Dalam ilustrasi abad ke-18, sepasang warga Makassar berdiri di luar Benteng Rotterdam. Sang pria memegang busur dan perisai—siap menjaga tanahnya. Di sisinya, perempuan menggendong dua anak. Mereka diam, tapi tubuh mereka bicara: kami belum kalah.
Gambar ini muncul dalam buku Oud en Nieuw Oost-Indiën karya penulis VOC, François Valentijn. Ironisnya, meski dibuat oleh kolonialis, ilustrasi ini menangkap perlawanan yang tak padam.
Mereka bukan bagian dari benteng, tapi bagian dari tanah. Lelaki itu bukan penyerang, perempuan itu bukan hanya ibu—mereka simbol keberlanjutan Makassar.
Dalam gambar yang sunyi, perlawanan tetap bersuara.
#sejarah #makassar #reelsindonesia #fypviral #kisahnyata #kolonialisme #reels #heritage #melawarlupa #indonesiaviral
No comments:
Post a Comment