Bregada Mantrijero diambil dari dua suku kata, yaitu: Mantri dan Jero. ‘Mantri’ bermakna juru bicara, menteri, atau jabatan di atas bupati. Sedangkan kata ‘Jero’ berarti dalam. Secara filosofis, Mantrijero kemudian dimaknai sebagai prajurit yang memiliki wewenang untuk ikut bagian pada perumus keputusan atas ragam hal di dalam Keraton Yogyakarta.
Keberadaan Bregada Mantrijero telah ada sejak Sri Sultan Hamengku Buwono I masih bergelar Pangeran Mangkubumi. Menjadi kesatuan yang dapat diandalkan, Bregada Mantrijero berhasil menyingkirkan Mayor Clereq saat pertempuran Jenar pada 12 Desember 1751. Pasca Perjanjian Giyanti pada 1755, kesatuan ini sempat bernama Mantrilebet dengan pemaknaan dan ketugasan yang sama. Keberadaan Bregada Mantrijero di Keraton Yogyakarta memiliki andil penting dalam segi pembangunan dan pengelolaan. Tercermin dari penamaannya, keberadaan Bregada Mantrijero tidak dapat dipandang sebelah mata, karena memiliki tugas penting sebagai badan pertimbangan di Keraton Yogyakarta.
Yuwono Sri S, dkk. 2009. Prajurit Kraton Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Yogyakarta.
Naskah “Buku Gambar Prajurit Ngayogyakarta Hadiningrat”. Koleksi Kawedanan Widya Budaya.
Mari Condronegoro. 1995. Memahami Busana Adat Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Wulandari, Arsanti. 2012. Dokumen Tata Busana Prajurit dalam Babad Ngayogyakarta. Yogyakarta: Manassa
#KratonJogja #PrajuritKeraton #BregadaKeraton #Bregada #BregadaMantrijero #Mantrijeron #KeratonYogyakarta
No comments:
Post a Comment