08 October 2024

KRATON KILEN PRABASANA Pembangunan Karaton Kilen berawal sebuah ramalan bahwa Karaton Surakarta hanya akan berumur 200 tahun. Setelah mendapat petunjuk gaib jika Kraton Surakarta akan langgeng jika Susuhunan Pakubuwana X membuat bangunan baru di area Kraton Surakarta. Maka pada tahun 1927 dibangunlah Dalem Ageng / Kraton baru yang diberi nama Keraton Kilen ing Prabasana. Dahulu pada masa Sunan Pakubuwana III ada sebuah bangunan Dalem Ageng lengkap dengan pendapa yang bernama Dalem Ageng Maduretnan. Bangunan tersebut terletak di sebelah barat Argopuro. Kemudian Sunan Pakubuwana X berkenan memindahkan Bangunan Dalem Ageng Maduretnan berikut pendapanya bergeser ke barat tepatnya dilingkungan Keputren / Kradenayon sebelah utara, sebelah utara Panti Rukmi. Dalem Ageng tersebut diposisikan menghadap ke timur. Dan diberi nama " Karaton Kilen Prabasana Dalem Ageng Prabasana berdhapur loji dengan pendhapa depan dan belakang. Dalem Ageng berdhapur limasan jubungan, pendhapanya dhapur joglo pedaringan kebak Sebelah timur pendhapa depan posisi ditengah tengah ada kolam mata air yang sekelilingnya ada halaman yang dihias dengan batu batuan juga ditanami berbagai tanaman bunga. Disebelah utara pendhapa timur ada Bangsal Pagongan yang bernama Sengganiyasa. Di timur dibatasi dengan pagar cepuri pancaksuji tosan Dibarat pendhapa belakang juga ada taman yang indah yang ditanami rerumputan dan aneka tanaman bunga. Disamping itu disana sudah banyak pepohonan rindang yang membuat suasana menjadi sejuk. Disebelah selatan barat pendhapa belakang juga ada bangunan rumah yang panjang, digunakan untuk para abdi dalem ketika menghadap raja di Prabasana. Disebelah barat taman ada bangsal yang dinamakan Bangsal Pracimanadi Pada tahun 1933 M dibangun pintu gerbang baru yang menghubungkan Kraton Kilen Prabasana langsung keluar istana tanpa melewati kori Kamandungan. Diatas gerbang luar ditulis sbb : "Pambabaring Yasan Dalem gapura ing Kraton Kulon Prabasana, amarengi ing dinten Jumuwah Kliwon tanggal kaping 22 Jumadilakir. Sinengkalan Pakartining Pangrengga Samadyaning Prabasana, 1864 utawi Tri Uninga Gapuraning Ratu, 1933." Makna Kraton Kilen Prabasana Kraton Kilen sering disebut dengan Kraton Kilen ing Prabasana. Makna simbolisme pada kata prabasana adalah suatu penerang yang memancarkan kesegaran yang alami sebagai alam tumbuh-tumbuhan (tetuwuhan) terutama tanaman padi, warna hijau sebagai lambang kasih sayang atau kecintaan antar keluarga Sri Sunan dan cinta Sri Sunan sebagai pengayoman rakyat, yang merujuk pada makna dasar pertumbuhan suatu keturunan keraton yang diharapkan akan memancarkan sinar secara alami yang memiliki kekuatan dan keastian/percaya diri secara seimbang. Pada gilirannya, para Sunan yang kelak memimpin kerajaan diharapkan memiliki ketegaran dan teguh pendirian dalam menjalankan cita-cita luhur keraton. Dalem Ageng Prabasana sampai saat ini adalah salah satu bangunan yang sakral dan wingit. Konon Sinuwun Pakubuwana IX dan Sinuwun Pakubuwana X masih sering " rawuh " dan nuwun sewu penulis pernah mengalaminya ketika sowan di Dalem Ageng tersebut. Ditulis oleh K.R.T Koes Sajid Jayaningrat. Foto Kraton Kilen Prabasana Foto koleksi pribadi dan Mas Nuky Mahendranata

 KRATON KILEN PRABASANA


Pembangunan Karaton Kilen berawal sebuah ramalan bahwa Karaton Surakarta hanya akan berumur 200 tahun. Setelah mendapat petunjuk gaib jika Kraton Surakarta akan langgeng jika Susuhunan Pakubuwana X membuat bangunan baru di area Kraton Surakarta. Maka pada tahun 1927 dibangunlah Dalem Ageng / Kraton baru yang diberi nama Keraton Kilen ing Prabasana.



Dahulu pada masa Sunan Pakubuwana III ada sebuah bangunan Dalem Ageng lengkap dengan pendapa yang bernama Dalem Ageng Maduretnan. Bangunan tersebut terletak di sebelah barat Argopuro.

Kemudian Sunan Pakubuwana X berkenan memindahkan Bangunan Dalem Ageng Maduretnan berikut pendapanya bergeser ke barat tepatnya dilingkungan Keputren / Kradenayon sebelah utara, sebelah utara Panti Rukmi. Dalem Ageng tersebut diposisikan menghadap ke timur. Dan diberi nama " Karaton Kilen Prabasana

Dalem Ageng Prabasana berdhapur loji dengan pendhapa depan dan belakang. Dalem Ageng berdhapur limasan jubungan, pendhapanya dhapur joglo pedaringan kebak

Sebelah timur pendhapa depan posisi ditengah tengah ada kolam mata air yang sekelilingnya ada halaman yang dihias dengan batu batuan juga ditanami berbagai tanaman bunga.

Disebelah utara pendhapa timur ada Bangsal Pagongan yang bernama Sengganiyasa. Di timur dibatasi dengan pagar cepuri pancaksuji tosan


Dibarat pendhapa belakang juga ada taman yang indah yang ditanami rerumputan dan aneka tanaman bunga. Disamping itu disana sudah banyak pepohonan rindang yang membuat suasana menjadi sejuk.

Disebelah selatan barat pendhapa belakang juga ada bangunan rumah yang panjang, digunakan untuk para abdi dalem ketika menghadap raja di Prabasana.

Disebelah barat taman ada bangsal yang dinamakan Bangsal Pracimanadi


Pada tahun 1933 M dibangun pintu gerbang baru yang menghubungkan Kraton Kilen Prabasana langsung keluar istana tanpa melewati kori Kamandungan.

Diatas gerbang luar ditulis sbb :


"Pambabaring Yasan Dalem gapura ing Kraton Kulon Prabasana, amarengi ing dinten Jumuwah Kliwon tanggal kaping 22 Jumadilakir. Sinengkalan Pakartining Pangrengga Samadyaning Prabasana, 1864 utawi Tri Uninga Gapuraning Ratu, 1933."


Makna Kraton Kilen Prabasana

Kraton Kilen sering disebut dengan Kraton Kilen ing Prabasana.

Makna simbolisme pada kata prabasana adalah suatu penerang yang memancarkan kesegaran yang alami sebagai alam tumbuh-tumbuhan (tetuwuhan) terutama tanaman padi, warna hijau sebagai lambang kasih sayang atau kecintaan antar keluarga Sri Sunan dan cinta Sri Sunan sebagai pengayoman rakyat, yang merujuk pada makna dasar pertumbuhan suatu keturunan keraton yang diharapkan akan memancarkan sinar secara alami yang memiliki kekuatan dan keastian/percaya diri secara seimbang. Pada gilirannya, para Sunan yang kelak memimpin kerajaan diharapkan memiliki ketegaran dan teguh pendirian dalam menjalankan cita-cita luhur keraton.


Dalem Ageng Prabasana sampai saat ini adalah salah satu bangunan yang sakral dan wingit. Konon Sinuwun Pakubuwana IX dan Sinuwun Pakubuwana X masih sering " rawuh " dan nuwun sewu penulis pernah mengalaminya ketika sowan di Dalem Ageng tersebut.


Ditulis oleh K.R.T Koes Sajid Jayaningrat.

Foto Kraton Kilen Prabasana

Foto koleksi pribadi dan Mas Nuky Mahendranata

No comments:

Post a Comment