07 September 2024

Sejarah Magelang - Stasiun Secang Tidak jauh dari pertigaan Secang, Magelang terdapat sebuah bangunan kuno yang tersembunyi di antara perkampungan penduduk. Bangunan ini merekam bagaimana dahulu kereta api hilir mudik melintasi rel-rel kereta yang membentang dari Magelang-Ambarawa dan Magelang-Temanggung. Ya, bangunan ini tidak lain adalah bangunan Stasiun Secang. __ Proyek pembangunan jalur kereta Magelang-Secang dilaksanakan oleh perusahaan kereta swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Pembangunan tersebut merupakan perpanjangan dari jalur kereta api Yogyakarta-Magelang yang sudah selesai dibangun pada tahun 1898. Saat itu, NIS memang sudah berencana untuk membuat jalur kereta yang menghubungkan Yogyakarta-Ambarawa, namun karena beberapa kondisi teknis maka pembangunannya dilakukan secara bertahap. Dari Magelang, pembangunan jalur kereta diteruskan lagi dan akhirnya jalur Magelang-Secang dibuka oleh NIS pada 15 Mei 1903. __ Letak geografis Secang cukup strategis karena berada di persimpangan jalan Magelang, Ambarawa, dan Temanggung. Maka dari itu, NIS juga membuat jalur kereta menuju Ambarawa pada tahun 1905 dan Parakan pada tahun 1907. Kejayaan stasiun ini memudar saat memasuki tahun 1970-an. Ketika itu calon penumpang di stasiun ini menurun drastis karena kereta api saat itu berjalan sangat pelan dan sering terjadi kecelakaan karena rel kereta berada di pinggir jalan raya. Para penumpang lantas memilih menggunakan moda transportasi lainnya seperti bus, mobil pribadi, dll. Akhirnya Perusahaan Jawatan Kereta Api menutup jalur kereta api Yogyakarta-Kedungjati pada tahun 1976 berikut seluruh layanan dan stasiunnya termasuk stasiun Secang. __ Arsitektur stasiun ini memang terkesan tidak terlalu istimewa jika dibandingkan dengan stasiun-stasiun di kota besar. Bangunan terdiri dari ruang tunggu penumpang, ruang penjualan tiket, dan ruang kepala stasiun. Peron stasiun terletak di sebelah barat dan dahulu pernah terdapat kanopi namun kanopi tersebut sudah tidak ada lagi. Tegel-tegel kotak khas stasiun-stasiun lama juga masih dapat dijumpai di sini. Kemudian di sebelah utara stasiun, terdapat reruntuhan bangunan yang dahulu digunakan sebagai depo lokomotif.

 Stasiun Secang

Tidak jauh dari pertigaan Secang, Magelang terdapat sebuah bangunan kuno yang tersembunyi di antara perkampungan penduduk










Bangunan ini merekam bagaimana dahulu kereta api hilir mudik melintasi rel-rel kereta yang membentang dari Magelang-Ambarawa dan Magelang-Temanggung. Ya, bangunan ini tidak lain adalah bangunan Stasiun Secang.


__

Proyek pembangunan jalur kereta Magelang-Secang dilaksanakan oleh perusahaan kereta swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Pembangunan tersebut merupakan perpanjangan dari jalur kereta api Yogyakarta-Magelang yang sudah selesai dibangun pada tahun 1898. Saat itu, NIS memang sudah berencana untuk membuat jalur kereta yang menghubungkan Yogyakarta-Ambarawa, namun karena beberapa kondisi teknis maka pembangunannya dilakukan secara bertahap. Dari Magelang, pembangunan jalur kereta diteruskan lagi dan akhirnya jalur Magelang-Secang dibuka oleh NIS pada 15 Mei 1903.

__

Letak geografis Secang cukup strategis karena berada di persimpangan jalan Magelang, Ambarawa, dan Temanggung. Maka dari itu, NIS juga membuat jalur kereta menuju Ambarawa pada tahun 1905 dan Parakan pada tahun 1907. Kejayaan stasiun ini memudar saat memasuki tahun 1970-an. Ketika itu calon penumpang di stasiun ini menurun drastis karena kereta api saat itu berjalan sangat pelan dan sering terjadi kecelakaan karena rel kereta berada di pinggir jalan raya. Para penumpang lantas memilih menggunakan moda transportasi lainnya seperti bus, mobil pribadi, dll. Akhirnya Perusahaan Jawatan Kereta Api menutup jalur kereta api Yogyakarta-Kedungjati pada tahun 1976 berikut seluruh layanan dan stasiunnya termasuk stasiun Secang.

__

Arsitektur stasiun ini memang terkesan tidak terlalu istimewa jika dibandingkan dengan stasiun-stasiun di kota besar. Bangunan terdiri dari ruang tunggu penumpang, ruang penjualan tiket, dan ruang kepala stasiun. Peron stasiun terletak di sebelah barat dan dahulu pernah terdapat kanopi namun kanopi tersebut sudah tidak ada lagi. Tegel-tegel kotak khas stasiun-stasiun lama juga masih dapat dijumpai di sini. Kemudian di sebelah utara stasiun, terdapat reruntuhan bangunan yang dahulu digunakan sebagai depo lokomotif.

No comments:

Post a Comment