22 May 2020

Tentang Sejarah Magelang - HIERARKI ARSITEKTUR RUMAH - RUMAH DINAS TANGSI MILITER MAGELANG PADA MASA KOLONIAL : Kolonelswoning (Rumah Kolonel)

HIERARKI ARSITEKTUR RUMAH - RUMAH DINAS TANGSI MILITER MAGELANG PADA MASA KOLONIAL : Kolonelswoning (Rumah Kolonel)
Disiplin yang tinggi serta hierarki yang ketat di kalangan militer dalam membedakan jenjang karir kepangkatannya ternyata tidak hanya ditemukan dalam kehidupan pekerjaan saja. Pembedaan fisik berupa rumah tinggal dan fasilitas pendukungnya juga terjadi dalam dunia militer berdasarkan kepangkatan masing - masing personel. Semakin tinggi pangkat seorang tentara KNIL, maka semakin lengkap dan mewah pula fasilitas yang ia dapatkan dari Departement van Oorlog. Sehingga, rumah dinas seorang kolonel, sudah pasti akan berbeda dengan para perwira menengah atau seradadu biasa.
Magelang yang sudah di tetapkan sebagai pusat distrik militer II sejak 1874 membuat pihak militer harus segera membangun segala fasilitas bagi para tentara dari semua jenjang kepangkatan ke garnisun yang baru. Berdasarkan rencana pembangunan tangsi militer pada 1880, garnisun Magelang ini diproyeksikan akan memiliki kurang lebih 50 bangunan yang bisa menampung operasional kurang lebih 5000 orang personel militer aktif. Keseluruhan markas Batalion Angkatan Darat KNIL tersebut akhirnya dapat diselesaikan pada 1886 dan pada 1888 semua Batalion Infantri dari wilayah pesisir Jawa ditarik ke markas - markas garnisun besar di pedalaman, yang salah satunya adalah Magelang.
Seiring rampungnya barak - barak militer beserta komponen pendukung lainnya di kawasan inti tangsi, rumah - rumah dinas bagi para petinggi militer pun perlahan - lahan juga ikut didirikan. Nah, jika dilihat dari gaya arsitekturnya, bangunan militer paling tua adalah kolonelswoning (rumah kolonel) yang ada di tepi de Groote Weg Noord, Pontjol, tepat dipintu masuk kawasan tangsi di Westerkampementslaan.
Masih belum jelas kapan kolonelswoning dibangun, namun yang pasti rumah ini sudah berdiri setelah 1880. Jika dilihat dari bentuk bangunannya, Kolonelswoning memiliki langgam arsitektur Indische Empire Stijl yang diperkenalkan pada awal abad ke-19 oleh Daendels dan meredup pada tahun 1900an. Ciri yang paling kentara dari langgam ini adalah terdapatnya pilar - pilar penyangga bergaya Yunani klasik pada bagian voorgalerij (teras depan) sebagai penyangga atap bagian atasnya. Terdapat enam pilar penyangga dengan empat buah pilar di bagian depan yang saling berdampingan serta 2 pilar sisanya yang masing - masing ada dibagian samping kanan dan kiri teras. Dua buah pintu samping berbingkai kaca terletak baik di kanan maupun kiri dinding samping yang bersisihan dengan pilar terluar. Dua buah kanopi dengan tiang besi cor terletak dibagian terluar pintu teras samping dengan hiasan lis plang kayu. Enam buah konsol besi juga ikut ditanam pada pilar - pilar depan sebagai penyangga tritisan terluar voorgalerij. Lantai pada rumah ini dilapisi oleh marmer abu - abu dengan atap yang bergenting tanah liat. Daun jendela lebar model krepyak dengan sistem bukaan kupu tarung terdapat di bagian samping kamar rumah utama.
Berdasarkan denah peta, bangunan rumah dinas kolonel ini berbentuk simetri penuh dengan tembok tebal dan langit - langit yang tinggi. Terdapat tiga buah pintu besar di bagian depan voorgalerij yang terhubung dengan central room (ruang tengah/utama) di bagian dalam yang terdiri atas kamar - kamar. Bagian central room ini terhubung dengan bagian service (dapur,toilet dan gudang) di bagian kanan belakang rumah utama. Sebuah achtergalerij (teras belakang) dengan taman yang relatif luas terdapat di bagian belakang rumah. Konsep teras depan dan belakang seperti ini lazim ada pada rumah bergaya Indische Empire Stijl sebagai wujud adaptasi terhadap iklim di Jawa yang lembab dan panas.
Sebuah paviliun kecil yang biasanya digunakan untuk tamu terletak di sebelah kiri bangunan induk. Pada bagian depan rumah terdapat taman dengan akses jalan melingkar untuk kendaraan. Taman depan dihiasi oleh tumbuhan bunga dan perdu sebagai pelengkap penghias. Beberapa detail kecil berupa empat buah patung kepala singa ditempelkan di bagian fasade depan rumah sebagai aksen tambahan. Gambaran rumah kolonel ini bisa dilihat dalam beberapa foto milik keluarga Kolonel dr. J.W. Bijleveld yang pernah tinggal di rumah dinas ini pada 1936.
- Chandra Gusta Wisnuwardana -
Overste Wawan Edi Setiawan, Rifkhi S

No comments:

Post a Comment