05 August 2019

Tentang Sejarah Magelang - PERJUANGAN RAKYAT ERA 1945-1949 KALIANGKRIK

MAGELANG TEMPO DOELOE:
PERJUANGAN RAKYAT ERA 1945-1949
KALIANGKRIK #3
d. DESA INDROKILO.
Hasil wawancara dengan Kepala desa Indrokilo, Bpk Kusnodimedjo tgl. 9 - 5 - 1974, jam 13.30.
1. Pemerintahan Sipil di Dk. Genting, kira 1 bulan, yaitu Bpk. Wedono Bandongan Wasir, Camat Kaliangkrik Kusumoatmodjo, Patih Soemarsono di Krajan Indrokilo kurang lebih 6 hari di sekitar bulan April 1949.
2. Pemerintahan Militer di Genting di bawah Komando Bpk. Let. Padmosudjono dengan 12 stafnya selama + 35 hari.
3. T.N.I./Pejuang datang tgl. 8 Januari 1949.
a. Letlu Dulhadi I kompi, 1 pelton Ramelan. I pelton Sentot dan 1 pelton Dullah kesemuanya di Krajan Indiokilo tiap rumah 10 orang selama 3 bulan.
b. Letda Katamso 1 pelton di Genting + 2 bulan
kira" bl. 2 s/d 4 th. 1949.
c. Letnan Padmo 1 pelton (bag. senjata berat) di Dk. Punggulsari, 35 hari terus ke Wonosobo
d. Kap. Burhani 1 kompi kira bulan Mei 1949.
terus pindah ke Balekerto (Sukadadi).
e. T.P. dibawah Pak Soemarno 1 pelton.
f. Kepolisian di bawah pak Dariyo 18 orang
hanya 1 minggu terus ke Wonosobo. datang tgl. 21 - 12 - '48, ada seorang terluka karena terkena tembakan serangan udara 22 - 12 - 1948.
4. Kejadian"/korban
Selama pendudukan Belanda di Magelang tidak pernah terjadi pertempuran di Indrokilo.
Patroli Belanda di Indrokilo 3 kali tapi tak pernah terjadi apa”. Selama/ketika pendudukan, anggauta Hizbullah yang
berasal dari Indrokilo gugur dua orang di Majaksingi Borobudur : Mulud dan Sayuti.
Sersan Kemo, yang bermarkas di Indrokilo, gugur di Dk. Yono, Maduretno dalam suatu pencegatan terhadap patroli Belanda dalam bulan Maret atau April
KORBAN' : rakyat 4 orang. 1 Zaenodin, 2. Yarkoni. 3 dan 4 lupa namanya. Keluarga Martosudarmo 7 orang, yang lima meninggal karena kejugrugan tanah (lagrag) waktu bersembunyi, ketika ada serangan udara, yang selamat 2 anak kecil, yang sedang kembali dirumah mengambil tikar.
c. DESA MADURETNO.
Hasil wawancara dengan Kepala desa Bpk. Tronghartono, tgl. 9 Mei 1974 jam 15.30..
1. Bpk. Gubernur Jateng pernah 1 hari di Maduretno
dari Banjarejo dan terus ke Butuh Temanggung bersama menantunya dan dikawal Bpk.Susalip.
2. Kejadian/korban.,
Gugurnya sersan Kemo di Sinumbuk kira2 bulan Maret 1949 atau April 1949 adalah sbb.:
Waktu ada patroli Belanda dari Girirejo ke Dk.
Wates Manglek lewat Junjungan di jembatan Sungai Kanci, Manglek, Banjarjo, ditembaki T.N.I. dari Junjungan oleh anak buah Bpk. Dulhadi, Peleton Ramelan. Belanda mengejar dari dua jurusan sebagian lewat Bojong, Banjarjo; sebagian lewat Junjungan ke
Maduretno. Anak - buah Pk. Kemo terjepit, karena tergunting dan berusaha melarikan diri ke Indrokilo, anak buahnya dapat lolos, tetapi sersan Kemo ditembak mati disawah Semintuk. Selain sersan Kemo, seorang penduduk Dk. Wates bernama Sudjono juga
tertembak mati.
Pada patroli kira2 bl. Januari 1949 dari arah Selomoyo menembak seorang yang sedang bertugas jaga di Jono bernama Dasmuri.
Seorang Hizbullah dk. Wates, Maduretno ditembak Belanda di Kaliangkrik bernama Burhani, yang ditangkap bersama Syaroni yang berasal melarikan diri.
Gugurnya Letnan Wakisdi + bl. Mei 1949. Pak Kisdi bersama anak buahnya 1 regu. Belanda dari Kelegen, Banjarjo, Manglek dan mengepung Junjungan jam 07.00 terus menembaki rumah tempat peristirahatan Pak Kisdi. Anak buahnya berhasil lolos tapi pk. Kisdi di sawah wilayah Maduretno kena tembakan dan gugur.
3. Markas pertahanan di Maduretno di dk. Wates :
a. Anak buah Letnan Ramelan 24 orang.
b. T.P. dibawah pimpinan Sdr. Sumarno.
(Bersambung)
https://www.facebook.com/bagus.priyana/posts/2691665950845092

No comments:

Post a Comment