Dyah Ranawijaya: Senja Sang Maharaja
Di kala fajar kekuasaan Majapahit perlahan meredup, seorang raja muda bangkit untuk mempertahankan apa yang tersisa dari kejayaan masa lalu. Namanya Dyah Ranawijaya penguasa terakhir yang mencoba memegang obor besar Majapahit, meski angin zaman sudah siap memadamkannya.
Majapahit yang Retak
Ranawijaya adalah putra Bhre Pandan Salas, keluarga bangsawan dalam lingkaran istana Majapahit. Saat itu, kerajaan tak lagi berdiri tegak sebagaimana di zaman Hayam Wuruk. Perang saudara, pemberontakan daerah, dan serangan luar membuat Majapahit terpecah menjadi dua pusat kekuasaan:
Kedaton Kulon (barat) di bawah Bhre Kertabhumi,
Kedaton Wetan (timur) di mana Ranawijaya mengambil peran.
Pertikaian ini memuncak menjadi perang saudara peperangan yang pada akhirnya akan menggerogoti sisa kekuatan Majapahit.
Perebutan Tahta
Dyah Ranawijaya menolak tunduk pada Bhre Kertabhumi yang ia anggap merebut kekuasaan secara tidak sah. Maka ia membangun basis kekuatan di Kediri, mempersiapkan pasukan untuk merebut ibu kota.
Puncak konflik terjadi ketika Ranawijaya menggandeng sekutunya, seorang panglima dari Demak bernama Raden Patah. Namun aliansi ini hanyalah kesepakatan sementara. Setelah Ranawijaya berhasil merebut istana Trowulan dan menggulingkan Kertabhumi, kekuasaan Demak perlahan mengambil alih pengaruh Majapahit yang sudah rapuh.
Gelar Sang Maharaja
Usai kemenangan itu, Dyah Ranawijaya memproklamirkan diri sebagai Girindrawardhana. Ia berupaya mengembalikan wibawa Majapahit dengan memulihkan otoritas pusat. Namun zaman telah berubah: kerajaan-kerajaan Islam di pesisir utara Jawa tumbuh semakin kuat, jalur perdagangan beralih, dan pengaruh Majapahit melemah dari dalam.
Dalam catatan sejarah, Ranawijaya tetap memegang tahta hingga awal abad ke-16. Namun pemerintahannya hanya menyisakan nama besar Majapahit tak lagi berdiri sebagai kekuatan yang disegani.
Senja Kekuasaan
Ranawijaya wafat dalam suasana penuh ketidakpastian. Majapahit runtuh secara perlahan, tak ditumbangkan dalam satu malam, melainkan lapis demi lapis oleh perubahan politik, agama, dan ekonomi.
Ia menjadi saksi sekaligus pemeran terakhir dalam drama panjang Majapahit—sebuah imperium yang dulu menerangi Nusantara.
Dan saat matahari terakhir Majapahit tenggelam di ufuk sejarah, nama Dyah Ranawijaya tercatat sebagai raja yang berjuang mempertahankan kebesaran di saat semua orang mulai melupakannya.
#viral #fyp #sejarah #kerajaan #kenarok #majapahit #singosari
No comments:
Post a Comment