef Amani)

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemkot Magelang Joko Soeparno di Magelang, Kamis, mengatakan penghargaan diterima langsung Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito dari Pelaksana Tugas Gubernur Jateng Heru Sujatmoko, di sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Jateng di Semarang, Kamis.
Atas raihan itu, Kota Magelang menerima pin perak dan berhak mendapat insentif bantuan keuangan Rp500 juta dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Ia menjelaskan sebelum menerima penghargaan, Kota Magelang lebih dahulu menjalani beberapa tahapan penilaian, mulai dari tahap 1 penilaian dokumen, tahap 2 verifikasi, dan proses verifikasi pada 16 Maret 2018.
"Esensinya yang dinilai tidak hanya dokumen perencanaan saja tapi hasil dari perencanaan juga. Hal itu tercermin dari bobot nilai yang tinggi untuk aspek pencapaian," katanya.
Ia menjelaskan beberapa hal yang dilihat dari pencapaian adalah perbandingan antara target dan realisasi terhadap pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto per kapita, Indeks Pembangunan Manusia, persentase penduduk miskin, tingkat pengangguran terbuka, jumlah penganggur, dan aspek ketertiban.
Dari aspek perencanaan, katanya, hal yang dinilai adalah proses dan pendekatan. Dari proses perencanaan dilihat aspek keterkaitan, konsistensi, kelengkapan dan kedalaman, serta keterukuran.
Dari aspek pendekatan dilihat dari penerapan analisis secara teknokratis, penerapan partisipasi dari beberapa pihak dalam menyusun rencana, aspek politis, aspek pelaksanaan "bottom up-top down", serta inovasi yang terdiri atas inovasi proses dan kebijakan.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito berharap, penghargaan itu ditindaklanjuti dengan peningkatan hasil perencanaan dan keterlibatan semua pihak.
"Karena hasil yang diukur dari beberapa indikator mencerminkan hasil pembangunan yang harus kita raih," ujar dia.
Dia juga menyatakan bangga atas anugerah teersebut karena bersamaan dengan peringatan Hari Jadi Ke-1112 Kota Magelang. Hari jadi Kota Magelang jatuh setiap 11 April.
"Ini menjadi kado spesial untuk warga Kota Magelang. Tentu bukan karena penghargaannya saja, tapi semata-mata semangat pemerintah untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik dan memajukan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ke depan, pihaknya akan terus berkomitmen membuat kebijakan yang prorakyat.
"Apa yang dibutuhkan oleh rakyat akan menjadi pertimbangan penting dalam setiap proses perencanaan pembangunan daerah," katanya.

Sumber berita:

Bappeda Kota Magelang - Konsultasi Publik RKPD (Anak dan Lansia)

Pada hari Jumat, 15 Februari 2019, bertempat di kawasan Taman Kyai Langgeng Magelang, Bappeda Kota Magelang mengadakan acara Konsultasi Publik dalam rangkaian Penyusunan RKPD Tahun 2020 Kota Magelang. Acara ini menghadirkan perwakilan anak-anak sekolah dari berbagai SMP dan SMA di Kota Magelang, serta perwakilan Lansia dari kelurahan-kelurahan. Acara ini bertujuan untuk menjaring usulan kegiatan serta impian dan harapan dari para anak dan lansia bagi Kota Magelang.
     

bappeda kota Magelang - Konsultasi Publik Perubahan RPJMD Kota Magelang

Pada hari Selasa, 12 Maret 2019, Bappeda Kota Magelang mengadakan acara Konsultasi Publik, dalam rangkaian Perubahan RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021. Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Magelang, Bp. Joko Budiyono. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya-jawab untuk lebih bisa menggali informasi dari para peserta rapat.

Sambutan Bapak Sekda Kota Magelang

Beberapa peserta Konsultasi Publik RKPD

05 June 2020

Tentang Sejarah Magelang - Meneliti Borobudur dari Mata Claire Holt - 1935

Meneliti Borobudur dari Mata Claire Holt - 1935
Claire Holt adalah seorang jurnalis, antropolog dan sejarawan kesenian dari Amerika Serikat keturunan Latvia. Dia tinggal di Indonesia antara tahun 1930 sampai dengan awal dekade 1940an. Dalam perjalanannya dia juga meneliti tentang Borobudur dan tidak lupa mendokumentasikan candi kebanggaan masyarakat Indonesia tersebut.
Terlahir dengan nama asli Claire Bagg pada tahun 1901 di Latvia, dia sempat pindah ke Rusia sebelum tiba di Amerika Serikat pada tahun 1921. Sempat bekerja sebagai jurnalis tari untuk The New York World, Holt memutuskan untuk pindah ke Indonesia pada tahun 1930 terutama untuk mempelajari kesenian tari dari berbagai daerah di Indonesia. Selama lebih dari satu dekade, dia mengunjungi pulau Jawa, Sumatra, Bali, Sulawesi, dan Nias. Dia berhasil mengumpulkan sekitar 9.000 lembar foto, 3.500 klise negatif dan beberapa rol film berukuran 16 mm. Sebagian besar koleksi tersebut saat ini dimiliki oleh NewYork Public Library dan Cornell University Library.
Ketika berada di Indonesia, dia kemudian tidak hanya tertarik dengan seni tari tetapi juga seni lain seperti seni rupa. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya dimana dia terkenal dekat dengan W.F. Stutterheim, seorang arkeolog dari Belanda yang saat itu menjabat sebagai Kepala Jawatan Purbakala Hindia Belanda, dan Walter Spies, seorang pelukis dan etnomusikolog dari Jerman. Dikarenakan meletusnya Perang Dunia II, dia memutuskan untuk kembali ke Amerika Serikat dan akhirnya bergabung menjadi asisten peneliti di Universitas Cornell, New York pada tahun 1957. Dia kemudian menulis pengamatan dan tinjauan seni di Indonesia yang diterbitkan dalam buku berjudul Art in Indonesia: Continuities and Changes pada tahun 1967.
Buku tersebut juga membahas Candi Borobudur yang dikatakannya merupakan perkembangan dari seni Greco-Buddhist yang pertama muncul di daerah Gandhara (sekarang bagian dari Afghanistan). Terpengaruh oleh pandangan dari Stutterheim, Holt juga menganggap bahwa Borobudur merupakan contoh adaptasi dan transformasi dari seni Helenistik yang berkembang melalui Buddhisme di Asia. Perkembangan seni ini kemudian menemukan bentuknya yang unik dan istimewa di Jawa, terutama melalui Borobudur yang dianggapnya lebih halus apabila dibandingkan dengan seni rupa di India.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/…/meneliti-borobudur-da…/

Tentang Sejarah Magelang - LUCHTBESCHERMINGSDIENST (LBD) MAGELANG : Sukarelawan Penjaga Perlindungan Udara Magelang di Masa Perang (Bagian I)

LUCHTBESCHERMINGSDIENST (LBD) MAGELANG : Sukarelawan Penjaga Perlindungan Udara Magelang di Masa Perang (Bagian I)
Memasuki akhir tahun 1930an, kondisi politik dunia perlahan - lahan menuju perubahan dan tatanan baru. Dunia kala itu sedang bergerak menuju titik keseimbangan baru. Krisis ekonomi global yang dulu melanda banyak negara disepanjang paruh pertama dasawarsa 1930 mulai kian mereda. Hal ini memunculkan tumbuhnya ideologi - ideologi baru baik di Eropa dengan Fasisme dan Nazisme nya serta ultra-nasionalis di Asia yang perlahan - lahan mulai mengancam stabilitas keamanan para penguasa tua Eropa. Ketakutan itu juga turut menghantui koloni paling berharga negeri Belanda yang jauh di seberang samudra, koloni Hindia Timur.
Sesungguhnya Hindia Belanda sudah memiliki kekuatan keamanan yang cukup mumpuni untuk menjaga rust en order dalam negeri yaitu dengan adanya pasukan KNIL. Seiring dengan potensi ancaman keamanan dari luar yang kian nyata di penghujung 1930, Departement van Oorlog (DvO) pun pada akhirnya melakukan berbagai macam reformasi di tubuhnya.
Sesungguhnya konsep pertahanan pasukan KNIL dari invasi eksternal sudah mulai diterapkan sejak 1927 ketika analisa para petinggi militer mengatakan bahwa ancaman bagi eksistensi Belanda di Asia adalah kebangkitan paham ultra nasionalis yang dibarengi dengan militerisme di Jepang. Sejak 1936, anggaran militer untuk pertahanan KNIL pun mulai ditingkatkan secara bertahap. Langkah - langkah modernisasi seperti pembentukan angkatan udara yang maju, memperkenalkan kendaraan lapis baja (tank), menambah jumlah senjata api dan peningkatan pasukan infantri pun mulai dilakukan.
Namun, ditengah reformasi dan modernisasi ditubuh militer ini, ketakutan para petinggi militer di dalam Departement van Oorlog pun mulai menjadi kenyataan. Setelah Jepang perlahan - lahan mencaplok beberapa wilayah di Asia seperti Manchuria pada 1932, negara itu pada 1939 turut menginvasi Hainan di Selatan Tiongkok dan Indochina (Vietnam) antara tahun 1939 hingga awal 1941. Mau tak mau, pemerintah pun lekas membentuk unit - unit pertahanan dalam rangka mengantisipasi skenario buruk di tengah ketidakpastian keamanan ini. Maka dari itu, Luchtbeschermingsdienst (Dinas Penanggulangan Bahaya Udara) atau LBD mulai dibentuk di kota - kota penting di Hindia.
Lucht Bescherming Dienst (LBD) bertugas untuk memberikan sinyal bahaya serangan udara, melakukan penerangan dan pelatihan pada masyarakat, memberikan perlindungan, penyamaran, ikut menjaga dan menanggulangi bahaya kebakaran, mengontrol sinar-sinar lampu dan menara sirine serta mengarahkan masyarakat ke selter perlindungan (bunker). LBD pada umumnya dipimpin oleh komandan militer setempat yang anggotanya terdiri dari warga orang-orang non-militer (sipil). Para instruktur LBD pun biasanya adalah para pensiunan militer. Bahkan terkadang terdapat juga LBD di beberapa daerah dipimpin oleh orang sipil non-militer.
Magelang sebagai salah satu kota garnisun besar dengan jumlah penduduk Eropa ke-14 terbanyak di Hindia Belanda pada 1930 sudah barang tentu sangat membutuhkan LBD demi melindungi kotanya dari ancaman udara. Rencana pembentukan LBD di Magelang sendiri sejatinya sudah mulai muncul sejak pertengahan tahun 1937 bersama dengan 18 kota lain di Hindia. Ke delapan belas kota yang diusulkan kepada Departement van Binennlandsbestuur (Departement Dalam Negeri) tersebut diantaranya seperti Batavia, Bandoeng, Samarang, Djokjakarta, Soerakarta, Cilacap, Medan, Surabaya, Malang, Manado, Medan, Cheribon, Makasar.
LBD Magelang diperkirakan sudah mulai ada pada tahun 1938. Wilayah pusat pemerintahan Magelang setelah dianalisa diklasifikasikan sebagai zona Bahaya Kelas III bersama dengan Kroja, Poerworedjo dan Gombong. Sejak akhir bulan November tahun itu, LBD sudah mulai mengadakan latihan - latihan serangan udara dengan membunyikan alarm dan simulasi perlindungan.
Seperti yang dilaporkan de Locomotief edisi 11 November 1938, latihan serangan udara dengan sekenario pesawat Glen Martin yang diibaratkan pesawat pembom musuh melintas di atas langit Wonosobo, Magelang, Muntilan dan Kaliurang. Namun sayangnya latihan serangan udara ini tidak bisa berjalan dengan lancar. Hal itu disebabkan Pesawat yang seharusnya dijadwalkan melintas tak kunjung datang. Akhirnya masyarakat yang sudah diminta berlindung ditempat - tempat yang aman kembali ke situasi normal. Dan, ketika mereka sudah kembali berkegiatan, pesawat Glen Martin melintas diatas kepala mereka. Latihan serangan itu, dinyatakan gagal.
Bersambung...
- Chandra Gusta Wisnuwardana -

Komentar

22 May 2020

Tentang Sejarah Magelang - TERNYATA Pernah sekolah di Magelang.... Pendiri AquaTERNYATA Pernah sekolah di Magelang.... Pendiri Aqua

TERNYATA Pernah sekolah di Magelang....
Pendiri Aqua
Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw dilahirkan di Wonosobo, Jawa Tengah 8 Maret 1930. Karena di Wonosobo tidak ada SMP maka Tirto Utomo harus bersekolah di Magelang yang berjarak sekitar 60 kilometer, perjalanan itu ditempuh dengan sepeda.
Pendiri Aqua Yang Dianggap Gila Karena Membotolkan Air. Orang Indonesia pasti mengenal merk Aqua. Merk ini sangat dikenal masyarakat di seluruh daerah dari perkotaan sampai dengan pedesaan. Aqua menjadi pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia, yang merupakan ide yang dulu dianggap gila dari Tirto Utomo yang tidak lain adalah Pendiri Aqua.
Pada Oktober 1960 Tirto Utomo berhak menyandang gelar Sarjana Hukum. Setelah lulus, Tirto Utomo melamar ke Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina.
Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan Brandan. Di sana, keperluan mandi masih menggunakan air sungai. Berkat ketekunannya, Tirto Utomo akhirnya menanjak karirnya sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak.
Kedudukan Tirto Utomo sebagai Deputy Head Legal dan Foreign Marketing membuat sebagian besar hidupnya berada di luar negeri. Pada tahun 1971, Saat itu Tirto Utomo sebagai Deputy Head Legal dan Foreign Marketing Pertamina melakukan negosisasi kontrak kerjasama dengan perusahaan dari Amerika Serikat.
Namun negosiasi itu berantakan, karena istri delegasi dari Amerika Serikat mendadak terkena diare karena mengkonsumsi air yang tidak bersih yang disediakan. Tirto kemudian mengetahui bahwa orang bule tidak biasa mengkonsumsi air sumur yang direbus, namun air mineral yang steril.
Tirto berfikir bagaimana agar bisa menyediakan air mineral yang dikemas dengan steril dan dapat dikonsumsi oleh semua orang. Setelahnya, ia kemudian mengirim adiknya yang bernama Slamet Utomo magang ke Thailand di Perusahaan Polaris untuk mempelajari seluk beluk bagaimana air mineral dapat dikemas.
Setelah adiknya kembali ke Indonesia, dengan modal sebesar 150 juta rupiah bersama adiknya Slamet Utomo, mereka mendirikan pabrik di Bekasi pada tahun 1973 dengan nama PT. Golden Mississippi dengan merek produk awalnya bernama Puritas. Karyawan Tirto Utomo mulanya berjumlah 38 orang dan mampu memproduksi 6 juta liter pertahun. Untuk lebih fokus pada perusahaan pribadinya ini, Tirto Utomo memilih pensiun dini dari PT Pertamina.
Mereka menggali sumur di pabrik pertama yang dibangun di atas tanah seluas 7.110 meter persegi di Bekasi. Sebelum bernama Aqua, Tirto memilih nama Puritas sebagai merek produk air kemasannya.
Sejarah Nama AQUA
Kemudian atas masukan dari Eulindra Lim, Konsultan Indonesia yang bermukim di Singapura menyarankan agar menggunakan nama AQUA.Aqua mudah diucapkan dan mudah diingat selain bermakna ‘air’. Aqua sebenarnya bukan nama asing baginya. Tirto Utomo sendiri sering memakai nama samaran ‘A Kwa’ yang bunyinya mirip dengan ‘Aqua’ semasa masih menjadi pemimpin redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna di akhir tahun 1950.
Nama A Kwa sendiri diambil dari nama aslinya yaitu Kwa Sien Biauw sedangkan nama Tirto Utomo mulai dipakainya pertengahan tahun 1960-an yang tidak sengaja diambil yang berarti "AIR YANG UTAMA".
Pada 16 Maret 1994, ia meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa di dekat Hotel Kresna, Wonosobo.
Sumber:
1. https://www.biografiku.com/biografi-tirto-utomo-pendiri-aq…/
2. https://m.akurat.co/id-885861-read-saingi-minuman-soda-hing…
3. https://www.goodnewsfromindonesia.id/…/kisah-sukses-pendiri…
4. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tirto_Utomo