18 August 2022

Kerajaan Suppa

 KERAJAAN SUPPA


Kerajaan Suppa secara astronomi berada pada titik koordinat 03 55"26.40" LS, 11933'59.11" BT. Christian Pelras menggambarkan peran penting Suppa pada abad ke-16 Masehi, menyangkut jazirah selatan Sulawesi. Ia menjelaskan bahwa perdagangan di Siang dan Suppa telah berkembang dengan pesat jauh sebelum Makassar muncul, bahkan kerajaan Gowa dan Tallo pernah berada dalam kekuasaan Siang. Nama Siang (Sciom atau Ciom) pertama kali muncul pada sumber Eropa dalam sebuah peta Portugis yang bertarikh 1540 (Pelras, 1973: 53). Dalam mitologi lagaligo diceritakan bahwa Suppa adalah sebuah kerajaan besar, sangat penting di pantai barat yang berhadapan dengan selat Makassar. Oleh karena itu ada kemungkinan bahwa persekutuan lima Ajatappareang dapat terbentuk karena adanya prakarsa dari Suppa (Amir, 2013: 52).


Berikut ini jenis temuan arkeologis di wilayah kerajaan Suppa.


1. Makam pra-Islam, diwilayah kerajaan Suppa berupa pemakaman dari wadah tempayan (kremasi) cukup banyak dan tersebar diberbagai tempat antara lain di situs Makkarawie termasuk dalam wilayah Dusun Lekessi Kelurahan Watang Suppa Kecamatan Suppa, situs Langkanange berada dalam wilayah administrasi Dusun Bela-Belawae Desa Polewali Kacematan Suppa, situs Bulu Tanae (Garessi) berada dalam wilayah administrasi Dusun Garessi Desa Lautang Salo, situs Perengki, situs ini berada dalam wilayah Dusun Perengki Desa Tasiwalie Kecamatan Suppa. Ditempat-tempat tersebut ditemukan fragmen tulang manusia yang sudah terbakar dan berasosiasi dengan fragmen keramik dan gerabah, yang terlihat pada pinggir lubang galian ilegal yang dilakukan oleh masyarakat. Selain makam berupa wadah tempayan di situs Langkanange juga ditemukan makam yang orientasinya timur-barat, memiliki nisan menhir dan makam ini masih dikeramatkan oleh mayarakat.


2. Makam pada masa Islam terdapat di situs Jerae, situs ini merupakan kompleks

makam raja-raja Suppa, didalam kompleks makam Jerae terdapat makam Wali

Suppa, Arung Pone Besse Kajuara dan Datu Suppa XX bernama Tenri Awaru.

Pada makam Jarae memperlihatkan nisan Islam dengan tipe Aceh, hulu keris,

pallus berbentuk selinder, gada polos, dan nisan pipih. Hampir semua makam

yang teridentifikasi memiliki motif jirat sulur daun, hiasan medalion




No comments:

Post a Comment