24 July 2025

Kisah Tragis Jayakatwang: Menang Sekejap, Hancur Selamanya! Di antara lembaran sejarah yang berlumur darah dan ambisi, terdapat nama yang selalu disebut dengan nada tajam: Jayakatwang. Ia adalah adipati Kediri, seorang bangsawan yang menjungkirbalikkan sejarah Jawa. Baginya, takhta bukanlah warisan tapi hak yang harus direbut kembali. Namun di balik gelar "pengkhianat", tersimpan kisah panjang tentang balas dendam dinasti, perebutan kekuasaan, dan kebangkitan yang hanya bertahan sekejap. Warisan yang Dirampas Jayakatwang berasal dari trah Kerajaan Kediri, kerajaan besar yang ditaklukkan oleh Ken Arok pendiri Singhasari sekitar satu abad sebelumnya. Kediri bukan hanya kalah, tetapi dilenyapkan dari peta kekuasaan Jawa. Keturunan Kediri dipinggirkan, hidup dalam bayang-bayang kerajaan baru yang dibangun dari pengkhianatan dan pembunuhan. Sebagai Adipati Kediri yang masih memiliki darah raja lama, Jayakatwang menyimpan dendam. Baginya, Singhasari adalah kerajaan hasil kudeta. Ia ingin membalik sejarah. Langkah Kudeta yang Terencana Tahun 1292, saat Raja Kertanegara dari Singhasari sibuk memperluas kekuasaan ke luar Jawa (ekspedisi Pamalayu ke Sumatra), Jayakatwang melihat kesempatan emas. Ia membangun pasukan diam-diam. Ia mengirim pasukan kecil menyerang dari utara untuk mengalihkan perhatian. Saat perhatian Kertanegara terpecah, Jayakatwang melancarkan serangan utama ke ibu kota Singhasari, Tumapel. Dalam waktu singkat, istana Singhasari runtuh. Raja Kertanegara terbunuh. Jayakatwang berhasil merebut kembali Kediri, menghapus Singhasari, dan menyatakan diri sebagai raja. Kemenangan yang Terlalu Cepat Namun kemenangan Jayakatwang adalah bunga yang cepat layu. Satu orang luput dari serangannya: Raden Wijaya, menantu Kertanegara. Ia melarikan diri ke Madura dan disambut oleh Arya Wiraraja. Dari sana, Raden Wijaya menyusun rencana balasan. Lalu datanglah badai dari utara: pasukan Mongol, utusan Kubilai Khan, datang menuntut balas karena utusannya telah dipermalukan oleh Kertanegara. Jayakatwang mengira ini akhir dari segalanya namun ternyata justru awal kehancurannya. Dengan licik, Raden Wijaya bekerja sama dengan Mongol untuk menjatuhkan Jayakatwang, lalu berbalik melawan Mongol setelah Kediri jatuh. Akhir Sang Penuntut Warisan Jayakatwang akhirnya tertangkap. Ia dibawa ke hadapan Raden Wijaya dan dihukum mati. Dengan kematiannya, dinasti Kediri pun berakhir selamanya, dan Majapahit pun berdiri di atas reruntuhan dendam itu. Epilog: Sang Raja yang Dilupakan Sejarah mencatat Jayakatwang sebagai pengkhianat. Tapi bila dilihat dari sisi lain, ia adalah penuntut warisan, raja yang ingin menghidupkan kembali kejayaan nenek moyangnya. Ia hanya kalah oleh sejarah yang lebih kuat, dan oleh takdir yang lebih cerdik. Dan dalam diam, namanya tetap hidup... sebagai raja yang sempat membalik sejarah, walau hanya sesaat. #viral #fyp #sejarah #kerajaan #jawa #madura #kediri #majapahit #singosari

 Kisah Tragis Jayakatwang: Menang Sekejap, Hancur Selamanya!


Di antara lembaran sejarah yang berlumur darah dan ambisi, terdapat nama yang selalu disebut dengan nada tajam: Jayakatwang. Ia adalah adipati Kediri, seorang bangsawan yang menjungkirbalikkan sejarah Jawa. Baginya, takhta bukanlah warisan tapi hak yang harus direbut kembali.



Namun di balik gelar "pengkhianat", tersimpan kisah panjang tentang balas dendam dinasti, perebutan kekuasaan, dan kebangkitan yang hanya bertahan sekejap.


Warisan yang Dirampas

Jayakatwang berasal dari trah Kerajaan Kediri, kerajaan besar yang ditaklukkan oleh Ken Arok pendiri Singhasari sekitar satu abad sebelumnya. Kediri bukan hanya kalah, tetapi dilenyapkan dari peta kekuasaan Jawa. Keturunan Kediri dipinggirkan, hidup dalam bayang-bayang kerajaan baru yang dibangun dari pengkhianatan dan pembunuhan.


Sebagai Adipati Kediri yang masih memiliki darah raja lama, Jayakatwang menyimpan dendam. Baginya, Singhasari adalah kerajaan hasil kudeta. Ia ingin membalik sejarah.


Langkah Kudeta yang Terencana

Tahun 1292, saat Raja Kertanegara dari Singhasari sibuk memperluas kekuasaan ke luar Jawa (ekspedisi Pamalayu ke Sumatra), Jayakatwang melihat kesempatan emas. Ia membangun pasukan diam-diam. Ia mengirim pasukan kecil menyerang dari utara untuk mengalihkan perhatian.


Saat perhatian Kertanegara terpecah, Jayakatwang melancarkan serangan utama ke ibu kota Singhasari, Tumapel. Dalam waktu singkat, istana Singhasari runtuh. Raja Kertanegara terbunuh.


Jayakatwang berhasil merebut kembali Kediri, menghapus Singhasari, dan menyatakan diri sebagai raja.


Kemenangan yang Terlalu Cepat

Namun kemenangan Jayakatwang adalah bunga yang cepat layu.


Satu orang luput dari serangannya: Raden Wijaya, menantu Kertanegara. Ia melarikan diri ke Madura dan disambut oleh Arya Wiraraja. Dari sana, Raden Wijaya menyusun rencana balasan.


Lalu datanglah badai dari utara: pasukan Mongol, utusan Kubilai Khan, datang menuntut balas karena utusannya telah dipermalukan oleh Kertanegara. Jayakatwang mengira ini akhir dari segalanya namun ternyata justru awal kehancurannya.


Dengan licik, Raden Wijaya bekerja sama dengan Mongol untuk menjatuhkan Jayakatwang, lalu berbalik melawan Mongol setelah Kediri jatuh.


Akhir Sang Penuntut Warisan

Jayakatwang akhirnya tertangkap. Ia dibawa ke hadapan Raden Wijaya dan dihukum mati. Dengan kematiannya, dinasti Kediri pun berakhir selamanya, dan Majapahit pun berdiri di atas reruntuhan dendam itu.


Epilog: Sang Raja yang Dilupakan

Sejarah mencatat Jayakatwang sebagai pengkhianat. Tapi bila dilihat dari sisi lain, ia adalah penuntut warisan, raja yang ingin menghidupkan kembali kejayaan nenek moyangnya. Ia hanya kalah oleh sejarah yang lebih kuat, dan oleh takdir yang lebih cerdik.


Dan dalam diam, namanya tetap hidup... sebagai raja yang sempat membalik sejarah, walau hanya sesaat.


#viral #fyp #sejarah #kerajaan #jawa #madura #kediri #majapahit #singosari

No comments:

Post a Comment