03 October 2024

SEJARAH PERBANKAN INDONESIA Perbankan di Indonesia memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak zaman kerajaan, jauh sebelum lembaga perbankan modern terbentuk. Pada masa kerajaan di Nusantara, cara menyimpan uang dan harta benda dilakukan dengan metode tradisional yang terfokus pada sistem barter dan simpanan kekayaan di lingkungan kerajaan atau istana. Kekayaan berupa emas, perak, rempah-rempah, dan benda berharga lainnya sering kali disimpan dalam bentuk fisik di lumbung atau dalam kepemilikan langsung oleh para raja dan bangsawan. ZAMAN KERAJAAN & KOLONIAL BELANDA Pada masa Kerajaan Majapahit, Sriwijaya, dan Mataram, bentuk penyimpanan kekayaan yang aman diatur oleh pihak kerajaan, di mana perdagangan internasional terutama dilakukan dengan negara-negara asing seperti India dan Tiongkok. Namun, belum ada sistem perbankan formal seperti yang kita kenal sekarang. Era kolonial Belanda membawa perubahan signifikan. Pada abad ke-18, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), perusahaan dagang Belanda, mulai mengendalikan perdagangan di Nusantara. Dalam rangka mendukung operasionalnya, VOC mendirikan lembaga keuangan yang menjadi cikal bakal bank modern. VOC juga mengeluarkan surat utang atau obligaties, yang dapat dianggap sebagai salah satu bentuk awal instrumen keuangan di Nusantara. Pada tahun 1828, setelah VOC bubar, didirikan De Javasche Bank oleh pemerintah kolonial Belanda. De Javasche Bank berfungsi sebagai bank sentral sekaligus bank komersial, dan merupakan bank pertama di Indonesia yang berdiri di bawah pengawasan pemerintah kolonial. Bank ini memiliki wewenang untuk mengeluarkan mata uang gulden, yang berfungsi sebagai alat tukar resmi di wilayah Hindia Belanda. PERIODE SETELAH KEMERDEKAAN Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, sistem perbankan mulai mengalami nasionalisasi. Pada tahun 1951, pemerintah Indonesia mengambil alih De Javasche Bank, yang kemudian diubah menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953. Bank Indonesia diberi tugas sebagai bank sentral dengan wewenang mengatur kebijakan moneter dan mengelola mata uang rupiah yang menggantikan gulden Belanda. Seiring berkembangnya ekonomi Indonesia, banyak bank nasional mulai didirikan. Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi salah satu bank nasional pertama yang didirikan oleh pemerintah pada tahun 1946. Selanjutnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang awalnya berdiri pada masa kolonial sebagai lembaga keuangan agraria, diambil alih oleh pemerintah dan diubah fungsinya untuk melayani masyarakat luas, terutama di sektor agraria dan pedesaan. Pada dekade 1960-an hingga 1980-an, perbankan di Indonesia terus berkembang dengan didirikannya berbagai bank swasta, seperti Bank Central Asia (BCA) dan Bank Danamon. Reformasi ekonomi di akhir tahun 1980-an dan 1990-an membuka jalan bagi liberalisasi sektor perbankan, termasuk kebijakan deregulasi yang memungkinkan bank swasta berkembang pesat. KRISIS MONETER & PEMULIHAN Perbankan Indonesia mengalami guncangan besar selama krisis moneter Asia pada tahun 1997-1998. Banyak bank swasta kolaps karena tidak mampu menanggung beban kredit macet akibat depresiasi tajam rupiah. Pemerintah Indonesia terpaksa melakukan restrukturisasi besar-besaran terhadap sektor perbankan, termasuk menasionalisasi beberapa bank swasta yang kolaps. Setelah krisis tersebut, perbankan Indonesia bangkit kembali dan mengalami pertumbuhan pesat, didukung oleh kebijakan pemerintah yang lebih prudent dalam mengatur sektor keuangan. Saat ini, sistem perbankan Indonesia terdiri dari berbagai bank nasional, bank swasta, serta bank asing yang beroperasi di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). KESIMPULAN Perbankan di Indonesia telah melalui perjalanan panjang dari sistem tradisional penyimpanan harta pada zaman kerajaan hingga menjadi sistem keuangan modern yang kita kenal sekarang. Dengan peran pentingnya dalam mendukung perekonomian nasional, perbankan Indonesia terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan tantangan global. Referensi: 1. Tim Penulis Sejarah Bank Indonesia. Sejarah Bank Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia, 2015. 2. Lindblad, J. Thomas. Sejarah Ekonomi Modern Indonesia. Leiden: KITLV Press, 1998.

 SEJARAH PERBANKAN INDONESIA


Perbankan di Indonesia memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak zaman kerajaan, jauh sebelum lembaga perbankan modern terbentuk. Pada masa kerajaan di Nusantara, cara menyimpan uang dan harta benda dilakukan dengan metode tradisional yang terfokus pada sistem barter dan simpanan kekayaan di lingkungan kerajaan atau istana. Kekayaan berupa emas, perak, rempah-rempah, dan benda berharga lainnya sering kali disimpan dalam bentuk fisik di lumbung atau dalam kepemilikan langsung oleh para raja dan bangsawan.



ZAMAN KERAJAAN & KOLONIAL BELANDA

Pada masa Kerajaan Majapahit, Sriwijaya, dan Mataram, bentuk penyimpanan kekayaan yang aman diatur oleh pihak kerajaan, di mana perdagangan internasional terutama dilakukan dengan negara-negara asing seperti India dan Tiongkok. Namun, belum ada sistem perbankan formal seperti yang kita kenal sekarang.


Era kolonial Belanda membawa perubahan signifikan. Pada abad ke-18, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), perusahaan dagang Belanda, mulai mengendalikan perdagangan di Nusantara. Dalam rangka mendukung operasionalnya, VOC mendirikan lembaga keuangan yang menjadi cikal bakal bank modern. VOC juga mengeluarkan surat utang atau obligaties, yang dapat dianggap sebagai salah satu bentuk awal instrumen keuangan di Nusantara.


Pada tahun 1828, setelah VOC bubar, didirikan De Javasche Bank oleh pemerintah kolonial Belanda. De Javasche Bank berfungsi sebagai bank sentral sekaligus bank komersial, dan merupakan bank pertama di Indonesia yang berdiri di bawah pengawasan pemerintah kolonial. Bank ini memiliki wewenang untuk mengeluarkan mata uang gulden, yang berfungsi sebagai alat tukar resmi di wilayah Hindia Belanda.


PERIODE SETELAH KEMERDEKAAN

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, sistem perbankan mulai mengalami nasionalisasi. Pada tahun 1951, pemerintah Indonesia mengambil alih De Javasche Bank, yang kemudian diubah menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953. Bank Indonesia diberi tugas sebagai bank sentral dengan wewenang mengatur kebijakan moneter dan mengelola mata uang rupiah yang menggantikan gulden Belanda.


Seiring berkembangnya ekonomi Indonesia, banyak bank nasional mulai didirikan. Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi salah satu bank nasional pertama yang didirikan oleh pemerintah pada tahun 1946. Selanjutnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang awalnya berdiri pada masa kolonial sebagai lembaga keuangan agraria, diambil alih oleh pemerintah dan diubah fungsinya untuk melayani masyarakat luas, terutama di sektor agraria dan pedesaan.


Pada dekade 1960-an hingga 1980-an, perbankan di Indonesia terus berkembang dengan didirikannya berbagai bank swasta, seperti Bank Central Asia (BCA) dan Bank Danamon. Reformasi ekonomi di akhir tahun 1980-an dan 1990-an membuka jalan bagi liberalisasi sektor perbankan, termasuk kebijakan deregulasi yang memungkinkan bank swasta berkembang pesat.


KRISIS MONETER & PEMULIHAN

Perbankan Indonesia mengalami guncangan besar selama krisis moneter Asia pada tahun 1997-1998. Banyak bank swasta kolaps karena tidak mampu menanggung beban kredit macet akibat depresiasi tajam rupiah. Pemerintah Indonesia terpaksa melakukan restrukturisasi besar-besaran terhadap sektor perbankan, termasuk menasionalisasi beberapa bank swasta yang kolaps.


Setelah krisis tersebut, perbankan Indonesia bangkit kembali dan mengalami pertumbuhan pesat, didukung oleh kebijakan pemerintah yang lebih prudent dalam mengatur sektor keuangan. Saat ini, sistem perbankan Indonesia terdiri dari berbagai bank nasional, bank swasta, serta bank asing yang beroperasi di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).


KESIMPULAN

Perbankan di Indonesia telah melalui perjalanan panjang dari sistem tradisional penyimpanan harta pada zaman kerajaan hingga menjadi sistem keuangan modern yang kita kenal sekarang. Dengan peran pentingnya dalam mendukung perekonomian nasional, perbankan Indonesia terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan tantangan global.


Referensi:

1. Tim Penulis Sejarah Bank Indonesia. Sejarah Bank Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia, 2015.

2. Lindblad, J. Thomas. Sejarah Ekonomi Modern Indonesia. Leiden: KITLV Press, 1998.

No comments:

Post a Comment