24 July 2025

Kematian Bhre Wirabhumi: Akhir dari Perang Saudara Majapahit Di masa keemasan Kerajaan Majapahit, kekuasaan terbagi antara dua tokoh besar: Raja Wikramawardhana, suami putri mahkota Tribhuwaneswari, memerintah dari istana barat di ibu kota. Bhre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari selir, memerintah dari istana timur. Keduanya sebenarnya masih satu darah. Namun ambisi dan kekuasaan membawa mereka pada konflik besar yang dikenal sebagai Perang Paregreg (sekitar tahun 1404-1406 M). Perang Saudara Majapahit Perang ini bermula dari perebutan legitimasi atas tahta dan wilayah. Bhre Wirabhumi merasa punya hak sebagai putra Hayam Wuruk, sementara Wikramawardhana didukung oleh struktur resmi kerajaan. Perselisihan diplomatik memburuk menjadi perang terbuka. Pasukan dari barat dan timur Majapahit saling serang. Perang berlangsung lama, melemahkan kerajaan, dan membuka celah bagi gangguan eksternal. Kematian Bhre Wirabhumi Akhirnya, pasukan Wikramawardhana berhasil mengepung dan menyerbu istana Bhre Wirabhumi di daerah timur (diperkirakan sekitar daerah Blambangan atau sekitarnya). Bhre Wirabhumi tertangkap hidup, dan dibawa ke hadapan raja untuk diadili. Namun tragisnya di tengah proses itu, Bhre Wirabhumi dibunuh oleh seorang prajurit, tanpa perintah langsung dari raja. Tindakan ini dianggap di luar hukum dan mencederai tata cara kerajaan. Bahkan Kaisar Tiongkok dari Dinasti Ming sempat memprotes kematian Bhre Wirabhumi, karena sebelumnya ia memiliki hubungan diplomatik dengan pihak timur Majapahit. Untuk meredakan ketegangan, Majapahit akhirnya mengirim utusan dan hadiah sebagai permintaan maaf resmi kepada Kaisar Tiongkok. Kematian Bhre Wirabhumi menjadi penanda suram dari perang saudara yang melemahkan Majapahit secara internal, membuka jalan bagi kemunduran bertahap kerajaan besar itu. Ia mati bukan hanya sebagai seorang pangeran, tapi juga sebagai korban ambisi dan pecahnya ikatan darah. #majapahit #sejarah #viral #fyp #jawa #kerajaan

 Kematian


Bhre Wirabhumi: Akhir dari Perang Saudara Majapahit


Di masa keemasan Kerajaan Majapahit, kekuasaan terbagi antara dua tokoh besar:


Raja Wikramawardhana, suami putri mahkota Tribhuwaneswari, memerintah dari istana barat di ibu kota.


Bhre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari selir, memerintah dari istana timur.


Keduanya sebenarnya masih satu darah. Namun ambisi dan kekuasaan membawa mereka pada konflik besar yang dikenal sebagai Perang Paregreg (sekitar tahun 1404-1406 M).


Perang Saudara Majapahit


Perang ini bermula dari perebutan legitimasi atas tahta dan wilayah. Bhre Wirabhumi merasa punya hak sebagai putra Hayam Wuruk, sementara Wikramawardhana didukung oleh struktur resmi kerajaan. Perselisihan diplomatik memburuk menjadi perang terbuka.


Pasukan dari barat dan timur Majapahit saling serang. Perang berlangsung lama, melemahkan kerajaan, dan membuka celah bagi gangguan eksternal.


Kematian Bhre Wirabhumi


Akhirnya, pasukan Wikramawardhana berhasil mengepung dan menyerbu istana Bhre Wirabhumi di daerah timur (diperkirakan sekitar daerah Blambangan atau sekitarnya).


Bhre Wirabhumi tertangkap hidup, dan dibawa ke hadapan raja untuk diadili.


Namun tragisnya di tengah proses itu, Bhre Wirabhumi dibunuh oleh seorang prajurit, tanpa perintah langsung dari raja.

Tindakan ini dianggap di luar hukum dan mencederai tata cara kerajaan. Bahkan Kaisar Tiongkok dari Dinasti Ming sempat memprotes kematian Bhre Wirabhumi, karena sebelumnya ia memiliki hubungan diplomatik dengan pihak timur Majapahit.


Untuk meredakan ketegangan, Majapahit akhirnya mengirim utusan dan hadiah sebagai permintaan maaf resmi kepada Kaisar Tiongkok.


Kematian Bhre Wirabhumi menjadi penanda suram dari perang saudara yang melemahkan Majapahit secara internal, membuka jalan bagi kemunduran bertahap kerajaan besar itu.


Ia mati bukan hanya sebagai seorang pangeran, tapi juga sebagai korban ambisi dan pecahnya ikatan darah.


#majapahit #sejarah #viral #fyp #jawa #kerajaan

No comments:

Post a Comment