31 July 2025

Mungkinkah ide gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman 1948-1949 diilhami dari gerilya Pangeran Diponegoro pada 1825 - 1830 ? ••••• Jenderal Soedirman meninggalkan ibukota RI Yogyakarta dari Bintaran Wetan ke Pajangan Bantul lalu ke wilayah lain sepanjang 1000 km meliputi DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur pada saat agresi militer II Belanda (1948). Jalur yang ditempuh : Yogyakarta, Bantul, Panggang, Wonosari, Pracimantoro, Wonogiri, Purwantoro, Ponorogo, Sambit, Trenggalek, Bendorejo, Tulungagung, Kediri, Bajulan, Girimarto, Warungbung, Gunungtukul, Trenggalek (lagi), Panggul, Wonokarto dan Sobo (memimpin gerilya selama 3 bulan, 28 hari). Pangeran Diponegoro meninggalkan Ndalem Tegalrejo di barat kuthanegara Yogya pada Rabu, 20 Juli 1825 setelah Belanda menyerbu ndalem tersebut. Ia menuju ke Dekso, Kulonprogo lalu ke Pajangan (Selarong) dan selanjutanya selama 5 tahun bergerilya ke wilayah di Bagelen dan Kedu. Jenderal Sudirman tiba kembali di Ibukota RI pada 10 Juli 1949. Ia bertolak dari Sobo, Baturetno, Gajahmungkur, Pulo, Ponjong, Piyungan, Prambanan dan disambut ribuan rakyat di alun-alun utara Yogyakarta. Pangeran Diponegoro bergerilya ke wilayah Negaragung & Mancanegara Mataram Islam, mendirikan banyak pos, jaringan, masjid dan pondok yg mendukung perjuangannya. Pada 26/27/28 Maret 1830 Pangeran Diponegoro tertangkap setelah ditipu oleh Belanda di Magelang. Sudirman telah belajar dari sejarah bagaimana Perang Diponegoro bisa memporak porandakan Belanda dengan taktik gerilya. Dan ia berhasil. Pangeran Diponegoro walau akhirnya tertangkap telah memberikan pelajaran berharga bagi generasi berikutnya, tentang perjuangan dan berkorban bagi tanah air. Kita perlu memahami sejarah, Bukan menghakimi sejarah dan tokohnya tetapi belajar dari kekurangan dan kelebihannya. Know your history, Know your strength (and weakness), For our future ! Sumber ⤵️ 📷 : Various #sejarahjogyakarta #PanglimaBesarJenderalSoedirman #sejarah #menyapaindonesia #palingujung_ebiiberkah #sorotan

 Mungkinkah ide gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman 1948-1949 diilhami dari gerilya Pangeran Diponegoro pada 1825 - 1830 ? 

•••••



Jenderal Soedirman meninggalkan ibukota RI Yogyakarta dari Bintaran Wetan ke Pajangan Bantul lalu ke wilayah lain sepanjang 1000 km meliputi DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur  pada saat agresi militer II Belanda (1948).


Jalur yang ditempuh : Yogyakarta, Bantul, Panggang, Wonosari, Pracimantoro, Wonogiri, Purwantoro, Ponorogo, Sambit, Trenggalek, Bendorejo, Tulungagung, Kediri, Bajulan, Girimarto, Warungbung, Gunungtukul, Trenggalek (lagi), Panggul, Wonokarto dan Sobo (memimpin gerilya selama 3 bulan, 28 hari). 


Pangeran Diponegoro meninggalkan Ndalem Tegalrejo di barat kuthanegara Yogya pada Rabu, 20 Juli  1825 setelah Belanda menyerbu ndalem tersebut.

 Ia menuju ke Dekso, Kulonprogo lalu ke Pajangan (Selarong) dan selanjutanya selama 5 tahun bergerilya ke wilayah di Bagelen dan Kedu.


Jenderal Sudirman tiba kembali di Ibukota RI pada 10 Juli 1949. 

Ia bertolak dari Sobo, Baturetno, Gajahmungkur, Pulo, Ponjong, Piyungan, Prambanan dan disambut ribuan rakyat di alun-alun utara Yogyakarta. 


Pangeran Diponegoro bergerilya ke wilayah Negaragung & Mancanegara Mataram Islam, mendirikan banyak pos, jaringan, masjid dan pondok yg mendukung perjuangannya. 


Pada 26/27/28 Maret 1830 Pangeran Diponegoro tertangkap setelah ditipu oleh Belanda di Magelang.


Sudirman telah belajar dari sejarah bagaimana Perang Diponegoro bisa memporak porandakan Belanda dengan taktik gerilya.

 Dan ia berhasil.


Pangeran Diponegoro walau akhirnya tertangkap telah memberikan pelajaran berharga bagi generasi berikutnya, tentang perjuangan dan berkorban bagi tanah air.


Kita perlu memahami sejarah,

Bukan menghakimi sejarah dan tokohnya tetapi belajar dari kekurangan dan kelebihannya.


Know your history,

Know your strength (and weakness),

For our future !


Sumber ⤵️ 


📷 : Various

 #sejarahjogyakarta #PanglimaBesarJenderalSoedirman #sejarah #menyapaindonesia #palingujung_ebiiberkah #sorotan

No comments:

Post a Comment