04 August 2025

Omar Dhani Diamankan ke Phnom-Penh Beberapa minggu pasca kudeta berdarah Gestapu/PKI masih terjadi ketegangan antar angkatan, khususnya pasukan komandonya. Untuk meredam ketegangan tersebut pak Harto memerlukan untuk menjauhkan Menpangau Marsekal Omar Dhani ke Phnom-Penh. Marsekal Madya purnawirawan Budiardjo menceritakan kisah menarik tentang Omar Dhani pasca meletusnya kudeta Gestapu/PKI dalam bukunya "Siapa Sudi Saya Dongengi". Suatu hari pak Harto mengirim sepucuk surat kepada saya untuk menitipkan Omar Dhani di Pnom-Penh, tempat pak Budiardjo bertugas sebagai Duta Besar. Dengan sebuah pesawat Hercules keluarga Omar Dhani beserta pembantu diboyong ke Phnom-Pehn pada tanggal 19 Oktober 1965. Omar Dhani diberhentikan dari jabatan Menpangau, tapi tetap diangkat sebagai Menteri Panglima Komando Pelaksana Proyek Industri Penerbangan (KOPELAPIP). Pengganti Omar Dhani adalah Sri Mulyono Herlambang. Untuk jabatan barunya tersebut Omar Dhani diizinkan pergi ke Belanda untuk berunding dengan perusahaan Fokker. Pulangnya singgah di Phnom-Pehn. Omar Dhani tidak tahu persis apa yang terjadi dengan dirinya. Dia pikir dia mau menggantikan pak Budiardjo sebagai dubes di Kamboja. Padahal dia sedang "diamankan". Untuk mengawasinya dikirim dari Jakarta misalnya Nicklany, Ngaeran, Willy Pesik, bahkan juga Ali Murtopo. Dengan tinggalnya Omar Dhani bersama keluarga Budiardjo tentu tidak mudah bagi keluarga kedua belah pihak. Setelah sekitar lima bulan tinggal bersama keluarga Budiardjo di Phno-Phen, Omar Dhani memutuskan pulang ke tanah air. Sebelumnya pak Budiardjo pergi ke Jakarta untuk mengkoordinasikan segala sesuatunya. Pak Budiardjo juga melaporkan hal tersebut kepada Bung Karno. Ketika mengetahui Omar Dhani akan pulang ke Indonesia, Bung Karno dengan keras melarang. Setengah berteriak Bung Karno mmengatakan, "Jangan, jangan boleh dia pulang". Kemudian Bung bergegas ke kamarnya, tidak ke luar lagi. Sebelum berangkat ibu Omar Dhani masih belum tahu bahwa suaminya sesampai di Jakarta akan ditahan. Dia masih sibuk mengurus bunga-bunga yang mau dia bawa ke Jakarta.

 Omar Dhani Diamankan ke Phnom-Penh


Beberapa minggu pasca kudeta berdarah Gestapu/PKI masih terjadi ketegangan antar angkatan, khususnya pasukan komandonya. Untuk meredam ketegangan tersebut pak Harto memerlukan untuk menjauhkan Menpangau Marsekal Omar Dhani ke Phnom-Penh. Marsekal Madya purnawirawan Budiardjo menceritakan kisah menarik tentang Omar Dhani pasca meletusnya kudeta Gestapu/PKI dalam bukunya "Siapa Sudi Saya Dongengi".


Suatu hari pak Harto mengirim sepucuk surat kepada saya untuk menitipkan Omar Dhani di Pnom-Penh, tempat pak Budiardjo bertugas sebagai Duta Besar. Dengan sebuah pesawat Hercules keluarga Omar Dhani beserta pembantu diboyong ke Phnom-Pehn pada tanggal 19 Oktober 1965. Omar Dhani diberhentikan dari jabatan Menpangau, tapi tetap diangkat sebagai Menteri Panglima Komando Pelaksana Proyek Industri Penerbangan (KOPELAPIP). Pengganti Omar Dhani adalah Sri Mulyono Herlambang. 



Untuk jabatan barunya tersebut Omar Dhani diizinkan pergi ke Belanda untuk berunding dengan perusahaan Fokker. Pulangnya singgah di Phnom-Pehn. 


Omar Dhani tidak tahu persis apa yang terjadi dengan dirinya. Dia pikir dia mau menggantikan pak Budiardjo sebagai dubes di Kamboja. Padahal dia sedang "diamankan". Untuk mengawasinya dikirim dari Jakarta misalnya Nicklany, Ngaeran, Willy Pesik, bahkan juga Ali Murtopo. Dengan tinggalnya Omar Dhani bersama keluarga Budiardjo tentu tidak mudah bagi keluarga kedua belah pihak.


Setelah sekitar lima bulan tinggal bersama keluarga Budiardjo di Phno-Phen, Omar Dhani memutuskan pulang ke tanah air. Sebelumnya pak Budiardjo pergi ke Jakarta untuk mengkoordinasikan segala sesuatunya. Pak Budiardjo juga melaporkan hal tersebut kepada Bung Karno. 


Ketika mengetahui Omar Dhani akan pulang ke Indonesia, Bung Karno dengan keras melarang. Setengah berteriak Bung Karno mmengatakan, "Jangan, jangan boleh dia pulang". Kemudian Bung bergegas ke kamarnya, tidak ke luar lagi. Sebelum berangkat ibu Omar Dhani masih belum tahu bahwa suaminya sesampai di Jakarta akan ditahan. Dia masih sibuk mengurus bunga-bunga yang mau dia bawa ke Jakarta.

No comments:

Post a Comment