Peta Kraton Kerajaan Kartasura
Era Amangkurat II
Gambar yang Anda tunjukkan adalah peta/ilustrasi kuno berjudul "Carta Sofra in Media 1689" yang dicetak dalam buku Belanda abad ke-17/18. Tulisan di bawahnya dalam bahasa Belanda berbunyi:
> "Actie. Voorgvallen nissen de Struit Roover Soera Lanti en den Commissaris Jaf en partiplit den 8 Jan. 1686."
Artinya kira-kira menggambarkan suatu aksi atau peristiwa yang terjadi di wilayah Soera Lanti (kemungkinan Surakarta / wilayah Jawa), berkaitan dengan perampok laut/struitroover dan pejabat VOC pada 8 Januari 1686.
Sumber aslinya adalah dari karya monumental "Oud en Nieuw Oost-Indiën" (diterbitkan 1676–1695) oleh François Valentijn, seorang pendeta Belanda sekaligus penulis sejarah Hindia Timur. Buku ini berisi catatan etnografi, geografi, peta, dan sejarah koloni VOC di Asia.
📖 Jadi, gambar ini merupakan reproduksi peta/ilustrasi dari buku "Oud en Nieuw Oost-Indiën" karya François Valentijn, yang kini banyak tersimpan dalam koleksi digital perpustakaan Belanda seperti Rijksmuseum dan Koninklijke Bibliotheek (KB, National Library of the Netherlands).
Sumber lain Nugroho Facebook
Terimakasih mas 🙏
Sejarah Nusantara yang terekam dalam arsip Belanda, seperti karya François Valentijn Oud en Nieuw Oost-Indiën, sering kali ditulis dari sudut pandang kolonial. Karena itu, perlu dilihat secara kritis agar kita bisa memahami konteks yang lebih seimbang. Fakta-fakta dari naskah kuno ini tetap penting sebagai sumber sejarah, tetapi harus selalu dibandingkan dengan sumber lokal dan tradisi lisan bangsa kita.
Sejarah perpindahan Kraton Pleret ke Kartasura
Pada tahun 1677, saat meletusnya Pemberontakan Trunajaya, Kraton Pleret diserang dan diduduki. Pangeran Trunajaya dan pasukannya berhasil menguasai Pleret, menjarah, dan merusak bangunan kraton. Amangkurat I sendiri melarikan diri dan wafat di Tegal Arum (Tegalwangi). Putranya, Amangkurat II, naik takhta di tengah situasi kacau.
Amangkurat II semula berusaha menata kembali pemerintahan di Pleret, tetapi kraton tersebut sudah rusak parah akibat perang. Selain itu, Pleret dianggap tidak lagi aman karena dekat dengan basis kekuatan pemberontak. Atas pertimbangan strategi politik dan militer, Amangkurat II memutuskan memindahkan pusat kerajaan ke Kartasura pada tahun 1680.
#SejarahNusantara
#VOC #Kolonialisme
#FrançoisValentijn
#OudEnNieuwOostIndien
Sumber : Tri Pawiro Mintardjo
#PetaKuno
#WarisanSejarah
#ArsipBelanda
#SejarahIndonesia
#BelajarSejarah #kartasura #kraton #kerajaan #amangkuratII
No comments:
Post a Comment