01 July 2020

TENTANG SEJARAH MAGELANG - TENTANG PERKEMBANGAN KOTTA

TENTANG PERKEMBANGAN KOTTA
Kota bukan ciptaan dari satu generasi, namun ia terus tumbuh dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Ia adalah proses interaksi antar generasi yang merentang selama berpuluh atau bahkan beratus tahun. Dalam pengalaman sejarah, kota tidak tumbuh menuju suatu sistem tertentu milik satu generasi tertentu yang dianggap lebih unggul. Namun, ide dari satu generasi ‘tumbuh dan mati’ dibagian suatu kota. Sementara ide dari generasi berikutnya ‘tumbuh dan mati’ dibagian lain kota. Jadi kota merupakan kolase - kolase sejarah yang saling mengisi dan melengkapi dan hendaknya tidak saling menegasi.
Transformasi yang bersifat patologis (merusak) kemudian banyak terjadi di kota - kota yang secara ekonomi sedang “naik daun” atau kota - kota yang secara sadar merubah wajah kotanya agar terlihat lebih modern demi mengejar ketertinggalan dari kota yang lebih dulu maju. Terkadang, cara yang ditempuh untuk mengakomodasi kepentingan - kepentingan itu adalah dengan cara melumat bangunan tua nya yang sudah ada sejak beberapa generasi. Menghilangkan bangunan - bangunan tua di sebuah kota seperti layaknya memutus ingatan kolektif antar generasi dan membunuh jati diri kota itu sendiri. Kota yang sudah kehilangan bangunan - bangunan tuanya layaknya manusia yang sudah kehilangan karakter, mengarus kemana zaman bergerak terombang - ambing dalam ketidak jelasan cita - cita semu.
- Chandra Gusta Wisnuwardana -
Foto : Kawasan Tua Poncol, Magelang

Tentang Keindahan dan Tata Kota a la Ir. Herman Thomas Karsten
Masalah keindahan kota bukan hal yang sepele bagi arsitek sekelas Ir. Herman Thomas Karsten. Pria yang sudah banyak malang melintang berkarya di tanah Hindia ini tidak mau main - main dalam hal yang satu ini. Menurutnya keindahan kota bukan merupakan perhiasan kota yang ditambahkan oleh manusia. Ia harus mengalir dengan sendirinya dari penanganan secaa keseluruhan dan terlihat dari bagian detail - detailnya.

No comments:

Post a Comment