04 August 2025

Alexander, salah satu jenderal paling legendaris dalam sejarah, memahami bahwa keberanian, kekuatan, dan potensi pasukan sangat tergantung pada kualitas pemimpinnya. Seberani dan sekuat apa pun seseorang, jika dipimpin oleh sosok lemah yang tak punya visi, maka kekuatan itu akan kehilangan arah. Dalam metafora ini, “singa” melambangkan kekuatan, nyali, dan kepemimpinan sejati. Tapi ketika singa-singa dipimpin oleh seekor “domba”—simbol kelemahan dan keraguan—maka potensi mereka mandek. Sebaliknya, bahkan jika pasukannya terdiri dari “domba-domba” yang tampaknya lemah, jika mereka dipimpin oleh “singa”, mereka bisa menjelma menjadi kekuatan besar. Ini bukan hanya tentang militer; ini juga berlaku dalam organisasi, keluarga, atau bahkan diri sendiri. Kepemimpinan menentukan arah dan daya juang dari kelompok—atau kehidupan. Pesan Alexander mengajarkan kita untuk tidak hanya melihat siapa yang ada dalam sebuah tim, tetapi siapa yang memimpinnya. Dalam skala yang lebih pribadi, kutipan ini juga bisa dibaca sebagai seruan untuk menjadi “singa” dalam hidup kita sendiri: seseorang yang memimpin dirinya sendiri dengan keberanian, keyakinan, dan tekad, bahkan jika kita belum merasa cukup kuat. Sebab, keberanian yang menular dari seorang pemimpin bisa membangkitkan kekuatan dari tempat yang tak terduga.

 Alexander, salah satu jenderal paling legendaris dalam sejarah, memahami bahwa keberanian, kekuatan, dan potensi pasukan sangat tergantung pada kualitas pemimpinnya. Seberani dan sekuat apa pun seseorang, jika dipimpin oleh sosok lemah yang tak punya visi, maka kekuatan itu akan kehilangan arah.



Dalam metafora ini, “singa” melambangkan kekuatan, nyali, dan kepemimpinan sejati. Tapi ketika singa-singa dipimpin oleh seekor “domba”—simbol kelemahan dan keraguan—maka potensi mereka mandek. Sebaliknya, bahkan jika pasukannya terdiri dari “domba-domba” yang tampaknya lemah, jika mereka dipimpin oleh “singa”, mereka bisa menjelma menjadi kekuatan besar. Ini bukan hanya tentang militer; ini juga berlaku dalam organisasi, keluarga, atau bahkan diri sendiri. Kepemimpinan menentukan arah dan daya juang dari kelompok—atau kehidupan.


Pesan Alexander mengajarkan kita untuk tidak hanya melihat siapa yang ada dalam sebuah tim, tetapi siapa yang memimpinnya. Dalam skala yang lebih pribadi, kutipan ini juga bisa dibaca sebagai seruan untuk menjadi “singa” dalam hidup kita sendiri: seseorang yang memimpin dirinya sendiri dengan keberanian, keyakinan, dan tekad, bahkan jika kita belum merasa cukup kuat. Sebab, keberanian yang menular dari seorang pemimpin bisa membangkitkan kekuatan dari tempat yang tak terduga.

No comments:

Post a Comment