02 October 2024

SUKU JAWA Suku Jawa, atau dikenal sebagai Tiyang Jawi (krama) dan Wong Jawa (ngoko), adalah suku bangsa Austronesia terbesar di Indonesia, berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2010, sekitar 40,22% penduduk Indonesia adalah etnis Jawa. Tidak hanya di Indonesia, suku Jawa juga tersebar di Kaledonia Baru dan Suriname sebagai warisan era kolonial Belanda, serta di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Arab Saudi, dan Belanda. Mayoritas orang Jawa adalah Muslim, dengan minoritas Kristen, Kejawen, Hindu, dan Buddha. Kebudayaan Jawa yang kaya telah dipengaruhi oleh lebih dari seribu tahun interaksi antara budaya Kejawen dan Hindu-Buddha, yang masih terlihat dalam sejarah, tradisi, dan seni Jawa. Dengan populasi global yang besar, suku Jawa menjadi kelompok etnis terbesar kelima di antara umat Islam di dunia, setelah bangsa Arab, Bengali, Punjabi, dan Turki. Suku Jawa juga memiliki beberapa sub-suku seperti Banyumasan, Cirebon, Osing, Samin, Tengger, Jawa Merauke, dan Jawa Suriname. Masyarakat Jawa adalah hasil perpaduan genetik antara orang Austroasiatik dan Austronesia, dengan sekitar 20-30% gen Austronesia dan 50-60% gen Austroasiatik. Adopsi bahasa Austronesia oleh penduduk awal Jawa terjadi sebagai bentuk adaptasi dalam perdagangan dan pertukaran budaya. Budaya Jawa yang sangat kompleks menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian dalam kehidupan sehari-hari, menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan. Budaya Jawa, yang meliputi wayang kulit, keris, batik, dan gamelan, juga tersebar di luar Jawa. Wayang remaja dari LSM Kampung Halaman di Yogyakarta mendapat penghargaan seni dari AS pada tahun 2011. Gamelan Jawa diajarkan di Universitas Victoria Wellington, Selandia Baru, dan rutin dipentaskan di AS dan Eropa. Sastra Jawa seperti Nagarakretagama diakui UNESCO sebagai Memori Dunia. Pengaruh budaya Jawa juga terlihat di luar Indonesia, termasuk Malaysia, Singapura, dan Thailand Selatan, terutama pada era Majapahit. Bahasa Jawa adalah bahasa Austronesia dengan banyak serapan dari bahasa Sanskerta. Pada awal 1990-an, survei majalah Tempo menunjukkan bahwa mayoritas orang Jawa masih menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosakata dan intonasi berdasarkan hubungan sosial, yang dikenal sebagai unggah-ungguh. Meskipun aksara Jawa semakin tergantikan oleh huruf Latin, aksara ini masih diajarkan di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Mayoritas orang Jawa adalah Muslim (sekitar 96%), dengan perbedaan kultur antara kaum Santri dan Abangan. Kaum Santri mengamalkan ajaran Islam secara syariat, sedangkan kaum Abangan masih terpengaruh kuat oleh Kejawen. Selain Islam, orang Jawa juga ada yang menganut agama Kristen (sekitar 3%), Hindu, Buddha, dan Kejawen. Komunitas Jawa Hindu dapat ditemukan di kawasan pegunungan Bromo Tengger Semeru, dan komunitas Jawa Buddha di desa Kalimanggis, Temanggung. Budaya Jawa adalah warisan yang kaya dan berharga, dengan nilai-nilai dan tradisi yang masih dijaga dan dihormati oleh masyarakat Jawa hingga saat ini. Jika ada kesalahan pada pembahasan ini, mohon berikan kritikan ke saya, akan saya perbaiki 🙏

 SUKU JAWA

Suku Jawa, atau dikenal sebagai Tiyang Jawi (krama) dan Wong Jawa (ngoko), adalah suku bangsa Austronesia terbesar di Indonesia, berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2010, sekitar 40,22% penduduk Indonesia adalah etnis Jawa. Tidak hanya di Indonesia, suku Jawa juga tersebar di Kaledonia Baru dan Suriname sebagai warisan era kolonial Belanda, serta di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Arab Saudi, dan Belanda.



Mayoritas orang Jawa adalah Muslim, dengan minoritas Kristen, Kejawen, Hindu, dan Buddha. Kebudayaan Jawa yang kaya telah dipengaruhi oleh lebih dari seribu tahun interaksi antara budaya Kejawen dan Hindu-Buddha, yang masih terlihat dalam sejarah, tradisi, dan seni Jawa. Dengan populasi global yang besar, suku Jawa menjadi kelompok etnis terbesar kelima di antara umat Islam di dunia, setelah bangsa Arab, Bengali, Punjabi, dan Turki. Suku Jawa juga memiliki beberapa sub-suku seperti Banyumasan, Cirebon, Osing, Samin, Tengger, Jawa Merauke, dan Jawa Suriname.


Masyarakat Jawa adalah hasil perpaduan genetik antara orang Austroasiatik dan Austronesia, dengan sekitar 20-30% gen Austronesia dan 50-60% gen Austroasiatik. Adopsi bahasa Austronesia oleh penduduk awal Jawa terjadi sebagai bentuk adaptasi dalam perdagangan dan pertukaran budaya. Budaya Jawa yang sangat kompleks menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian dalam kehidupan sehari-hari, menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan.


Budaya Jawa, yang meliputi wayang kulit, keris, batik, dan gamelan, juga tersebar di luar Jawa. Wayang remaja dari LSM Kampung Halaman di Yogyakarta mendapat penghargaan seni dari AS pada tahun 2011. Gamelan Jawa diajarkan di Universitas Victoria Wellington, Selandia Baru, dan rutin dipentaskan di AS dan Eropa. Sastra Jawa seperti Nagarakretagama diakui UNESCO sebagai Memori Dunia. Pengaruh budaya Jawa juga terlihat di luar Indonesia, termasuk Malaysia, Singapura, dan Thailand Selatan, terutama pada era Majapahit.


Bahasa Jawa adalah bahasa Austronesia dengan banyak serapan dari bahasa Sanskerta. Pada awal 1990-an, survei majalah Tempo menunjukkan bahwa mayoritas orang Jawa masih menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosakata dan intonasi berdasarkan hubungan sosial, yang dikenal sebagai unggah-ungguh. Meskipun aksara Jawa semakin tergantikan oleh huruf Latin, aksara ini masih diajarkan di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.


Mayoritas orang Jawa adalah Muslim (sekitar 96%), dengan perbedaan kultur antara kaum Santri dan Abangan. Kaum Santri mengamalkan ajaran Islam secara syariat, sedangkan kaum Abangan masih terpengaruh kuat oleh Kejawen. Selain Islam, orang Jawa juga ada yang menganut agama Kristen (sekitar 3%), Hindu, Buddha, dan Kejawen. Komunitas Jawa Hindu dapat ditemukan di kawasan pegunungan Bromo Tengger Semeru, dan komunitas Jawa Buddha di desa Kalimanggis, Temanggung.


Budaya Jawa adalah warisan yang kaya dan berharga, dengan nilai-nilai dan tradisi yang masih dijaga dan dihormati oleh masyarakat Jawa hingga saat ini.


Jika ada kesalahan pada pembahasan ini, mohon berikan kritikan ke saya, akan saya perbaiki 🙏

No comments:

Post a Comment