04 April 2022

Sejarah Magelang - de passar malem te magelang 1925

 

DE PASSAR MALEM TE MAGELANG 1925 

Oleh : Chandra Gustav Wisnuwardhana


Jika ditilik dari sejarahnya, kemeriahan Passar Malem di wilayah Kotta Magelang mulai kian populer pasca keberhasilan pemerintah lokal Karesidenan Kedu dan Kota/Kabupaten Magelang dalam melangsungkan Gewestelijke Tentoonsteling pada 1924. Pembangunan Water toren dan water fontein ditengah aloon-aloon kian membuat kawasan jantung pemerintahan Magalang ini menjadi semakin modern dan meriah. Terlebih lagi kesuksesan ANIEM dalam menyalurkan listrik (electrificatie) di pusat kota yang sudah berlangsung setidaknya sejak bulan Maret tahun itu. Sudah barang tentu, hal tersebut membuat malam - malam langit kota menjadi tidak temaram lagi. Pasar yang lazimnya hanya ramai pada pagi dan siang, kini juga bisa dinikmati pada malam hari. Salah satu pasar malam pertama yang dilakukan pasca elektrifikasi dan penataan kota pada dekade 1920an di Gemeente Magelang adalah Pasar Malam yang dilangsungkan pada September 1925.


Berdasarkan surat kabar de Locomotief edisi 17 Agustus 1925, pelaksanaan Passer Malem ini sudah mulai dibahas sejak akhir bulan Agustus sebagai respons atas terjadinya bencana angin puting beliung (cycloonramp/stormramp) yang melanda negeri induk, Belanda sekitar awal bulan tersebut. Residen Kedu saat itu, M.B. van der Jagt kemudian meminta Gewestelijke Comitte (Panitia Lokal) untuk bisa membuat acara pengumpulan amal dan donasi bagi korban bencana di Belanda tersebut. Penggalangan dana bantuan direncanakan akan digabung dengan acara Pasar Malem yang akan berlangsung selama sepekan dalam rangka memeriahkan hari lomba pacuan kuda yang diadakan oleh Magelangsche Wedloopsocietieit.


Pasar Malam sendiri akhirnya baru berhasil terlaksana dan dibuka secara resmi hari pada Minggu, 20 September 1925. Menurut surat kabar de Locomotief edisi 21 September 1925, acara pembukaan Passar Malem ini dihadiri oleh Residen Kedu, van der Jagt dan Komandan Tangsi Militer, Jendral Sachse serta dibuka dengan sambutan dari kepala pemerintahan lokal (Hoofd van Plaatselijke Bestuur), Tuan van Slangen pada pukul 10.30 pagi di tenda Restaurant Yap yang berdiri disebelah Barat aloon-aloon. Berdasarkan keterangan yang disampaikannya, Pasar Malem tahun 1925 ini merupakan ajang pameran skala kecil (kleine tentoonstelling) dan juga dibarengkan dengan pekan pacuan kuda yang diselenggarakan oleh Paguyuban Balap Kuda Magelang (Magelangsche Wedloopsocieteit). Dana yang berhasil dikumpulkan dalam acara pasar malam ini akan digunakan untuk membangun rumah kaca dan juga sumbangan bagi korban bencana angin puting beliung di Belanda. Acara pasar malam resmi dibuka pada pukul 11.30 siang dengan alunan musik dari resimen musik militer yang kemudian dilanjutkan dengan tur keliling arena pasar malam dan makan siang. 


Hal yang cukup menarik dalam perhelatan Passar Malem 1925 ini adalah keberadaan pihak tangsi militer juga turut membuka tenda jualan. Pihak militer membuka stand makanan dengan menjual sup kacang polong (erwtensoup) - bisa jadi sup senerek yang menjadi salah satu cikal bakal dan makan khas Magelang - seharga f 0,40 dan juga frankfurter, semacam sosis daging Jerman seharga f 0,30.


Ramainya acara Passar Malem tahun 1925 ini sudah barang tentu menarik perhatian para pencopet yang lihai memanfaatkan situasi. Berdasarkan laporan surat kabar de Locomotief edisi 24 September 1925 disebutkan, 3 hari pasca dibukanya pasar malam, sudah terjadi kurang lebih sebanyak dua kali tindak pencopetan dan penjambretan dimana dompet dengan uang tunai sebesar f 1000 raib dikantong mantel seorang pengunjung serta tas perak beserta isinya milik seorang perempuan yang dijambret ketika sedang melihat-lihat pameran. 


Foto berikut ini adalah salah satu dokumentasi  terbaik yang bisa menggambarkan situasi pembukaan Passar Malam Magelang tahun 1925 di Restaurant Yap. Foto ini diperkirakan diambil ketika acara pembukaan sedang berlangsung sekitar pukul 10.30 - 11.30 pada 20 September 1925. 


- Chandra Gusta Wisnuwardana -


*foto koleksi pribadi

No comments:

Post a Comment