19 March 2020

Tentang Sejarah Magelang - Sejarah Sepakbola Magelang

INDONESISCHE VOETBAL BOND MAGELANG (IVBM) : Sumbangsih Klub Magelang dalam Perjuangan Sepak Bola Kebangsaan
“Selama PSSI menjadi bagian dari pergerakan Indonesia, seperti biasapun mendapat rintangan dalam perjalanannya.”
Itulah kutipan pidato Ir. Soeratin Sosrosoegondo dalam peringatan hari jadi Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) di ruangan gedung Hadiprojo, Solo, pada 3 Juni 1938. Tepat sewindu sudah organisasi olahraga bercorak kebangsaan ini hadir di dunia persepakbolaan Hindia Belanda menentang hegemoni dan diskriminasi Perserikatan Sepak Bola Hindia Belanda - Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB).
Hari itu, Sabtu, 19 April 1930, dibawah pengawasan agen intel polisi politik (PID), organisasi PSSI yang diketuai Ir. Soeratin berdiri. Dilatarbelakangi oleh kekecewaan atas tindakan NIVB yang menolak ajakan pertandingan persahabatan dalam rangka pengumpulan amal, Ir. Soeratin bersama rekan - rekannya kemudian mengumpulkan perserikatan sepak bola yang ada di Jawa untuk membahas masalah itu.
17 orang perwakilan dari 7 perserikatan sepak bola (bonden) yang bisa datang memenuhi undangan Ir. Soeratin diantaranya adalah VIJ Batavia, BIVB Bandung, MVB Madiun, SIVB Surakarta, PSM Yogyakarta dan IVBM Magelang. Dalam acara konferensi yang hanya berlangsung selama kurang lebih 3 jam itu, sebuah organisasi perjuangan di bidang olah raga sepak bola di Indonesia terlahir. Dan saat itu IVBM diwakili oleh E.A Mangindaan, seorang siswa sekolah calon guru yang juga adalah kapten kesebelasan Hoogere Kweekschool (HKS) Magelang. Di malam itu juga, E.A Mangindaan dipilih menjadi salah satu komisaris PSSI bersama dengan 5 orang perwakilan bond lainnya.
Indonesische Voetbal Bond Magelang atau IVBM sendiri adalah perkumpulan dari empat klub sepak bola yaitu Persatuan Sepak Bola MOSVIA (Middlebare Opleiding School voor Indlandsce Ambtenaren - Sekolah Pegawai Pangreh Praja), HKS (Hoogere Kweekschool - Sekolah Calon Guru), Perkumpulan Sepak Bola Among Rogo yang didominasi masyarakat umum, dan Klub Sepakbola Stramvogels - sebuah klub sepak bola Belanda lokal yang mengambil nama sama dengan kesebelasan di negeri Belanda - yang mau ikut bersama - sama bergabung dengan perserikatan bumiputra. IVBM sendiri diinisiasi oleh seorang tokoh sepak bola lokal bernama Wihardjo yang menyatukan klub - klub tersebut.
Mengenai tanggal berdirinya IVBM sendiri, masih terdapat beberpa versi sumber yang beredar luas. Menurut situs rsssf.com yang berhasil penulis temukan, IVBM didirikan pada 15 Maret 1919. Pada beberpa versi lain seperti dalam buku 365++ Fakta Sepak Bola menyebutkan IVBM atau Persatuan Sepak Bola Magelang (PERSEMA) berdiri pada tahun 1925 dan dalam versi lainnya lagi di tahun 1925 IVBM merubah namanya menjadi PSSM.
Namun yang pasti sudah ada beberapa klub sepak bola di Magelang yang jauh lebih lama berdiri sebelum asosiasi IVBM. Kebanyakan klub - klub sepak bola tersebut berasal dari kalangan militer, instansi - instansi pemerintah serta swasta dan juga sekolah - sekolah di bawah liga asuhan Magelangschen Voetbalbond.
Sebut saja kalangan militer memiliki klub sepak bola yang cukup ternama seperti, Hercules, Velocitas, Ajax van Magelang, dan Minhassa (milik orang - orang htangsi dari Sulawesi Utara) yang menurut surat kabar Het Niews van den dag voor Nederlandsch Indieoterbitan 28 Mei 1917 sudah mengikuti kompetisi Festival Olahraga (Sportfasten) yang diselenggarakan pihak garnisun Magelang. Namun, tim sepak bola yang tertua di Magelang yang berhasil penulis temukan dalam majalah olahraga de revue der sporten yang terbit tahun 1911 adalah tim sepak bola militer yang terdiri dari orang - orang Ambon bernama “de Zwaluen” atau Burung Lalang (Sriti) yang berdiri tahun 1906.
Selain itu, instansi pemerintah seperti ANIEM (Perusahaan Listrik Negara) dan Roode Kruis (Palang Merah) serta sekolah - sekolah milik pemerintah setingkat menengah atas yang memiliki siswa usia 20an juga memiliki klub sepak bolanya sendiri, seperti MOSVIA Magelang dan HKS Magelang.
Dengan seiring berjalannya waktu, klub bentukan masyarakat umum bumiputra pun mulai hadir, seperti Among Rogo, Kramat (Olah Saliro) dan Bintang Timoer. Tak mau ketinggalan, klub buatan warga peranakan Tiong Hoa Magelang, Chung Hua, dikemudian hari juga turut memeriahkan kancah persepakbolaan di Magelang.
Bagaimanakah atmosfer dunia persepakbolaan Magelang di masa kolonial dulu? tunggu kelanjutanya
Bersambung...
- Chandra Gusta Wisnuwardana -

No comments:

Post a Comment