31 July 2025

Sejarah Pramodhawardhani: Ratu Yang Meresmikan Megahnya Candi Borobudur Pramodhawardhani adalah salah satu tokoh wanita yang sempat menjadi Ratu Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataram Kuno pada tahun 840-an sebagai permaisuri dari Rakai Pikatan. Maharatu Pramodhawardhani adalah putri dari Rakai Warak Dyah Manara yang dikenal sebagai Raja Samaratungga dan berasal dari Wangsa Sailendra. Pramodhawardhani menjadi permaisuri dari Rakai Pikatan pada tahun 832 M. Balaputradewa sempat tidak menyetujui perkawinan Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan yang menyebabkan kembalinya kekuasaan wangsa Sanjaya. Pramodhawardhani pun berkuasa bersama Rakai Pikatan sejak 833-856 M. * Ratu Pertama Jawa Yang Menikah Beda Agama Pramodhawardani menjadi ratu pertama yang tercatat dalam sejarah Indonesia yang menikah berbeda agama. Pramodhawardani berasal dari wangsa Syailendra yang memeluk Buddha aliran Mahayana, sedangkan Rakai Pikatan adalah pangeran dari wangsa Sanjaya yang beragama Hindu aliran Syiwa. Dari perkawinan Rakai Pikatan dengan Pramodhawardani lahir Rakai Gurunwangi Dyah Saladu dan Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala. * Hubungan Keluarga dengan Balaputradewa Pramodhawardhani memiliki hubungan keluarga dengan Balaputradewa yang merupakan raja Kerajaan Sriwijaya. Balaputradewa adalah adik tiri dari Pramodhawardhani tepatnya dari ibu yang berbeda. Maharaja Samaratungga kemudian lengser keprabon pada 833 Masehi, Pramodhawardani ditetapkan sebagai putri mahkota Mataram. Namun ada pihak yang tidak terima dan merasa lebih berhak melanjutkan takhta, sosok ini bernama Balaputradewa. Balaputradewa merasa berhak menjadi penerus karena dia seorang laki-laki meskipun bukan anak tertua. perselisihan yang kian memanas antara wangsa Sanjaya dan Syailendra. Hingga terjadi perang saudara antara Pramodhawardhani dengan Balaputradewa. Namun, Balaputradewa kalah dan akhirnya menyingkir ke Kerajaan Sriwijaya untuk menjadi raja berdasarkan garis keturunan ibunya. * Turut Membangun dan Meresmikan Candi Borobudur Pernikahan Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan membuat bersatunya wangsa Syailendra dan Sanjaya. Akan tetapi, kekuasaan lebih condong ke wangsa Sanjaya. Meskipun demikian, Pramodhawardhani masih meneruskan pembangunan candi-candi Buddha seperti Candi Plaosan Lor. Selain itu, candi besar yang telah dibangun sejak masa Raja Samaratungga bernama 'kamulan i bhumi sambhara bhudara' yang dikenal Candi Borobudur juga selesai dibangun pada masa Pramodhawardhani. Pada prasasti Kayumwungan tanggal 26 Maret 824 tertulis Pramodhawardhani meresmikan sebuah bangunan Jinalaya bertingkat-tingkat yang sangat indah. Bangunan ini umumnya ditafsirkan sebagai Candi Borobudur. Berdasarkan prasasti Sri Kahulunan berangka 842 M di daerah Kedu tertulis bahwa Pramodhawardhani meresmikan pemberian tanah untuk pemeliharaan Candi Borobudur yang sudah dibangun sejak masa pemerintahan Samaratungga. Sementara itu, prasasti Tri Tepusan tanggal 11 November 842 menyebutkan adanya tokoh bergelar Sri Kahulunan yang membebaskan pajak beberapa desa agar penduduknya ikut serta merawat Kamulan Bhumisambhara (nama asli Candi Borobudur). * Bergelar Sri Kahulunan Pramodhawardhani memiliki julukan Sri Kahulunan. Berdasarkan prasasti Tri Tepusan atau Sri Kahulunan yang tertulis tanggal 11 November 842 menyebutkan adanya tokoh bergelar Sri Kahulunan yang memberikan sima (daerah bebas pajak) di daerah Kamulan Bhumisambhara atau Candi Borobudur. Sri Kahulunan sebagai permaisuri karena Pramodhawardhani adalah seorang istri dari Rakai Pikatan yang sudah menjadi raja. * Turun Takhta Rakai Pikatan turun takhta menjadi brahmana bergelar Sang Jatiningrat pada tahun 856. Takhta Kerajaan Medang kemudian dipegang oleh putra bungsunya, yaitu Dyah Lokapala alias Rakai Kayuwangi. Penunjukan putra bungsu sebagai maharaja ini berdasarkan atas jasa mengalahkan Rakai Walaing Mpu Kumbhayoni sang pemberontak. * Abror Subhi Dari berbagai sumber

 Sejarah Pramodhawardhani: Ratu Yang Meresmikan Megahnya Candi Borobudur

Pramodhawardhani adalah salah satu tokoh wanita yang sempat menjadi Ratu Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataram Kuno pada tahun 840-an sebagai permaisuri dari Rakai Pikatan.



Maharatu Pramodhawardhani adalah putri dari Rakai Warak Dyah Manara yang dikenal sebagai Raja Samaratungga dan berasal dari Wangsa Sailendra.


Pramodhawardhani menjadi permaisuri dari Rakai Pikatan pada tahun 832 M. Balaputradewa sempat tidak menyetujui perkawinan Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan yang menyebabkan kembalinya kekuasaan wangsa Sanjaya. Pramodhawardhani pun berkuasa bersama Rakai Pikatan sejak 833-856 M.


* Ratu Pertama Jawa Yang Menikah Beda Agama

Pramodhawardani menjadi ratu pertama yang tercatat dalam sejarah Indonesia yang menikah berbeda agama. Pramodhawardani berasal dari wangsa Syailendra yang memeluk Buddha aliran Mahayana, sedangkan Rakai Pikatan adalah pangeran dari wangsa Sanjaya yang beragama Hindu aliran Syiwa.

Dari perkawinan Rakai Pikatan dengan Pramodhawardani lahir Rakai Gurunwangi Dyah Saladu dan Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.


* Hubungan Keluarga dengan Balaputradewa

Pramodhawardhani memiliki hubungan keluarga dengan Balaputradewa yang merupakan raja Kerajaan Sriwijaya. Balaputradewa adalah adik tiri dari Pramodhawardhani tepatnya dari ibu yang berbeda.


Maharaja Samaratungga kemudian lengser keprabon pada 833 Masehi, Pramodhawardani ditetapkan sebagai putri mahkota Mataram. Namun ada pihak yang tidak terima dan merasa lebih berhak melanjutkan takhta, sosok ini bernama Balaputradewa.

Balaputradewa merasa berhak menjadi penerus karena dia seorang laki-laki meskipun bukan anak tertua. perselisihan yang kian memanas antara wangsa Sanjaya dan Syailendra. Hingga terjadi perang saudara antara Pramodhawardhani dengan Balaputradewa. Namun, Balaputradewa kalah dan akhirnya menyingkir ke Kerajaan Sriwijaya untuk menjadi raja berdasarkan garis keturunan ibunya.


* Turut Membangun dan Meresmikan Candi Borobudur

Pernikahan Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan membuat bersatunya wangsa Syailendra dan Sanjaya. Akan tetapi, kekuasaan lebih condong ke wangsa Sanjaya.


Meskipun demikian, Pramodhawardhani masih meneruskan pembangunan candi-candi Buddha seperti Candi Plaosan Lor. Selain itu, candi besar yang telah dibangun sejak masa Raja Samaratungga bernama 'kamulan i bhumi sambhara bhudara' yang dikenal Candi Borobudur juga selesai dibangun pada masa Pramodhawardhani.


Pada prasasti Kayumwungan tanggal 26 Maret 824 tertulis Pramodhawardhani meresmikan sebuah bangunan Jinalaya bertingkat-tingkat yang sangat indah. Bangunan ini umumnya ditafsirkan sebagai Candi Borobudur. 

Berdasarkan prasasti Sri Kahulunan berangka 842 M di daerah Kedu tertulis bahwa Pramodhawardhani meresmikan pemberian tanah untuk pemeliharaan Candi Borobudur yang sudah dibangun sejak masa pemerintahan Samaratungga.


Sementara itu, prasasti Tri Tepusan tanggal 11 November 842 menyebutkan adanya tokoh bergelar Sri Kahulunan yang membebaskan pajak beberapa desa agar penduduknya ikut serta merawat Kamulan Bhumisambhara (nama asli Candi Borobudur).


* Bergelar Sri Kahulunan

Pramodhawardhani memiliki julukan Sri Kahulunan. Berdasarkan prasasti Tri Tepusan atau Sri Kahulunan yang tertulis tanggal 11 November 842 menyebutkan adanya tokoh bergelar Sri Kahulunan yang memberikan sima (daerah bebas pajak) di daerah Kamulan Bhumisambhara atau Candi Borobudur.

Sri Kahulunan sebagai permaisuri karena Pramodhawardhani adalah seorang istri dari Rakai Pikatan yang sudah menjadi raja.


* Turun Takhta

Rakai Pikatan turun takhta menjadi brahmana bergelar Sang Jatiningrat pada tahun 856. Takhta Kerajaan Medang kemudian dipegang oleh putra bungsunya, yaitu Dyah Lokapala alias Rakai Kayuwangi. 

Penunjukan putra bungsu sebagai maharaja ini berdasarkan atas jasa mengalahkan Rakai Walaing Mpu Kumbhayoni sang pemberontak.


* Abror Subhi 

Dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment