16 July 2024

Sekarang menjadi Provinsi Papua Barat, Sebelumnya bernama Irian Barat kemudian Irian Jaya. Bagaimanakah sejarah belahan barat pulaui itu sering berganti nama? Dulu para penjajah menyebutkan Nieuw Guinea, karena Guinea yang pertama lebih dulu ditemukan pelayar Eropa yang terlatak di Afrika. Dahulu sebutan Papua mempunyai arti yang berbeda dan kurang disukai. Sejalan dengan perkembangan masyarakat pemakai bahasa tersebut, maka istilah yang dulu tidak begitu disukai mengalami perubahan di masa sekarang dan sekarang kata “Papua” kembali dipergunakan. Siapakah tokoh yang pernah mencetuskan kata “Irian”?. Orang yang menciptakan nama tersebut bernama Luk Wairata. Seorang ahli tatapraja yang tinggal di Ambon. Ia seorang pujangga (Sastrawan) yang pernah bekerja sebagai redaktur harian Gembira terbitan Dinas Penerangan Militer Teritorium VII di Ambon tahun 1950-an. Waktu itu terjadi penumpasan gerombolan Republik Maluku Selatan oleh TNI. Luk Wairata ini kelahiran desa Tihulale, Kairatu Pulau Seram. Ayahnya seorang petani di Seram. Ibunya berasal dari Pulau Nusaluat. Hidup mereka sederhana. Maka Luk hanya dikirim ke Sekolah Gubernermen kelas II (sekarang SD 6 tahun) di desa. Lalu dilanjutkan dengan kursus Onderwijs Bureau Republikein di Bandung. Dendam Luk kepada kaum penjajah sudah membara sejak masa kanak-kanak. Ketika salah seorang kakaknya menikah dan tinggal di Irian (Papua Barat Sekarang). Luk menyusul untuk ikut kakaknya di tahun 1929. Tak lama kemudian, Luk diterma dan bekerja di kantor Bestuurasistent di Kokas. Tekadnya hendak memperbaiki nasib dan mengusir penjajah yang sering menyakiti hatinya. Sepuluh tahun kemudian ia menjadi bestuur (pegawai kotapraja) di Distrik Nisamoeer. Sebelum Perang Dunia II ia dipindahkan Ke Holandia yang kemudian menjadi kota Jayapura. Waktu tentara Jepang menyerah ke pihak sekutu, pada 19 April 1944, Luk memberi nama Irian bagi Nieuw Guinea. Selama 17 tahun tinggal di Irian, ia turut pergerakan politik. Tahun 1945 ia ditangkap polisi militer atas perintah Gubernur Van Der Plas. Luk diperiksa dnegan tuduhan hendak menggulingkan pemerintahan Hindia Belanda dengan bukti telah mengubah nama Papua menjadi Irian. Nama itu sebenarnya diciptakan untuk Elisa, Kepala suku di Irian disebut Ondoapu di pulau Nafiri. Selain kepala suku, Elisa seorang pemimpin. Pulaunya terletak di gugusan kepulauan Teluk Hollandia. Elisa inilah yang membela Luk di muka pengadilan dan menyelamatkan dari regu tembak karena tuduhan mata-mata. Luk dibebaskan. Kemudian Luk meminta Elisa untuk menyebarkan nama baru itu di kalangan rakyatnya. Elisa seperti halnya Luk sendiri yakin pada suatu hari para penajah akan dapat diusir dari pulau itu dan pemerintahan dipegah oleh orang sebangsa. Luk dan Elisa lalu memperkenalkan nama baru Irian. Kata Irian tak terdapat dalam kamus suku manapun. Mereka mengukuhkan janji rahasia dengan saling meminum darah, sesuai dengan adat orang Maluku dan Irian dalam hal kesetiaan. Itulah sedikit kisah tentang nama Irian Jaya sebagai singkatan Ikutan Republik Indonesia Anti Nederland. Luk pensiun dair pemerintahan tahun 1967, masa pensiunnya ia manfaatkan utnuk menulis buku. Melanjutkan hobi masa mudanya sebagai penulis. Tahun 1941 ia pernah mengarang buku “Cinta dan Kewajiban” yang dicetak di Balai Pustaka. Yang menurut pengakuannya bukunya dijiplak oleh Nur Sutan Iskandar, tanpa pengalami perubahan sesuai naskah aslinya. Hanya beberapa suku kata di sana sini yang ditukar. Buku itu kemudian dijadikan film dengan judul “Segenggam Harapan” disutradarai oleh Wahab Abdi. Ia juga pernah membuat catatan harian sebanyak 8 jilid (1415 halaman) tulisan tangan. Sumber: Mutiara Edisi 339, 30 Jan-12 Feb 1985. Koleksi Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI Salemba (Skala-team) #tokoh #Irian #Papua #Maluku

 Sekarang menjadi Provinsi Papua Barat, Sebelumnya bernama Irian Barat kemudian Irian Jaya. Bagaimanakah sejarah belahan barat pulaui itu sering berganti nama?


Dulu para penjajah menyebutkan Nieuw Guinea, karena Guinea yang pertama lebih dulu ditemukan pelayar Eropa yang terlatak di Afrika. Dahulu sebutan Papua mempunyai arti yang berbeda dan kurang disukai. Sejalan dengan perkembangan masyarakat pemakai bahasa tersebut, maka istilah yang dulu tidak begitu disukai mengalami perubahan di masa sekarang dan sekarang kata “Papua” kembali dipergunakan.


Siapakah tokoh yang pernah mencetuskan kata “Irian”?. Orang yang menciptakan nama tersebut bernama Luk Wairata. Seorang ahli tatapraja yang tinggal di Ambon. Ia seorang pujangga (Sastrawan) yang pernah bekerja sebagai redaktur harian Gembira terbitan Dinas Penerangan Militer Teritorium VII di Ambon tahun 1950-an. Waktu itu terjadi penumpasan gerombolan Republik Maluku Selatan oleh TNI.


Luk Wairata ini kelahiran desa Tihulale, Kairatu Pulau Seram. Ayahnya seorang petani di Seram. Ibunya berasal dari Pulau Nusaluat. Hidup mereka sederhana. Maka Luk hanya dikirim ke Sekolah Gubernermen kelas II (sekarang SD 6 tahun) di desa. Lalu dilanjutkan dengan kursus Onderwijs Bureau Republikein di Bandung.



Dendam Luk kepada kaum penjajah sudah membara sejak masa kanak-kanak. Ketika salah seorang kakaknya menikah dan tinggal di Irian (Papua Barat Sekarang). Luk menyusul untuk ikut kakaknya di tahun 1929. Tak lama kemudian, Luk diterma dan bekerja di kantor Bestuurasistent di Kokas. Tekadnya hendak memperbaiki nasib dan mengusir penjajah yang sering menyakiti hatinya. 


Sepuluh tahun kemudian ia menjadi bestuur (pegawai kotapraja) di Distrik Nisamoeer. Sebelum Perang Dunia II ia dipindahkan Ke Holandia yang kemudian menjadi kota Jayapura. Waktu tentara Jepang menyerah ke pihak sekutu, pada 19 April 1944, Luk memberi nama Irian bagi Nieuw Guinea.


Selama 17 tahun tinggal di Irian, ia turut pergerakan politik. Tahun 1945 ia ditangkap polisi militer atas perintah Gubernur Van Der Plas. Luk diperiksa dnegan tuduhan hendak menggulingkan pemerintahan Hindia Belanda dengan bukti telah mengubah nama Papua menjadi Irian.  Nama itu sebenarnya diciptakan untuk Elisa, Kepala suku di Irian disebut Ondoapu di pulau Nafiri. Selain kepala suku, Elisa seorang pemimpin. Pulaunya terletak di gugusan kepulauan Teluk Hollandia. Elisa inilah yang membela Luk di muka pengadilan dan menyelamatkan dari regu tembak karena tuduhan mata-mata.  Luk dibebaskan. Kemudian Luk meminta Elisa untuk menyebarkan nama baru itu di kalangan rakyatnya. Elisa seperti halnya Luk sendiri yakin pada suatu hari para penajah akan dapat diusir dari pulau itu dan pemerintahan dipegah oleh orang sebangsa.


Luk dan Elisa lalu memperkenalkan nama baru Irian. Kata Irian tak terdapat dalam kamus suku manapun. Mereka mengukuhkan janji rahasia dengan saling meminum darah, sesuai dengan adat orang Maluku dan Irian dalam hal kesetiaan.


Itulah sedikit kisah tentang nama Irian Jaya sebagai singkatan Ikutan Republik Indonesia Anti Nederland.


Luk pensiun dair pemerintahan tahun 1967,  masa pensiunnya ia manfaatkan utnuk menulis buku. Melanjutkan hobi masa mudanya sebagai penulis. Tahun 1941 ia pernah mengarang buku “Cinta dan Kewajiban” yang dicetak di Balai Pustaka. Yang menurut pengakuannya bukunya dijiplak oleh Nur Sutan Iskandar, tanpa pengalami perubahan sesuai naskah aslinya. Hanya beberapa suku kata di sana sini yang ditukar. Buku itu kemudian dijadikan film dengan judul “Segenggam Harapan” disutradarai oleh Wahab Abdi. Ia juga pernah membuat catatan harian sebanyak 8 jilid (1415 halaman) tulisan tangan.


Sumber: Mutiara Edisi 339, 30 Jan-12 Feb 1985. Koleksi Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI Salemba (Skala-team)


#tokoh #Irian #Papua #Maluku

No comments:

Post a Comment