π₯ KETIKA PRIBUMI BERKHIANAT KEPADA BANGSANYA SENDIRI...
Hari ini kita mengenang pala, cengkeh, dan kayu manis sebagai kekayaan budaya Indonesia. Bayangkan jika di aromanya yang harum ranum, tersimpan sejarah yang getir.
Di abad ke-16 hingga ke-19 an, kawasan Maluku, Ternate, Tidore, dan Ambon menjadi incaran dunia. Rempah-rempah dari sini lebih mahal dari emas di pasar Eropa.
Tapi untuk menguasai rempah, Belanda dan VOC tak hanya berdagang. Mereka membakar desa, membunuh petani, dan... memperbudak rakyat lokal. Inilah cikal bakal perlawanan...
π Ratusan hingga ribuan orang dari Maluku, Buton, Papua, hingga Sulawesi dijual sebagai budak.
Mereka dikirim ke Batavia, Manila, bahkan sampai ke India dan Timur Tengah.
Anak-anak dipisahkan dari orang tua.
Perempuan dijadikan pemuas nafsu pejabat kolonial.
Tak hanya itu, kerajaan lokal pun ikut terlibat.
BEBERAPA RAJA DI INDONESIA TIMUR menjual rakyatnya sendiri kepada VOC, sebagai bentuk upeti atau alat diplomasi. Yah, Anda gak salah baca. Pribumi sendiri, menjual anak bangsanya...
Banyak sejarah kepahlawanan yang memvanggakan kita, tapi kita pun mesti jujur pada luka-luka yang telah ditinggalkan. Sekelam apapun
Sejarah bukan soal glorifikasi tok, tapi tentang belajar dari masa lalu agar tak mengulang kekejaman yang sama dengan nama berbeda.
π Rempah pernah jadi simbol kejayaan. Tapi juga pernah jadi mata rantai perbudakan, dan itu dilakukan oleh kita sendiri. Jangan kita lupa.
No comments:
Post a Comment