19 September 2022

Keris

 TIDAK SELALU KERIS JAWA DIPAKAI DIBELAKANG YA...


Ini salah satu varian pemakaian keris Jawa. 

Jadi bisa di belakang, pinggir samping (kanan atau kiri) dan bisa juga di depan (biasanya oleh ulama atau saat perang). Nama gaya pemakaian keris disamping kanan (seperti foto) disebut Kempitan Kiwa (Solo) atau Nganggar (Yogya).

.

Walau sejak Amangkurat II pesisir telah mulai digadaikan kepada VOC dan pelan2 wilayah lain dijadikan gupernemen, puncaknya setelah Perang Jawa 1830. Tetapi secara budaya, wilayah2 ini tetap mengacu kepada gagrag Mataraman. 

.

Wilayah gubernemen maksudnya adalah langsung dibawah kolonial, keluar dari Vorstenlanden.

.

Modelnya mirip seperti kerajaan di pusat Mataram, dimana dipilih oleh belanda seorang bupati (biasanya ada darah kerabat Mataram dari Kraton Mataram) dan dibuatkan joglo menyerupai istana dg alun2 dan masjid dan pasar (ditengah kota) persis seperti pola di kutanegara Mataram.

.

Bupati akan diwariskan secara turun temurun ke anak cucu. Dan harus tunduk kepada Residen Belanda yg mengepalai residensi yang bersangkutan.

.

Secara defacto lepas dari mataram tapi justru jatuh pada kolonial secara langsung.

.

Bekas mataram masih terlihat pada spektrum bahasa dan budaya, meskipun sudah berada di luar wilayah Yogya dan Solo.

.

Foto2 berasal dari tahun 1862, saat itu semua udeng/iket bentuknya mayoritas serupa itu, baik di Solo, Yogya maupun wilayah lain di Jawa Tengah dan Timur. Pakaiannya disebut atela, bentuk ini sangat khas dimana bagian tengahnya sengaja tidak dikancingkan (njebebeh).


Pic : Woodbury/KITLV





No comments:

Post a Comment