28 July 2025

Wikramawardhana: Raja di Tengah Badai Majapahit Di balik megahnya nama Majapahit, tak semua masa diwarnai kejayaan. Ada saat-saat genting, penuh intrik dan gejolak, ketika satu kerajaan besar nyaris terbelah dua. Dan di tengah pusaran itulah berdiri seorang raja yang dikenal dengan nama Wikramawardhana. Darah Raja, Wikramawardhana bukan orang biasa. Ia adalah cucu Raden Wijaya, raja pertama Majapahit, dan menikah dengan Kusumawardhani, putri mahkota dari Hayam Wuruk. Dengan pernikahan ini, ia menjadi mantu seorang tokoh legendaris yang telah membawa Majapahit ke puncak kejayaan. Namun, begitu Gajah Mada wafat, dan Hayam Wuruk meninggal beberapa tahun kemudian, Majapahit mulai goyah. Takhta menjadi rebutan, dan konflik internal pun tak terhindarkan. Perang Saudara: Parang dan Gajah Saat Hayam Wuruk wafat, Majapahit menghadapi dua klaim atas takhta: Wikramawardhana, sebagai suami dari putri sah Kusumawardhani. Bhre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari selir, yang juga diangkat sebagai raja timur (Bhra Daha). Awalnya, Majapahit dibagi dua: wilayah barat (pusat) dipegang oleh Wikramawardhana, dan wilayah timur oleh Bhre Wirabhumi. Tapi pembagian ini tak berjalan damai. Tahun demi tahun, ketegangan memuncak. Maka pecahlah Perang Paregreg—sebuah perang saudara terbesar dalam sejarah Majapahit. Wikramawardhana memimpin pasukan Majapahit Barat melawan Bhre Wirabhumi. Pertempuran berlangsung lama, merusak perekonomian, mengoyak persatuan, dan melemahkan hegemoni Majapahit di Nusantara. Akhirnya, Wikramawardhana menang. Bhre Wirabhumi tewas dalam pertempuran. Tapi kemenangan itu datang dengan harga mahal—keretakan Majapahit tak pernah bisa dipulihkan sepenuhnya. Raja di Era Senja Meski berhasil menjadi penguasa tunggal, masa pemerintahan Wikramawardhana justru menandai awal kemunduran Majapahit. Daerah-daerah vasal mulai melepaskan diri. Pengaruh Majapahit menyusut. Dan luka perang saudara tak mudah disembuhkan. Wikramawardhana kemudian digantikan oleh putrinya, Suhita, yang naik takhta sebagai ratu Majapahit salah satu dari sedikit penguasa perempuan di Nusantara. Raja yang Terjebak Takdir Wikramawardhana bukan raja penakluk. Ia bukan pembangun, seperti Raden Wijaya, atau pemersatu seperti Hayam Wuruk. Tapi ia adalah raja yang bertahan di tengah badai, seorang pemimpin yang terpaksa memilih antara perdamaian semu atau perang saudara nyata. Namanya jarang dielu-elukan. Tapi tanpa keberaniannya menghadapi perang saudara, Majapahit mungkin runtuh lebih cepat. #majapahit #kerajaan #viral #fyp #jawa #sejarah #gajahmada

 Wikramawardhana: Raja di Tengah Badai Majapahit


Di balik megahnya nama Majapahit, tak semua masa diwarnai kejayaan. Ada saat-saat genting, penuh intrik dan gejolak, ketika satu kerajaan besar nyaris terbelah dua. Dan di tengah pusaran itulah berdiri seorang raja yang dikenal dengan nama Wikramawardhana.



Darah Raja, Wikramawardhana bukan orang biasa. Ia adalah cucu Raden Wijaya, raja pertama Majapahit, dan menikah dengan Kusumawardhani, putri mahkota dari Hayam Wuruk. Dengan pernikahan ini, ia menjadi mantu seorang tokoh legendaris yang telah membawa Majapahit ke puncak kejayaan.


Namun, begitu Gajah Mada wafat, dan Hayam Wuruk meninggal beberapa tahun kemudian, Majapahit mulai goyah. Takhta menjadi rebutan, dan konflik internal pun tak terhindarkan.


Perang Saudara: Parang dan Gajah

Saat Hayam Wuruk wafat, Majapahit menghadapi dua klaim atas takhta:


Wikramawardhana, sebagai suami dari putri sah Kusumawardhani.


Bhre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari selir, yang juga diangkat sebagai raja timur (Bhra Daha).


Awalnya, Majapahit dibagi dua: wilayah barat (pusat) dipegang oleh Wikramawardhana, dan wilayah timur oleh Bhre Wirabhumi. Tapi pembagian ini tak berjalan damai.


Tahun demi tahun, ketegangan memuncak. Maka pecahlah Perang Paregreg—sebuah perang saudara terbesar dalam sejarah Majapahit.


Wikramawardhana memimpin pasukan Majapahit Barat melawan Bhre Wirabhumi. Pertempuran berlangsung lama, merusak perekonomian, mengoyak persatuan, dan melemahkan hegemoni Majapahit di Nusantara.


Akhirnya, Wikramawardhana menang. Bhre Wirabhumi tewas dalam pertempuran. Tapi kemenangan itu datang dengan harga mahal—keretakan Majapahit tak pernah bisa dipulihkan sepenuhnya.


Raja di Era Senja


Meski berhasil menjadi penguasa tunggal, masa pemerintahan Wikramawardhana justru menandai awal kemunduran Majapahit. Daerah-daerah vasal mulai melepaskan diri. Pengaruh Majapahit menyusut. Dan luka perang saudara tak mudah disembuhkan.


Wikramawardhana kemudian digantikan oleh putrinya, Suhita, yang naik takhta sebagai ratu Majapahit salah satu dari sedikit penguasa perempuan di Nusantara.


Raja yang Terjebak Takdir


Wikramawardhana bukan raja penakluk. Ia bukan pembangun, seperti Raden Wijaya, atau pemersatu seperti Hayam Wuruk. Tapi ia adalah raja yang bertahan di tengah badai, seorang pemimpin yang terpaksa memilih antara perdamaian semu atau perang saudara nyata.


Namanya jarang dielu-elukan. Tapi tanpa keberaniannya menghadapi perang saudara, Majapahit mungkin runtuh lebih cepat.


#majapahit #kerajaan #viral #fyp #jawa #sejarah #gajahmada

No comments:

Post a Comment