14 September 2022

Mayor Jenderal Soengkono

 Jenderal Mayor Soengkono.

Komandan Divisi VI Narotama 

(Karesidenan Surabaya, Kediri dan Madura).


Sosok yang tenang, kalem, bicaranya pelan sangat jarang sekali berbicara keras atau membentak, pendiam namun tegas.

Komandan batalyon atau resimen yang sok jago, kekoboy - koboyan, jika berhadapan dengan beliau langsung "kutuk",, ilang tajin'e.


Pada suatu rapat di Wringin Anom beserta para komandan Batalyon tiba tiba ada serangan mortir, semuanya pada semburan lari menyelamatkan diri, setelah serangan itu selesai mereka kembali ke tempat rapat dan mendapati pak Soengkono masih ditempat, tiba tiba beliau nyeletuk "Wong sedang rapat kok pada lari" dan semua melihat meja yang digunakan rapat rusak terkena hantaman mortir.


Pada tanggal 30 November 1946 terjadi penentuan garis demarkasi antara militer Belanda dengan militer Indonesia sebagai upaya kesepakatan pada perjanjian Linggarjati 15 November 1946. Delegasi Indonesia terdiri Kepala Staf T.R.I Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo, Menteri Pertahanan Amir Sjarifoeddin, Komandan Divisi VI Narotama Jenderal Mayor Soengkono dan juru bahasa Kapten Gadio Atmosantoso, Delegasi Belanda itu antara lain terdiri dari Kepala Staf Umum Mayjen D. Buurman van Vreeden, Mayjen Marinir M.R.  de Bruijne dan Direktur Umum P.J.A. Idenburg. 


Saat jeda perundingan sang Komandan Divisi berusia 35 tahun ini menyalakan rokok guna mencairkan suasana,, "Sak rokoka'an,, sak rokoka'an disik",,,



No comments:

Post a Comment