09 April 2019

Tentang Sejarah Magelang - Kolam Renang Pisangan dan AMN

Kota Magelang itu sepi dan kecil.
Itu sebabnya arena hiburan juga sangat terbatas.
Tapi karena Magelang kota kecil dan masyarakatnya juga terbatas maka setiap hiburan walaupun kecil disambut dengan semangat.
Itu sebabnya setiap ada pasar malam pasti ramenya bukan main.
Berolahraga juga suatu hiburan.
Itu sebabnya kolam renang Pisangan sangat ramai dikunjungi pada hari hari libur.
Kolam renang Pisangan biasanya saya kunjungi ramai-2 bersama teman dengan berjalan kaki.
Letaknya jauh keluar kota arah ke Kopeng, menurut ukuran anak kecil seperti saya cukup jauh.
Ketika saya tinggal di Magelang sudah ada kolam renang khusus untuk taruna AMN. Lebih bagus dan lebih besar dari kolam renang lama.
Kami tidak berani masuk kesitu sebab pasti dibentak oleh penjaganya.
Pisangan memang hanya ramai pada hari libur. Tapi pada hari2 biasa saya bisa juga mengunjunginya nebeng siswa2 perawat RST yang biasanya berenang disana tiap Kamis sore.
Sebelum jam 3 sore saya dan beberapa teman sudah berkumpul di pool mobil RST dimana truk untuk membawa siswa2 itu diparkir. Kami sudah naik diatas truk itu sebelum siswa2 perawat datang agar terangkut.
Melihat kami mereka tak pernah hirau. Mungkin mereka pikir kami hanya anak2 kecil.
Diperjalanan menuju ke Pisangan ketika mereka ber-teriak2 gembira kami juga ikut2an berteriak sambil tangan me-lambai2.
Kami memang tinggal di komplek RST. Itu sebabnya mereka mengenal kami.
Siswa2 perawat itu memang beraneka ragam sebab mereka datang dari berbagai tempat di Indonesia.
Kolam renang Pisangan berhawa sangat sejuk. Bahkan cenderung dingin. Itu sebabnya ketika kami be-renang2 sering terasa mau kencing.
Tapi karena malas untuk pergi ke WC biasanya sambil berenang kami sekalian juga kencing bila rasa itu datang. Sementara kencing air disekitar paha terasa hangat.
Nyaman sekali....
Masalah yang sering kami hadapi saat itu ialah rasa lapar. Sebab biasanya sehabis berenang rasa lapar itu datang.
Kami tidak punya uang. Dan orangtua juga tidak memberi uang jajan.
Entah kekuatan darimana kami bisa menahan lapar sampai kami tiba kembali dirumah. Padahal itu harus kami tempuh dengan berjalan kaki yang jauh.
Tak lama kemudian dibuka sebuah kolam renang baru di Payaman .Lebih besar tapi tetap jauh jaraknya dari rumah.
Cuma yang tidak saya suka kolam renang ini berlumut didasarnya. Pernah seseorang meninggal karena terlilit lumut yang tebal itu .
Demikianlah hiburan dikota Magelang adalah hal2 kecil seperti itu.
Kolam renang, taman, Alun2, pasar malam adalah tempat orang menghibur hati.
Kota yang kecil, orang2 yang sederhana dengan jalan pikiran yang sederhana adalah gambaran kota Magelang saat itu.
Rasanya ingin waktu kembali kemasa damai saat itu.

No comments:

Post a Comment