10 July 2024

Gito-Gati: Bukan Sekadar Nama Jalan di Yogyakarta Nama Jalan Gito-Gati diambil dari dua seniman kembar asal dusun Pajangan, Pandowoharjo, Kabupaten Sleman, yaitu Ki Sugito dan Ki Sugati. Bagi warga Yogyakarta yang sering melintasi dari perempatan Denggung menuju Rejodani maupun sebaliknya pasti sering melewati Jalan Gito-Gati. Jalan Gito-Gati adalah jalan yang menghubungkan antara perempatan Denggung dan Rejodani. Ki Sugito dan Ki Sugati terlahir sebagai anak kembar pada tahun 1933, Sugito Sugati merupakan putra dari Ki Cermo Waruna. Kedua seniman bermukim di Dusun Pajangan, Pendowoharjo, Kabupaten Sleman,Yogyakarta. Gito-Gati dalang dan ketoprak andalan Kabupaten Sleman. Keahlian dalam kehidupan seni sudah tidak diragukan lagi. Kepiawaian dalam memainkan benda wayang serta bermain peran dalam kethoprak sudah menjadi rahasia umum di wilayah Yogyakarta. Gito-Gati lahir dari keluarga yang mempunyai darah seni yang tinggi, sehingga keduanya terlibat dalam kesenian, baik wayang maupun ketoprak. Gito-Gati semakin memantapkan diri di pewayangan serta ketoprak. Gito-Gati apabila dilihat sepintas sangat sulit dibedakan oleh banyak orang, kadang kerabatnya maupun tetangganya saja sulit membedakan mana Gito, mana Gati. Biasa nya,(kalau ada yang kembar) panggilan paling PAS,biasa nya di panggil nya ,ya si kembar,.. tuk menyiasati,(biar) gak salah (orang_nya) .. Nama Gito-Gati pun dikenal masyarakat luas sebagai pelawak, di samping tetap menekuni ketoprak. Bahkan dalam sejarah lawak gaya Mataraman, Gito-Gati bisa dikatakan sebagai generasi kedua setelah surutnya pelawak Basiyo, Atmonadi, dan lainnya. Pada tahun 1966, Gito-Gati ikut terlibat dalam pendirian Paguyuban Seniman Bagian Yogyakarta Utara yang disingkat PS Bayu. Lalu PS Bayu mulai kondang sebagai nama paguyuban ketoprak. Paguyuban ketoprak ini kemudian mengadakan pentas ketoprak keliling di Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah seperti Magelang, Kebumen, dan Purworejo. Lalu Gito-Gati memutuskan untuk tampil di TVRI Yogyakarta pada tahun 1978 dengan lakon Ombak Segoro Kidul atau "Ombak Laut Selatan." Lakon Ombak Segoro Kidul kemudian menjadi ciri khas dari PS Bayu. Selain itu, Gito-Gati juga mengajak seniman lain di Yogyakarta maupun di Jawa Tengah untuk pentas bersama. Selain itu, tahun 1995, salah satu stasiun televisi swasta pernah secara 2 malam berturut-turut merekam pentas Gito Gati dalam pertunjukan wayang secara live dari rumahnya di Pajangan, Sleman. Lalu pada tahun 1996, juga rutin menayangkan rekaman pentas PS Bayu di Magelang setiap Jumat malam. Ketoprak PS Bayu saat tampil lebih mengandalkan improvisasi sehingga sanggup pentas berjam-jam tanpa naskah. Gito dalam pentas lebih sering menjadi tokoh dagelan atau abdi yang sanggup memeriahkan suasana dan mengocok perut penonton. Sementara Gati sanggup menjalankan peran apa saja dan dengan penghayatan penuh. Seperti saat Gati memerankan tokoh Yuyu Rumpun, legenda yang berlatar kerajaan Pati masa peralihan Majapahit dan Demak. Kehidupan pribadi Gito dikenal santai, suka membanyol, tidak serius, dan bertindak seenaknya. Bahkan urusan rumah tangganya juga tidak diurus dengan benar karena kebiasaan Gito yang sering berganti istri. Salah satu perempuan yang pernah dinikahi Gito adalah Nyi M.M. Rubinem, pesinden kondang Yogyakarta tahun 1960-an. Sementara Gati cenderung serius dan pintar menghayati peran dari tokoh antagonis maupun sosok protagonis termasuk yang bernasib buruk atau sengsara. Sementara Gati mempunyai dua istri, yaitu Tilah dan Waljiyem. Sosok yang terakhir ini tidak pernah pisah dan sering bergabung saat pentas ketoprak maupun wayang kulit sebagai pesinden atau aktris di panggung. Pada tahun 1996 Gito meninggal dunia terlebih dahulu. Lalu disusul Gati yang diagnosis menderita stroke pada tahun 2001 dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 2009 yang lalu. Atas jasa-jasanya dalam melestarikan kesenian, pada tanggal 15 Mei 2011, pemerintah Kabupaten Sleman mengabadikan nama Gito-Gati sebagai nama ruas jalan yang menghubungkan antara perempatan Denggung dengan Rejodani. ๐Ÿ‘‰Jika ada yang salah, mohon di koreksi dan bila berkenan, silahkan di lengkapi informasi nya... ๐Ÿ™

 Gito-Gati: Bukan Sekadar Nama Jalan di Yogyakarta



Nama Jalan Gito-Gati diambil dari dua seniman kembar asal dusun Pajangan, Pandowoharjo, Kabupaten Sleman, yaitu Ki Sugito dan Ki Sugati.


Bagi warga Yogyakarta yang sering melintasi dari perempatan Denggung menuju Rejodani maupun sebaliknya pasti sering melewati Jalan Gito-Gati.

 Jalan Gito-Gati adalah jalan yang menghubungkan antara perempatan Denggung dan Rejodani.


Ki Sugito dan Ki Sugati terlahir sebagai anak kembar pada tahun 1933, Sugito Sugati merupakan putra dari Ki Cermo Waruna. 


Kedua seniman bermukim di Dusun Pajangan, Pendowoharjo, Kabupaten Sleman,Yogyakarta. Gito-Gati dalang dan ketoprak andalan Kabupaten Sleman.


Keahlian dalam kehidupan seni sudah tidak diragukan lagi. 

Kepiawaian dalam memainkan benda wayang serta bermain peran dalam kethoprak sudah menjadi rahasia umum di wilayah Yogyakarta. Gito-Gati lahir dari keluarga yang mempunyai darah seni yang tinggi, sehingga keduanya terlibat dalam kesenian, baik wayang maupun ketoprak.


Gito-Gati semakin memantapkan diri di pewayangan serta ketoprak.

 Gito-Gati apabila dilihat sepintas sangat sulit dibedakan oleh banyak orang, kadang kerabatnya maupun tetangganya saja sulit membedakan mana Gito, mana Gati.


Biasa nya,(kalau ada yang kembar) panggilan paling PAS,biasa nya di panggil nya ,ya si kembar,.. tuk menyiasati,(biar) gak salah (orang_nya) ..


Nama Gito-Gati pun dikenal masyarakat luas sebagai pelawak, di samping tetap menekuni ketoprak. 

Bahkan dalam sejarah lawak gaya Mataraman, Gito-Gati bisa dikatakan sebagai generasi kedua setelah surutnya pelawak Basiyo, Atmonadi, dan lainnya.

 Pada tahun 1966, Gito-Gati ikut terlibat dalam pendirian Paguyuban Seniman Bagian Yogyakarta Utara yang disingkat PS Bayu. 

Lalu PS Bayu mulai kondang sebagai nama paguyuban ketoprak.

 Paguyuban ketoprak ini kemudian mengadakan pentas ketoprak keliling di Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah seperti Magelang, Kebumen, dan Purworejo.


Lalu Gito-Gati memutuskan untuk tampil di TVRI Yogyakarta pada tahun 1978 dengan lakon Ombak Segoro Kidul atau "Ombak Laut Selatan." 

Lakon Ombak Segoro Kidul kemudian menjadi ciri khas dari PS Bayu. 

Selain itu, Gito-Gati juga mengajak seniman lain di Yogyakarta maupun di Jawa Tengah untuk pentas bersama.


Selain itu, tahun 1995, salah satu stasiun televisi swasta pernah secara 2 malam berturut-turut merekam pentas Gito Gati dalam pertunjukan wayang secara live dari rumahnya di Pajangan, Sleman.

 Lalu pada tahun 1996, juga rutin menayangkan rekaman pentas PS Bayu di Magelang setiap Jumat malam.


Ketoprak PS Bayu saat tampil lebih mengandalkan improvisasi sehingga sanggup pentas berjam-jam tanpa naskah. 


Gito dalam pentas lebih sering menjadi tokoh dagelan atau abdi yang sanggup memeriahkan suasana dan mengocok perut penonton. Sementara Gati sanggup menjalankan peran apa saja dan dengan penghayatan penuh. Seperti saat Gati memerankan tokoh Yuyu Rumpun, legenda yang berlatar kerajaan Pati masa peralihan Majapahit dan Demak.


Kehidupan pribadi Gito dikenal santai, suka membanyol, tidak serius, dan bertindak seenaknya.

 Bahkan urusan rumah tangganya juga tidak diurus dengan benar karena kebiasaan Gito yang sering berganti istri. 

Salah satu perempuan yang pernah dinikahi Gito adalah Nyi M.M. Rubinem, pesinden kondang Yogyakarta tahun 1960-an. 

Sementara Gati cenderung serius dan pintar menghayati peran dari tokoh antagonis maupun sosok protagonis termasuk yang bernasib buruk atau sengsara.


Sementara Gati mempunyai dua istri, yaitu Tilah dan Waljiyem.

 Sosok yang terakhir ini tidak pernah pisah dan sering bergabung saat pentas ketoprak maupun wayang kulit sebagai pesinden atau aktris di panggung. 

Pada tahun 1996 Gito meninggal dunia terlebih dahulu.

 Lalu disusul Gati yang diagnosis menderita stroke pada tahun 2001 dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 2009 yang lalu. 

Atas jasa-jasanya dalam melestarikan kesenian, pada tanggal 15 Mei 2011, pemerintah Kabupaten Sleman mengabadikan nama Gito-Gati sebagai nama ruas jalan yang menghubungkan antara perempatan Denggung dengan Rejodani.


๐Ÿ‘‰Jika ada yang salah, mohon di koreksi dan bila berkenan, silahkan di lengkapi informasi nya...

๐Ÿ™

No comments:

Post a Comment