15 August 2025

Siapa sangka, istilah sadisme yang sering kita dengar hari ini berasal dari nama seorang bangsawan Prancis abad ke-18—Marquis de Sade—sosok yang hidupnya lebih liar daripada novel paling gil4 sekalipun. Lahir sebagai Donatien Alphonse François pada 1740, ia tumbuh dalam kemewahan aristokrat, tapi memilih jalur penuh skandal: pesta s*ks liar, eksperimen er*tis ekstrem, dan tantangan terhadap moral, agama, serta hukum yang membuatnya berulang kali masuk penj4r4 hingga rumah sakit jiw4 (britannica.com, theconversation.com). Karyanya seperti The 120 Days of Sodom, Justine, dan Juliette bukan sekadar cerita er*tis, tapi juga pernyataan politik radikal: kebebasan individu mutlak, bahkan jika berarti melanggar batas moral yang dianggap sakral. Di mata banyak orang, ia monster tak bermoral. Namun, bagi sebagian kalangan intelektual, Sade adalah pionir pemikiran bebas yang berani membongkar kemunafikan masyarakat. Ironisnya, walaupun dulu dianggap memalukan, naskah-naskahnya kini diakui sebagai bagian dari warisan sastra Prancis—bahkan pada 2017 disebut sebagai “harta nasional”. Kehidupannya yang berakhir di rumah sakit jiwa Charenton pada 1814 menjadi penutup dramatis dari perjalanan seorang pria yang membuat dunia bertanya: apakah ia benar-benar setan dalam wujud manusia… atau hanya cermin dari sisi gelap kita sendiri? #Faktamenarik #Duniasekitarkita #Faktaunik

 Siapa sangka, istilah sadisme yang sering kita dengar hari ini berasal dari nama seorang bangsawan Prancis abad ke-18—Marquis de Sade—sosok yang hidupnya lebih liar daripada novel paling gil4 sekalipun. Lahir sebagai Donatien Alphonse François pada 1740, ia tumbuh dalam kemewahan aristokrat, tapi memilih jalur penuh skandal: pesta s*ks liar, eksperimen er*tis ekstrem, dan tantangan terhadap moral, agama, serta hukum yang membuatnya berulang kali masuk penj4r4 hingga rumah sakit jiw4 (britannica.com, theconversation.com).



Karyanya seperti The 120 Days of Sodom, Justine, dan Juliette bukan sekadar cerita er*tis, tapi juga pernyataan politik radikal: kebebasan individu mutlak, bahkan jika berarti melanggar batas moral yang dianggap sakral. Di mata banyak orang, ia monster tak bermoral. Namun, bagi sebagian kalangan intelektual, Sade adalah pionir pemikiran bebas yang berani membongkar kemunafikan masyarakat.


Ironisnya, walaupun dulu dianggap memalukan, naskah-naskahnya kini diakui sebagai bagian dari warisan sastra Prancis—bahkan pada 2017 disebut sebagai “harta nasional”. Kehidupannya yang berakhir di rumah sakit jiwa Charenton pada 1814 menjadi penutup dramatis dari perjalanan seorang pria yang membuat dunia bertanya: apakah ia benar-benar setan dalam wujud manusia… atau hanya cermin dari sisi gelap kita sendiri?


#Faktamenarik 

#Duniasekitarkita

#Faktaunik

No comments:

Post a Comment