;;;: Pakubuwono IX : Raja Surakarta yang Menghiasi Kekuasaan dengan Kalung Toleransi
----------------
Di tengah gemuruh zaman kolonial dan ketegangan antar umat beragama, berdirilah sosok raja dari tanah Jawa yang memancarkan cahaya kebijaksanaan dan kelapangan hati Sri Susuhunan Pakubuwono IX, pemimpin agung Keraton Surakarta dari tahun 1861 hingga 1893.
Ia bukan hanya dikenal karena ketegasannya dalam memimpin dan keberaniannya dalam memodernisasi kerajaan, tapi juga karena sikapnya yang sangat revolusioner dalam menjunjung toleransi beragama sesuatu yang jarang dan berani pada masanya.
Lahir pada tahun 1830 dan naik tahta dalam usia muda, Pakubuwono IX menyadari bahwa kekuatan sebuah kerajaan tidak hanya dibangun dari kekuasaan, tetapi juga dari kerukunan antar golongan.
Di masa di mana umat Muslim umumnya memandang rendah kelompok non-Muslim, Pakubuwono IX justru menantang arus pemikiran itu.
Ia menanamkan semangat saling menghargai, tanpa memandang latar belakang agama.
Salah satu simbol paling ikonis dari keterbukaan hatinya adalah ketika ia terlihat mengenakan kalung salib dalam sebuah foto arsip keraton.
Tentu saja, hal ini menimbulkan tanya, mengingat beliau adalah seorang Muslim yang taat.
Namun justru dari sanalah terpancar sebuah pesan yang kuat : simbol agama lain tak mengancam iman, jika kita berdiri pada dasar cinta kasih dan kemanusiaan.
Pakubuwono IX tidak hanya berhenti pada simbol.
Ia juga berkontribusi nyata dengan memberikan izin pembangunan gereja Katolik di atas lahan milik kakaknya, KGPH Purbayan, yang kemudian dikenal sebagai Gereja Santo Antonius Purbayan.
Ini merupakan bentuk penghormatan bagi saudara dan rakyatnya yang non-Muslim.
Atas jasanya itu, Vatikan menghadiahinya medali kehormatan Rosario berbentuk salib, sebuah pengakuan yang langka untuk seorang raja Muslim.
Lebih dari sekadar pengakuan, kebijakan-kebijakan Pakubuwono IX menjadi jembatan penghubung antar kelompok dalam masyarakat multikultural Surakarta.
Ia memelopori inklusi kelompok minoritas agama dalam kehidupan budaya dan ekonomi keraton.
Ia membuka jalan menuju Surakarta yang lebih plural dan damai, jauh sebelum istilah toleransi menjadi arus utama.
Pakubuwono IX telah menunjukkan bahwa menjadi raja tidak hanya berarti memerintah dengan kuasa, tetapi juga memimpin dengan welas asih.
Sosoknya menjadi teladan abadi bahwa iman tak pernah bertentangan dengan toleransi, dan pemimpin sejati adalah mereka yang menjangkau semua, tanpa kecuali..
Ijin menggunakan gambar serta teks @pemilik ..
Mohon maaf jika ada kekeliruan serta kesalahan baik dari segi penulisan maupun dari informasi nya .. ππΏ
#OmPhol #PakubuwonoIX
#RajaToleransi #KeratonSurakarta
#SejarahIndonesia #PluralismeNusantara
#PemimpinBijak #SimbolPersatuan
#palingujung_ebiiberkah
--------------------
--------
----.
Izin copas πππ
No comments:
Post a Comment