11 September 2022

Santri Songo Jipang - Sejarah Perguruan Sunan Kalijaga

 SANTRI SONGO JIPANG

Sejarah Perguron Sunan Kalijaga

Oleh : Temmy Setiawan

Pecinta Sejarah Cepu, bila kita berbicara tentang Perkembangan Islam di Kadipaten Jipang, kita pasti akan menengok tentang pergerakan syiar Islam yang dikawal Walisongo sehingga tercipta kerajaan Islam Demak di tahun 1478 Masehi dimana Raden Patah memimpin pemerintahan yang bercorak Islam dari 1478 sampai 1518 Masehi


Sebelum itu Islam diajarkan secara non pemerintahan, dan mulai disebar melalui Peguron - padepokan- Pondok yang menerima para santri yang secara langsung dididik oleh para Sunan dipertengahan tahun 1450 Masehi oleh Para Kerabat Sunan Ngampel dan Generasi Walisongo Awal. 


GENERASI EMAS PERTAMA DEMAK - JIPANG


Berbicara Tentang Peguron Jipang - Sunan Kalijaga yang berkaitan erat dengan Peguron Ngloram dengan Sunan Ngudung. Hal ini berkaitan erat dengan masa masa generasi Walisongo. 


Untuk lebih jelasnya kita akan menjelaskan tentang periode kelahiran para tokoh-tokoh didalamnya. 


Kelahiran dan Wafat : 


-Raden Patah      ( 1455 - 1518 )

-Sunan Bonang   ( 1445 - 1525 )

-Sunan Ngudung ( 1455 - 1524 ) 

-Sunan Kalijaga   ( 1455 - 1590 ) 


Sumber : Wilkipedia.


Dari Uraian diatas kita bisa belajar, bahwa tokoh tokoh diatas dimasa kelahiran yang hampir sama yaitu ditahun pertengahan 1550-an dan mempunyai kurun masa syiar yang hampir sama. Sehingga mereka bergerak menggunakan metode yang sama pula diawasi oleh Sunan Ngampel sebagai sesepuh pada waktu itu. 

Ini yang kita sebut Generasi emas pertama Demak. 


GENERASI EMAS KEDUA DEMAK - JIPANG


Selanjutnya untuk menggiring penggemar sejarah untuk mendalami tentang syiar dakwah Peguron Jipang, kita baru masuk di generasi emas yang kedua dimana ada tokoh tokoh yang bergerak menyebarkan Islam dalam pemerintahan Demak-Jipang


Kelahiran dan meninggal beliau:


-Pangeran Surowiyoto    1477 - 1521

 ( pangeran Sekar / Kinkin ) 

-Sultan Trenggono           1483 - 1556


Perguron di masa Raden Trengono mencapai masa puncak dengan disebarkan Ajaran Islam dengan semakin meluas hampir di-seluruh Nusantara dimana para Sunan dengan dewan Walisongo yang masih dalam posisi yang kuat.


GENERASI EMAS YANG KE TIGA DEMAK - JIPANG 


Sedang tokoh yang mashur yang kita kenal yaitu Sunan Kudus, Arya Penangsang, Sultan Hadiwijaya, Sunan Prawoto ... Mereka se usia / "sepantaran" kalau bahasa jawanya


Kelahiran dan meninggal beliau 


-Sunan Kudus         1505 - 1560

-Arya Penangsang 1505 - 1554?

-Sunan Prawoto.    1500 - 1549

-Sultan Hadiwijaya 1500 - 1582


Dari catatan generasi diatas, untuk membantu penggemar sejarah untuk bisa memahami bagaimana syiar Islam bergerak, termasuk di Kadipaten Jipang dari generasi ke generasi dan estafet kepemimpinan paguron didalamnya untuk tidak saling bertumpuk πŸ™


SUNAN KALIJAGA DAN SUNAN BONANG

Pemangku Blora - Bojonegoro


Disejarah Sunan Kalijaga disebutkan seiring waktu berjalan Kira –kira pada Tahun 1504 timbullah dua Kabupaten Islam yaitu Kabupaten Jipang  dan Waru yang sebelumnya masih menjadi kekuasaan Majapahit.


RADEN WIRABAYA DAN ADIPATI ANGGAKUSUMA


Sultan Demak (Raden Patah 1478-1518M) mengangkat orang kepercayaan yang selalu melayani beliau, Raden Wirabaya sebagai Adipati Jipang  dan bekas Senopati Anggakusuma sebagai Adipati Waru. Adapun dua Kabupaten tersebut diserahkan oleh Sultan Demak kedalam kekuasaan Sunan Bonang. Kemudian seiring waktu Sunan Bonang menyerahkan kedua Kabupaten tersebut kepada muridnya yaitu Sunan Kalijaga.


Dari catatan ini lah, kita mengetahui tentang wewenang Sunan Bonang yang menjadi pemangku wilayah pertama di dataran Jipang dan waru. 


Lebih jelasnya sudah kami share di artikel kami 

https://www.facebook.com/groups/3995202817166375/permalink/4710126365674013/


Pada Tahun 1527 dimasa pemerintahan Sultan Trenggono,  Sunan Kalijaga memperluas Kabupaten Waru ke arah Utara , Sementara itu Kabupaten Jipang  masih terus berdiri. 


Peran Sunan Kalijaga dalam menjaga dan menata wilayah di Jipang dan Rajegwesi dan Bowerno inilah maka banyak terdapat murid murid nya yang mengembangkan syiar Islam di tiga wilayah tersebut, dimana salah satu padepokan di Jipang sendiri nantinya diteruskan oleh pangeran Sekar sebagai Dipati Jipang lalu di lanjutkan ke Arya Penangsang anaknya. 


Padepokan yang disebarkan dimasa Periode Emas pertama ini lah, Sunan Kalijaga, Sunan Ngudung dan Sunan Bonang berbagi tugas mengemban syiar Islam tersebut sehingga kita bisa mengerti sepenuhnya adanya

-Padepokan Ngloram dengan Sunan Ngudung

-Padepokan Jipang dengan Sunan Kalijaga

-Padepokan Waru dengan Sunan Bonang


Yang semuanya bersambung nasab ilmu ke Sunan Ngampel / Raden Rohmad


Seperti yang dituliskan sebelumnya, MENGENAL SISI TASAWUF ARYA PENANGSANG  https://www.facebook.com/groups/3995202817166375/permalink/4180269051993083/


SUKSESI ADIPATI WIROBOYO JIPANG 


Kembali ke masa pemerintahan Raden Patah Demak, Tampuk Pemerintahan Pertama Adipati Jipang-Demak yang dipimpin Adipati Wiroboyo inilah paguron paguron berdiri dengan para sunan senantiasa secara bergilir datang dan mengajarkan tentang ajaran Islam yang ber- era 1478 -1521


Ketika Adipati Wiroboyo mangkat, maka Sultan Demak mengangkat putra nya , Pangeran Sekar/ Raden Kinkin sebagai Adipati Jipang sekitar 1500an, Raden Kinkin adalah Pangeran yang Gagah dengan semangat untuk mendalami ilmu agama yang tinggi usianya waktu itu sekitar 20-an tahun.  Dimana lima tahun berikutnya tahun 1505 Masehi, Gusti Arya Penangsang Lahir di kadipaten Jipang. 


PAGURON JIPANG 


Disaat kami berkunjung di Makam Santri Songo dengan bekal literasi yang minim, akhirnya kami bisa memahami bahwa keberadaan Padepokan/Paguron Jipang beriringan dengan berdirinya kadipaten itu sendiri. 


Ya.. padepokan/Paguron Jipang lebih tua dari Gusti Arya Penangsang sendiri dimana era beliau di era 1505 an. Sedang Paguron ini sekitar 1478 bersamaan berdirinya Kasultanan Demak era Raden Patah kakeknya dan Pangeran Sekar bapaknya. 


SUNAN KALIJAGA DENGAN JIPANG.


Keberadaan Sunan Bonang, Sunan Ngudung dan Sunan Kalijaga tidak bisa terlepas dari kadipaten Jipang. Hal ini lah kenapa ilmu sunan Kalijagan sampai sekarang tak terputus dan hilang di bumi jipang. Dan tidak dipungkiri keberadaan beliau pun senantiasa mewarnai baik di era

-Jipang Ing Jipang era Arya Penangsang

-Jipang Ing Panolan era Pangeran Benawa

dan dilanjutkan oleh para murid2nya dari generasi mataram sampai ke generasi sekarang.

 

KEMELUT JIPANG - DEMAK 


Keberadaan Santri Songo di kadipaten Jipang adalah suatu hal yang perlu di garis bawahi. Hal ini sangat berkaitan dengan mulai terjadinya hubungan yang renggang antara kadipaten Jipang dengan pemerintah Demak dimasa Sunan Prawoto tahun pemerintahan 1546-1549 Masehi ( Tiga tahun pemerintahan) 


Kejadian Geger Demak  terjadi setelah para sesepuh di generasi pertama dan ke dua banyak yang sudah meninggal. Yaitu Raden Patah, Sunan Bonang, Sunan Ngudung, Sultan Trenggono, Raden Kinkin. 


Tinggal pada masa itu Sunan Kalijaga yang sudah sepuh dan Sunan Kudus yang pada waktu itu masih berusia muda seusia Adipati jipang Raden Aria Penangsang.  Untuk lebih bijak, mohon maaf kami membatasi diri untuk tidak berbicara tentang suksesi kepemimpinan Demak. Kami akan fokus tentang keberadaan Santri Songo Jipang saja. πŸ™


SEJARAH SANTRI SONGO


Team sejarah Cepu, perlu waktu yang cukup lama untuk mengupas tentang siapakah santri songo ini. Kami mencoba menggali informasi sebanyak banyaknya dari berbagai pihak. Dan mengupayakan se-autentik mungkin dengan bersilaturahmi secara fisik maupun metafisik.


Sejarah Santri Songo itu sendiri sebenarnya adalah 'Aib' bagi Kerajaan Jipang pada waktu itu. Tapi bekal kepentingan sejarah, kami pun akhirnya menulis ini. Dari cerita masyarakat jipang yang kami peroleh bahwa terjadi kesalahpahaman antara para punggawa dalam men-sikapi paguron Jipang ini. 


Diceritakan, bahwa Paguron Jipang sesuai ajaran Kanjeng Sunan, menitik beratkan tentang pengajaran agama non politik. Banyak masyarakat yang belajar baik dari kalangan bangsawan, prajurit maupun masyarakat kebanyakan ikut belajar agama Islam. 


Perkembangan yang baik ini seiring semakin banyaknya murid-murid yang hadir meluas sampai diluar daerah, dimana paguron ini di ketua-i oleh kerabat bangsawan Jipang sendiri. Kehidupan yang damai selama kepemimpinan Sultan Trenggono menjadi Sultan Demak ke III selama 21-tahun pemerintahan nya, membuat pemerintah kadipaten Jipang sendiri juga ikut teratur dibawah kendali Adipatinya Arya Penangsang yang tumbuh dari remaja belia menjadi laki laki perkasa, berwibawa dan ber ilmu Agama yang mumpuni


Disaat Sunan Ngudung menggantikan Sunan Bonang menjadi Imam Masjid Demak  1520 Masehi, maka kegiatan dakwah di Jipang (Ngloran dan Jipang ) selanjutnya diserahkan- dilimpahkan ke Sunan Kalijaga. 


Kehidupan Pengajaran di Kadipaten Jipang yang awalnya damai akhirnya mau tidak mau terseret dalam suksesi dimana seakan-akan terpecah antara Sunan Kalijaga-Hadiwijaya dengan Sunan Kudus-Arya Penangsang.


Upaya Paguron Jipang adalah : segera mungkin mengeluarkan para santri dari luar daerah untuk sementara waktu dalam waktu tak terbatas keluar dari bumi jipang. Tinggal Kerabat bangsawan Jipang asli saja yang kurang lebih 13-15 orang tinggal, sedang penduduk asli datang disaat sore sampai mahrib.

 

Apa yang dilakukan dengan harapan keadaan menjadi tenang dan kondusif. 

Karena Paguron Jipang melarang murid murid nya untuk berpolitik ( hal yang sama yang dilakukan Sunan Ngudung di Ngloram - melarang kegiatan ketentaraan dilingkungan pondok Ngloram ) 


Intinya mereka berjuang dan mengupayakan tidak terjadinya peperangan dan membantu Jipang untuk utuh dan kuat kembali dengan jalan damai


INTRIK PARA PANGLIMA JIPANG


Patih Jipang pada waktu itu memerintahkan salah satu panglima untuk mengawasi / mengecek kegiatan Paguron Jipang. Kata kata "mengawasi" ini dimanfaatkan oleh sebagian para 'Soreng' yang tidak senang terhadap padepokan, lalu dirubah dari mengawasi menjadi "Serang"


Kurangnya Koordinasi yang baik ini, menjadi bencana buat Jipang itu sendiri. Perintah "Mengawasi-Mengecek"  ini di keluarkan jam 8 malam, lalu panglima mengumpulkan pasukan jam 12 malam. Sekitar jam 3 pagi dengan sekitar 150-an pasukan datang ke Paguron Jipang. Kejadian selanjutnya menjadi loss kontrol disaat ada seruan "serang" dari pimpinan pasukan tersebut

 

Seketika pertempuran pun terjadi. Di pagi pagi buta. Karena tidak adanya kesiapan tempur, akhirnya para santri yang sejatinya kerabat mereka sendiri mau tidak mau berjuang membela diri sekuat tenaga. Ya, ilmu Kanuragan digunakan. Dengan senjata seadanya, baik tombak, keris dan pedang digunakan untuk saling beradu kesaktian.  


Pimpinan Santri yang di tuakan cukup membuat kerepotan pasukan jipang. Saling lompat dari satu sisi ke satu sisi yang lain, membuat kekuatan yang utuh untuk saling mendukung satu dengan yang lain. Dari kira kira 13-15 santri, yang terdiri dari 11laki laki dan 4 perempuan mereka bertempur. 


Tinggal 9 santri yang ada ditempat sisanya melarikan diri ke hutan dalam keadaan terluka parah.  Dua kearah barat, dua kearah barat-laut dekat sekitar bekas masjid jipang. Karena kehabisan darah akibat luka lukanya yang parah, akhirnya mereka yang melarikan diri pun meninggal dunia. 


Sembilan Santri selanjutnya berjuang habis habisan dan satu persatu akhirnya gugur karena tidak sebanding dengan banyaknya pasukan dan kekuatan penyerang. 


Pimpinan Santri berupaya sekuat tenaga melindungi keluarganya. Dengan kemampuan kanuragan yang tinggi, dia mampu bertahan dan melindungi yang lain. Terakhir beliau melindungi adiknya yang paling kecil

Usia adiknya belum memasuki remaja terpaksa ikut berperang sebisanya dan akhirnya berdua meninggal kena sabetan pedang dan tusukan tombak. 


Makam santri yang paling kecil berada di barat sendiri. Makamnya di tumbuhi pohon mengkudu / Pace dan banyak terdapat botol parfum dan kemenyan bekas munajad doa. Aura kesedihan sangat terasa disana. Karena dia belum Akil balik, belum tahu kenapa terjadi peperangan dan kenapa terjadi pembunuhan


Sedang pimpinan Santri , posisinya di makam nomer tiga kalau dihitung dari sebelah timur. Ilmunya tinggi, beliau mampu melompat lompat tinggi dari dahan ke dahan , dari atap ke atap dengan ilmu meringankan tubuh yang paripurna serta tangannya menggenggam keris terhunus, sayang mereka tidak berkenan diketahui namanya. 


Kejadian pertempuran singkat, dimulai di pagi buta dan berakhir sekitar jam 7 pagi pertempuran usai, dengan terbunuhnya 9 sembilan santri di halaman padepokan. Tanpa peringatan, tanpa tanda tanda dan akhirnya mereka pun berperang mempertahankan "Kedamaian" yang diupayakan. Ya... Ajaran Kedamaian yang berhujung kematian. 


MENDUNG DI KADIPATEN JIPANG


Berita Porak-poranda nya Paguron Jipang yang disertai kematian para santri kerabat jipang ini membuat duka yang mendalam di kerajaan Jipang. Kekecewaan dan penyesalan sudah menjadi bubur. 


Para Santri selanjutnya makamkan dengan baik. Sampai sekarang terkenal menjadi MAKAM SANTRI SONGO JIPANG


Selanjutnya, tidak diketahui apakah hukuman dari kesalahan prosedur itu sendiri. Hal ini membuat Tumenggung Ronggo sebagai sesepuh kerabat jipang merintahkan Patih Metahun untuk lebih jeli lagi mengawasi pasukannya. 


Kelak, Tumenggung Ronggo dan Patih Metahun sebagai pengawal Gusti Aria Penangsang, membalas jasa jasanya dengan Bela Pati (sampai titik darah penghabisan) dalam peperangan yang benar benar terjadi di Kadipaten Jipang dengan kekalahan di pihak jipang pada tahun 1554 Masehi

____________________


Tercatat dalam sejarah: setelah meninggal nya Sunan Prawoto pada tahun 1549 M, dengan pemerintahan Sunan Prawoto selama tiga tahun ( 1546 - 1549 ) kasultanan Demak-Prawoto  yang berada di Pati lalu dipindahkan oleh Adipati Arya Penangsang ke Jipang. Demak-Jipang pemerintahan nya berlangsung selama lima tahun dari 1549 - 1554 Masehi.


Selanjutnya era Demak- Jipang berakhir ditahun 1554 , diganti era Sultan Hadiwijaya Pajang ( 1554 -1582 )  


KATA KATA PENGHIANAT YANG MELUKAI


Disaat team Sejarah Cepu datang ke Makam Santri Songo, embel embel penghianat / mata mata tersemat kepada mereka, baik itu dari cerita legenda yang beredar ataupun tulisan beberapa buku yang menceritakan sekilas tentang sejarah Santri Songo. Hal ini perlu pelurusan sejarah. Karena mereka sesungguhnya terseret dalam pusaran konflik. 

"Mereka.. para santri songo" meminta dengan sungguh sungguh untuk mencabut kata kata tersebut. 


"Penolakan akan kata kata mata mata atau penghianat" berbanding lurus dengan suasana makam yang menjadi wingit sedikit seram di area Makam Santri Songo.  Berubah menjadi bala' bila mana salah dalam menilai status para Santri Songo bila para Peziarah datang ke sana. 


Kata kata.....

MATA MATA PAJANG YANG DIBUNUH 

PENGHIANAT YANG DIBUNUH


Sungguh jauh dari cerita sesungguhnya. πŸ™


-Kalaulah mereka mata mata pajang, pastinya jenasah nya tidak akan diurus , tidak ditandai dan tidak dihormati.


-Kalaulah mereka Penghianat, pastinya mayat mereka dibuang di sungai Bengawan Solo sebagaimana para Penghianat yang lainnya

_____________


Mereka kerabat jipang yang ikhlas berjuang demi agamanya dan kata kata "SANTRI" sampai sekarang masih tersemat. Kemuliaan Santri ini lah yang masih terpelihara. Semoga setelah penulisan artikel ini, menjadi pengetahuan tambahan bagi masyarakat pecinta sejarah Cepu


Bilamana anda berkunjung ke Desa Jipang, hendaknya anda mampir dan berkunjung ke Santri Songo. Kirim Alfatihah buat mereka ya πŸ™


Wallahu alam bishowab

Semoga bermanfaat


Sumber :

- Pasinan-bjn desa id artikel 2016/8/26/sejarah-desa

- Ensiklopedia Blora -  2012

- Makam Santri Songo - Blora Info 

- Arya Penangsang Of Story


__________________________


Pemerhati Sejarah Dan Budaya

Temmy Setiawan









No comments:

Post a Comment