22 July 2025

PESANGGRAHAN MADUSITA WEDARI Pesanggrahan Madusita Wedari adalah milik Kraton Surakarta. Berdiri pada masa Susuhunan Pakubuwana III. Pesanggrahan Madusita Wedari terletak di Desa Candi, Ampel Gading Boyolali di kaki Gunung Merbabu. Bangunan indah dengan aneka tumbuhan bunganya sangat menyenangkan hati apalagi udara disana sangat dingin. Sebagai gambaran : 1.Sebelum masuk ke gerbang sekeliling luar tembok banyak ditumbuhi pepohonan yang rindang 2.Setelah masuk ke gerbang ada halaman yang cukup luas ditengahnya ada kolam air mancur 3.Bangunan Madusita terletak di tengah halaman Diujung ada serambi depan kemudian ada tiga pintu Pintu pertama menuju ruangan untuk Permaisuri Pintu kedua menuju ke ruang Madyasida yang dihubungkan dengan pendopo. Ruang Madyasida adalah ruang untuk persembahan kepada Dewi Sri. Juga tempat Susuhunan bermeditasi / beristirahat. Pintu ketiga menghubungan ruangan ruangan untuk para putra juga keputren yang disebut ruang Keradenayon, juga menuju ke ruang pusaka. Kemudian dibelakang ada ruangan besar untuk ruang makan keluarga. 4.Dibelakang bangunan ada serambi belakang 5.Di halaman belakang ada kolam renang Raja juga kolam renang untuk keluarga Raja. 6.Dihalaman belakang juga ada kebun bunga dan berbagai pepohonan buah buahan. 7.Diujung tembok belakang ada sebuah pintu keluar khusus Raja. Pintu tersebut menghubungkan ke sebuah bukit kecil tempat Susuhunan bermeditasi dinamakan bukit Endramarta. Pesanggrahan Madusita Wedari bukan sekedar untuk Susuhunan Pakubuwana III beristirahat atau menginap, tetapi bangunan tersebut menyimpan sejarah. Di Pesanggrahan tersebut tepatnya pada tanggal 20 Juli 1753 Susuhunan Pakubuwana III beristirahat disana selama 4 hari didampingi Pangeran Wijil Kadilangu, Pangeran Aneh, Ngabehi Sastrawijaya juga Kyai Yasadipura I. Disana membahas kondisi permasalahan Kraton Mataram saat itu, seperti diketahui saat itu di Kraton Mataram mengalami konflik dengan keluarga kerajaan lainnya yaitu Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said. Susuhunan Pakubuwana III yang bijaksana memikirkan bagaimana cara menyelesaikan masalah tanpa ada pertumpahan darah. Akhirnya melewati masa dua tahun berdasarkan rapat , analisa, juga mendalami kisah Prabhu Airlangga yang membagi Kerajaan Kahuripan menjadi dua yaitu Panjalu dan Jenggala untuk menghindari perang saudara antara kedua putranya yang memperebutkan tahta Kahuripan. Kemudian terjadilah perjanjian Giyanti dan perjanjian Salatiga. Pada masa Sunan Pakubuwana IX, merenovasi Bangunan Madusita Wedari dengan menambah tembok tebal ke sekeliling Bangunan juga membangun berbagai ruangan tambahan. Pada masa pemerintahan Susuhunan Pakubuwana IX, Kraton Surakarta melakukan hubungan kerjasama bisnis dengan keluarga Dezentje dengan menyewakan tanah di Ampel untuk perkebunan teh tersebut dan juga pabrik teh yang diekpor ke luar negeri dan teh nya sendiri diberi merk Teh Madusita Ampel. Pada masa Susuhunan Pakubuwana X, Pesanggrahan Madusita sering menjadi tempat beliau beristirahat setelah meninjau perkebunan teh dan berikut pabriknya. Ketika adik beliau menikah dengan Johanes Agustinus Dezentje, beliau mempersilahkan adiknya untuk tinggal dan mengurus Pesanggrahan Madusita Wedari. Susuhunan Pakubuwana sangat terpesona dengan keindahan bangunan Pesanggrahan Madusita hingga memerintahkan Tumenggung Arung Binang untuk berkunjung ke sana dan mengecek Bangunan serta isinya dan dibuat dalam buku Babad Pesanggrahan Madusita dalam bentuk sekar / tembang. Pada tahun 1927 M ketika Susuhunan Pakubuwana X membangun Kraton Kilen ing Prabasana, beliau memindahkan Patung patung ke Kraton Surakarta dan menghiasi halaman Kraton Kilen Ditulis oleh KRT Koesrahadi S Jayaningrat

 PESANGGRAHAN MADUSITA WEDARI



Pesanggrahan Madusita Wedari adalah milik Kraton Surakarta. Berdiri pada masa Susuhunan Pakubuwana III.

Pesanggrahan Madusita Wedari terletak di Desa Candi, Ampel Gading Boyolali di kaki Gunung Merbabu.

Bangunan indah dengan aneka tumbuhan bunganya sangat menyenangkan hati apalagi udara disana sangat dingin.

Sebagai gambaran :

1.Sebelum masuk ke gerbang sekeliling luar tembok banyak ditumbuhi pepohonan yang rindang

2.Setelah masuk ke gerbang ada halaman yang cukup luas ditengahnya ada kolam air mancur

3.Bangunan Madusita terletak di tengah halaman

Diujung ada serambi depan kemudian ada tiga pintu

Pintu pertama menuju ruangan untuk Permaisuri

Pintu kedua menuju ke ruang Madyasida yang dihubungkan dengan pendopo.

Ruang Madyasida adalah ruang untuk persembahan kepada Dewi Sri. Juga tempat Susuhunan bermeditasi / beristirahat.

Pintu ketiga menghubungan ruangan ruangan untuk para putra juga keputren yang disebut ruang Keradenayon, juga menuju ke ruang pusaka.

Kemudian dibelakang ada ruangan besar untuk ruang makan keluarga.

4.Dibelakang bangunan ada serambi belakang 

5.Di halaman belakang ada kolam renang Raja juga kolam renang untuk keluarga Raja.

6.Dihalaman belakang juga ada kebun bunga dan berbagai pepohonan buah buahan.

7.Diujung tembok belakang ada sebuah pintu keluar khusus Raja. Pintu tersebut menghubungkan ke sebuah bukit kecil tempat Susuhunan bermeditasi dinamakan bukit Endramarta.


Pesanggrahan Madusita Wedari bukan sekedar untuk Susuhunan Pakubuwana III beristirahat atau menginap, tetapi bangunan tersebut menyimpan sejarah. Di Pesanggrahan tersebut tepatnya pada tanggal 20 Juli 1753 Susuhunan Pakubuwana III beristirahat disana selama 4 hari didampingi Pangeran Wijil Kadilangu, Pangeran Aneh, Ngabehi Sastrawijaya juga Kyai Yasadipura I. Disana membahas kondisi permasalahan Kraton Mataram saat itu,  seperti diketahui saat itu di Kraton Mataram mengalami konflik dengan keluarga kerajaan lainnya yaitu Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said. Susuhunan Pakubuwana III yang bijaksana memikirkan bagaimana cara menyelesaikan masalah tanpa ada pertumpahan darah. Akhirnya melewati masa dua tahun berdasarkan rapat , analisa, juga mendalami kisah Prabhu Airlangga yang membagi Kerajaan Kahuripan menjadi dua yaitu Panjalu dan Jenggala untuk menghindari perang saudara antara kedua putranya yang memperebutkan tahta Kahuripan. Kemudian terjadilah perjanjian Giyanti dan perjanjian Salatiga.


Pada masa Sunan Pakubuwana IX, merenovasi Bangunan Madusita Wedari dengan menambah tembok tebal ke sekeliling Bangunan juga membangun berbagai ruangan tambahan.


Pada masa pemerintahan Susuhunan Pakubuwana IX, Kraton Surakarta melakukan hubungan kerjasama bisnis dengan keluarga Dezentje dengan menyewakan tanah di Ampel untuk perkebunan teh tersebut dan juga pabrik teh yang diekpor ke luar negeri dan teh nya sendiri diberi merk Teh Madusita Ampel.


Pada masa Susuhunan Pakubuwana X, Pesanggrahan Madusita sering menjadi tempat beliau beristirahat setelah meninjau perkebunan teh dan berikut pabriknya.

Ketika adik beliau menikah dengan Johanes Agustinus Dezentje, beliau mempersilahkan adiknya untuk tinggal dan mengurus Pesanggrahan Madusita Wedari.

Susuhunan Pakubuwana sangat terpesona dengan keindahan bangunan Pesanggrahan Madusita hingga memerintahkan Tumenggung Arung Binang untuk berkunjung ke sana dan mengecek Bangunan serta isinya dan dibuat dalam buku Babad Pesanggrahan Madusita dalam bentuk sekar / tembang.

Pada tahun 1927 M ketika Susuhunan Pakubuwana X membangun Kraton Kilen ing Prabasana, beliau memindahkan Patung patung ke Kraton Surakarta dan menghiasi halaman Kraton Kilen 


Ditulis oleh KRT Koesrahadi S Jayaningrat

No comments:

Post a Comment