25 September 2022

Sejarah Magelang - Penjebar Semangat dan Mosvia

 MAJALAH ”PANJEBAR SEMANGAT" PERNAH DILARANG MASUK SEKOLAH MOSVIA MAGELANG

Oleh : Cahyono Edo Santosa

Majalah mingguan berbahasa Jawa, Panjebar Semangat, pada 4 September 1937 pernah menulis di halaman 5 mengenai keheranan redaksi mereka yang menerima banyak permintaan kiriman majalah yang datang dari para priyayi Binnenlands Bestuur (pejabat tingkat pemerintahan daerah) mulai dari jurutulis sampai wedana. Biasanya memang ada permintaan tapi tidak sebanyak saat itu sampai mereka kehabisan stok.

Mereka masih belum tahu penyebabnya, sampai saat seorang putri garwa priyayi Binnenlands Bestuur mengirim potongan berita dari surat kabar “Soeara Semarang”. Salah satu mitra juga mengirimi potongan berita dari surat kabar “Sit Tit Po” yang memuat berita yang sama persis, yang membuat jajaran redaksi jadi paham kenapa ada permintaan cetak yang banyak.

Isi berita di “Soeara Semarang” & “Sit Tit Po” adalah sebagai berikut :

,,PANJEBAR SEMANGAT" DAN SEKOLAH MOSVIA.

lnternaatshoofd melarang P. S. masoek sekolahan Mosvia.

Pembatja bangsa Djawa tentoenja tidak asing aken adanja soeat kabar minggoean “Panjebar Semangat” jang amat populair di kalangan peodoedoek Djawa, jang dikeloearken di bawah Directie Dr. Soetomo Soerabaja. Menoeroet penjelidikan jang kita lakoeken, maka ampir semoea boepati di Djawa Timoer berlangganan pada soerat kabar terseboet.

Kita toelisken jang di atas ini agak pandjang sedikit, kerna aneh sekali di mana seboeah soerat kabar jang digemari oleh kaoem boepati, sekarang dilarang oleh lnternaatshoofd Mosvia Magelang, sesoedahnja minta advies kepada goeroe dalem bahasa Djawa pada sekolah terseboet.

Di sini kita tidak dapet mengataken siapa jang koerang pengetaoeannja tentang isinja soerat kabar minggoean tadi, entah internaatshoofd, entah inlandsch onderwijzer tadi, aken tetapi djikaloe Mosvia melarang moerid-moeridnja membatja soerat kabar minggoean Panjebar Semangat, kerna katanja mengandoeng politiek, itoe dapet kita kataken saIah betoeI, sebab orang jang paham dalem bahasa Djawa setelah membatja isinja P.S. tentoe insjaf bahoea isinja sama sekali tida merah, bahkan mengandjoerken pembatjanja aken menetepken pikirannja, djangan sampe tersesat hidoepnja.

Kita harep sadja personeel Mosvia Magelang aken lekas insjaf.

Jadi karena dianggap bermuatan politik, lnternaatshoofd (Kepala Asrama) Mosvia Magelang melarang para siswanya untuk membaca Panjebar Semangat.

Imbas dari kejadian ini malah seakan menjadi promosi gratis untuk Panjebar Semangat, karena setelah kejadian tersebut malah semakin banyak priyayi yang membeli dan berlangganan.


📸 : Pelajar MOSVIA Magelang, ca. 1935 (Perbaikan kualitas dari koleksi pribadi Gusti Ayu Indirawati)



No comments:

Post a Comment